Places To Go

Thursday, December 29, 2011

"Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia"
Nidji - Laskar Pelangi

Bagi saya, punya mimpi itu penting. Mimpi bisa membuat kita semangat menjalani hari-hari. Mimpi pun bisa jadi motivasi tersendiri ketika kita berada di titik terendah semangat hidup dan bahkan hampir putus asa. Mimpi membuat kita semakin menyadari adanya hubungan ikhtiar-doa-tawakkal dalam hidup ini. Mimpi juga bisa menjadikan kita sadar bahwa sebetulnya ADA yang harus kita RAIH di MASA DEPAN.

Setiap orang pasti punya mimpi yang berbeda. Setiap orang pasti punya cita-cita yang berbeda. Setiap orang pasti punya harapan dan target yang berbeda. Setiap orang pasti mengharapkan prestasi yang berbeda... dan setiap orang pasti punya tempat wisata idaman yang berbeda, hehe *ketahuan deh ya apa yang bakal diomongin :p*. Okelah, di postingan kali ini saya ingin memberitahu Anda semua tempat-tempat mana saja yang berhasil "mencuri" hati saya dan menantang saya untuk mengunjunginya. Check these out!

1. Tiga Masjid
    Di dunia ini ada tiga masjid "istimewa" karena masjid-masjid tersebut tercantum nama dan kisahnya dalam Al-Qur'an. Subhanallah... Masjid-masjid tersebut menjadi saksi sekaligus bukti perjuangan penyebaran agama Islam mulai zaman Jahiliyah hingga sekarang. Masjid-masjid tersebut juga mengingatkan kita akan kekuasaan-Nya.Sebagai orang Islam, tentunya saya pun berharap mempunyai kesempatan berkunjung ke sana.
Masjidil Haram - Mekkah

Masjid Nabawi - Madinah

2. Swiss
    Mendengar kata "Swiss", apa yang terbayang di benak kalian? Kalo saya, saya langsung membayangkan panorama alamnya yang indah, padang rumput hijau yang terhampar luas sejauh mata memandang, gunung Alpen yang diselimuti salju abadi, daaaaan negara penghasil coklat terbesar di dunia! Hahaha xD. Swiss sudah mempunyai tempat tersendiri di hati saya dan bener-benar membuat saya ingin ke sana...






3. Sydney
    Sebetulnya, saya menyukai Australia secara keseluruhan. Namun baru-baru aja terinspirasi oleh Bu Rahma Fitriani (dosen Ekonomi) dan Pak Loekito Adi Soehono (dosen Ilmu Kehidupan) sehingga saya pun mulai spesifik melirik Sydney sebagai salah satu kota idaman *selain Perth ketika jaman SMA :p*. Ya, kedua dosen saya itu lulusan University of Sydney, Australia. Oh iya, saya juga jadi pengen ke Australia karena Pak Sukhendro bercerita tentang anaknya yang dapet beasiswa S2 *sekarang kerja di sana* dan menikah dengan sesama orang Indonesia yang bekerja di KBRI Canberra. Hehe. Kalo emang jodoh mah ternyata ketemu juga ya meskipun udah "terdampar" jauh di lain benua :p




semoga saya berkesempatan melanjutkan studi ke sana, aamiin =)

4. Yogyakarta
    Berhubung tiga tempat yang tadi lokasinya ada di luar Indonesia, bukan berarti saya sama sekali nggak berminat menjelajahi negeri sendiri lho. Saya sangat excited menelusuri keindahan alam dan keragaman budaya Indonesia =)
Salah satu tempat di Indonesia yang LAGI ingin saya kunjungi *ke-dua kalinya* adalah Yogya. Kenapa? Karena saya lagi sering denger lagunya KLA Project yang berjudul Yogyakarta, hehe. To be honest, lagu ini membuat saya jatuh cinta. Saya jadi pengeeeeeen banget main ke sana ;)






Oh iya, menurut saya, Yogya masih jauh lebih pantas (compared to Ba*i) dijadikan ikon Indonesia untuk mengundang turis internasional dalam rangka "visit Indonesia". Sepengamatan saya, Yogya masih memiliki nilai-nilai budaya Indonesia yang tercermin dari bangunan-bangunan sejarahnya, keramahan penduduknya, dan yang pasti sih kesopanan fashionnya. Beda sama Ba*i yang udah dijadikan surga bagi para bule sehingga mereka pun cenderung berperilaku dan berpenampilan "seadanya". Uh! *sorry agak subyektif

Well, mungkin cuma ini yang bisa saya posting. Lain kali akan saya ajak menelusuri mimpi-mimpi saya yang lainnya, hehe. Last but not least, ada yang mau mengajak saya ke salah satu tempat di atas? =)

Jelajah dunia lewat dunia maya ;)

Dakwah Itu....

Wednesday, December 28, 2011

DAKWAH itu SEJUK,
ketika ada KASIH SAYANG di dalamnya

DAKWAH itu SERU,
karena fluktuasi SUSAH SENANGnya

DAKWAH itu MENANTANG,
karena KESULITAN-KESULITAN yang pasti ada

DAKWAH itu INDAH,
ketika kita tahu ILMU bahkan SENInya

dan DAKWAH itu BERKAH,
ketika HANYA ALLAH TUJUANnya.

Keep Going! ^_^

*copast dari posting salah satu senior FORKALAM di grup facebook, hehe

Amanah

Monday, December 26, 2011

26 Desember 2011 19:01

Bismillah
Assalamu’alaikum wr wb
Dengan bangga mengucapkan selamat bergabung di keluarga besar PSDM BEM FMIPA SIGMA 2012…
Semoga bisa bersama-sama memberikan kontribusi terbaik kita untuk MIPA yang lebih baik

Wassalamu’alaikum wr wb

-Menteri PSDM BEM FMIPA-


Alhamdulillah… Allah mengizinkan saya untuk memegang amanah di Dept. Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) BEM FMIPA. SMS yang berisi kabar tersebut masuk ke HP saya bagaikan “jawaban”, karena saat itu saya sedang memikirkan apa yang kelak saya kontribusikan bagi lingkungan saya, khususnya lingkungan kampus. Mungkin di BEM inilah salah satu pintu saya untuk berkontribusi dan mengembangkan segala potensi.

Seperti yang sudah saya tetapkan, PR terbesar saya adalah memperbaiki diri. Ya, semua dimulai dari memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu untuk kemudian bisa memperbaiki lingkungan. Dengan menjadi baik, otomatis kita bisa menjadi teladan. Orang lain pun lebih melihat “bagaimana diri kita” dibandingkan “apa yang kita katakan” ;)

 Allah sudah memberi saya kesempatan, tugas saya adalah memanfaatkannya.
Semoga memang ini jalan yang terbaik. Semoga aku bisa menjadi orang yang professional dalam bekerja dan istiqomah menjaga amanah.
Aamiin.
Bismillah.

Allah tidak akan memberi beban di luar kesanggupan hamba-Nya….

Hujan

Friday, December 23, 2011

"Jadilah seperti hujan yang menyuburkan tanah"
-someone

Sydney







This is what keeps me going. I hope someday I'll be part of it! Aamiin.

A Contemplation

"Listen to the rhythm of the falling rain... telling me just what a fool I've been"

It's raining outside. Actually I'm not in the mood to write. Currently I'm in a Kemipaan class, but the lecturer isn't coming today. Here I am, sitting next to window, pouring my idea and seeing the rain falls to the ground.

I had a pre-UAS for Basic Mathematics subject this morning. Actually it was such a parameter to see how ready we are to face "truly" UAS on January 9-20, 2012. Seeing what happened this morning really makes me sure that I'm NOT ready yet for it. There were 5 questions, but I just could answer 3. You know... It really made me down knowing that some of my friends got 100 on the test. Hah! I should have done it well too -_______-
 
Don't blame on someone! Don't blame on your activities! Don't blame on your destiny!
NO EXCUSE, please!!! Just look what's wrong with yourself!

If I could, I would turn back the time.

Rezeki

Tuesday, December 6, 2011

 “… jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS Yunus : 107)

Bismillah.
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya, sepenggal kalimat dengan makna yang luar biasa itu selalu kita baca di awal setiap aktivitas kita. Iya kan? Insya Allah iya ya, hehe... Aamiin =)

Saya mau berbagi cerita, terinspirasi dari salah satu kejadian tadi pagi dan ayat Al-Qur’an yang saya cantumkan di awal posting ini. Begini ceritanya….

Tadi pagi salah satu sahabat saya, Nanda, ditelpon oleh pihak Kemahasiswaan FMIPA ketika masih berada di kostnya. Tak disangka, telpon tersebut berisi kabar bahwa ia mendapatkan beasiswa PPA (kalo nggak salah sih penghargaan prestasi akademik gitu deh, saya dan dia juga kurang tau apa kepanjangannya :p). Nanda heran. Dia tidak mengetahui adanya beasiswa tersebut. Dari program studi Statistika ternyata ada beberapa orang lagi yang juga mendapat beasiswa yang sama. Akhirnya pihak Kemahasiswaan menyebutkan nama-nama penerima beasiswa lainnya sekaligus meminta tolong kepada Nanda untuk memberitahukan kabar ini kepada mereka agar segera menyiapkan syarat-syarat yang diperlukan untuk mencairkan beasiswa *emangnya es? :p*.
 Oke, episode Nanda berakhir di sini.

Sesampainya di kelas *kebetulan saya dan Nanda datang berbarengan karena kami habis belajar di mushala*, Nanda menceritakan hal ini kepada Suci, yang juga sahabat kami. Ternyata Suci juga merupakan salah satu penerima beasiswa tersebut. Suci heran, “kok bisa dapet beasiswa? kayanya aku nggak daftar deh…”. Ketika teman-teman lain menanyakan kenapa mereka bisa mendapat beasiswa, mereka pun bingung menjawabnya. Ya, Suci dan Nanda sama-sama bingung terhadap “durian runtuh” yang menimpa mereka. Mereka sama sekali tidak apply beasiswa, bahkan mengetahui berita adanya beasiswa tersebut pun tidak, tetapi justru mereka yang terpilih. Rezeki memang nggak kemana-mana =)
Episode Suci juga berakhir di sini.

Well… yeah… intinya saya mau tadabbur terhadap salah satu ayat Qur’an di surat Yunus (10) ayat 107 : “… jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya…”. Allah Maha Berkehendak. Jika Ia berkata “Jadilah!”, maka jadilah ia. Ia tempat bergantung, tempat meminta. Ia Maha Kaya. Langit, bumi, beserta seluruh isi di antara keduanya adalah milik-Nya. Sudah menjadi “hukum alam” bahwa ketika kita menginginkan sesuatu maka kita harus minta izin terlebih dahulu kepada pemiliknya. Kita “mupeng” sama mangga di pohon milik tetangga. Daripada malah bikin dosa dengan mengambil mangga tersebut diam-diam, lebih baik kita berterus terang pada sang pemilik. Pasti terasa sungkan ya ketika kita harus meminta, secara memberi itu lebih baik daripada menerima, apalagi meminta. Mungkin dia menolak. Mungkin dia mengizinkan dan langsung mempersilakan kita untuk memetiknya. Mungkin dia meminta kita bersabar, dia berjanji memberikannya pada kita saat panen tiba. Alternatif selain meminta ya berarti kita harus membeli di pasar, hehe. Setidaknya kan kita sudah berusaha untuk tidak terjerumus ke dalam lembah dosa.

Bicara meminta….
Hmm, Allah kan Maha Pengasih dan Penyayang. Ia mengasihi semua makhluk-Nya, namun hanya orang-orang beriman lah yang berhak mendapat kasih sayang-Nya.  Pada surat Al-Mu’min (40) ayat 60 : Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu…” jelas sudah bahwa Allah menyuruh kita meminta apapun kepada-Nya. So, tak ada tuh alasan untuk meminta bantuan “orang pintar” dalam memenuhi hajat-hajat kita. Bukankah “orang pintar” tersebut juga masih bergantung kepada pihak lain yang lebih pintar darinya? Bukankah sebesar apapun yang kita minta tetaplah hanya bagian yang sangat kecil dari seluruh kekayaan-Nya? Mudah saja bagi Allah memberikannya untuk kita, tetapi Ia pun ingin melihat sejauh mana kita berusaha mendapatkannya. Di sini kita dituntut untuk “memantaskan” diri dengan apa yang kita minta. The only way is… Ikhtiar yang diiringi do’a, setelah itu tawakkal terhadap segala keputusan-Nya. Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk kita =)

Kembali ke beasiswa.
Mengapa kedua sahabat saya bisa terpilih dari sekitar 600 mahasiswa baru lainnya yang tentunya memiliki kesempatan yang sama? Mengapa tak ada nama saya dalam daftar penerima beasiswa itu?
Saya tak mau terlalu memikirkannya. Ini semua misteri Illahi *kaya judul lagu :p*. Lebih baik saya “memantaskan” diri untuk bisa menerima beasiswa dengan bersungguh-sungguh menjalani kuliah, berprestasi, aktif berorganisasi, dan tetap dakwah juga tentunya.  Sekilas  “teguran” bahwa mungkin saya belum menjalani itu semua dengan seimbang, apalagi mencapai kata maksimal. Allah Menghendaki saya untuk terlebih dahulu merasakan pahitnya perjuangan sebelum akhirnya menengguk manisnya kemenangan.

Saya yakin kedua sahabat saya itu termasuk orang  yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Sekali lagi, kalo rezeki emang nggak bakal kemana-mana. Saya pun berharap semoga saya bisa menjadi salah satu yang Dia kehendaki untuk mendapat beasiswa, aamiin =)

Anyway, turut senang atas prestasi kedua sahabat saya itu. Congratulation! I’m very proud of you, guys… :D

Semoga apapun yang terjadi tak sedikitpun menyurutkan keyakinanku akan janji-Mu….

9:52 PM

Aku tercengang pada sang waktu yang tiba-tiba menyeretmu dari hidupku.

Haruskah kebersamaan kita berakhir begitu saja setelah lebih dari setahun kita bersama?

Tidak, ini bukan kemauanku. Aku hanya menjalani apa yang ada di hadapanku.


Semua terjadi dalam hitungan detik. Sejujurnya, sulit untuk merelakannya, apalagi sekadar mempercayainya. Semuanya bermula ketika tadi aku hendak mengerjakan tugas. Malam ini, entah ada angin apa, engkau diam membisu. Mengingat dirimu yang selama ini setia menemaniku, muncul sebersit tanya dalam benakku, “Ada apa denganmu?”. Kau masih diam, tak sedikitpun merespon pertanyaanku. Raut wajahku mulai berubah, menjadi gelisah. Nampaknya semua orang bisa melihat itu. Aku bingung. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku hampir putus asa untuk berusaha, lebih memilih membiarkanmu pergi ketimbang memperjuangkan kau kembali. Aku… aku hanya bisa bersiap menghadapi kemungkinan terburuk yang mungkin telah menyambutku di depan pintu.

Beberapa detik aku berada dalam ketakutan. Ya, takut jika memang inilah waktunya…. waktu yang akan memisahkan kita. Aku berikhtiar semampu yang aku bisa. Orang-orang di sekitarku memberi semangat. It works. Kata-kata mereka memberiku sedikit sinar harapan untuk bisa berhasil kembali menggapaimu. Namun harapan itu tak mampu bersinar lama, perlahan ia meredup. Aku sadar saat itu aku sedang bersaing dengan sang waktu. Hmm, aku tau betapa tangguhnya ia yang sering diibaratkan sebagai pedang ataupun uang. Ia juga yang paling diwaspadai oleh orang-orang beriman.

Pada akhirnya memang aku berhenti berharap.  Bukan berarti aku menyerah, tetapi memang inilah takdirnya. Kucoba untuk menghadirkan rasa ikhlas di hati. Kepergianmu tak bisa dihindari, sekeras apapun aku berusaha.


Pantaskah menggugat sesuatu yang sudah ditakdirkan oleh-Nya?

***

Tenang… ini bukan tentang kehilangan seseorang seperti yang mungkin kalian bayangkan ketika tadi masih membaca, hehe. Saya memang kehilangan… kehilangan seluruh data yang saya arsipkan semenjak SMK. Ya, data tersebut pergi seiring dengan “request paksa” dari sang flash disk yang tiba-tiba minta  diformat ulang, zzzzzzzzzzzzzz -___________-
Totalnya hampir 4GB *mantap!*. Isinya e-book, tugas-tugas sekolah & organisasi semasa SMK, saved pages dari berbagai website, dan memorable files lainnya. Saya pun nggak punya back up nya. Tapi ya sudahlah, lebih baik saya ikhlaskan saja karena menangispun takkan mampu membuat data tersebut kembali =)

So, silakan mengambil pelajaran dari pengalaman saya ini bahwa membuat back-up data itu SANGAT SANGAT PENTING. Jangan lagi menyepelekan hal-hal kecil ;)


Kita nggak pernah tau kapan laptop atau flash disk kita tiba-tiba “menghapus kenangan” yang selama ini sudah kita kumpulkan….