Mama

Sunday, December 22, 2013



Hadiah merupakan salah satu ekspresi cinta. Seribu hadiah mampu meyakinkan seseorang bahwa ia sosok yang dicinta. Namun ada satu hadiah paling berharga, yang orang-orang sangat bersyukur mendapatkannya : kehadiran orang tercinta.

Mohon maaf saat ini Teteh berada jauh dari sisi Mama, nggak bisa memberi sebaik-baiknya hadiah. Sebuah pengorbanan yang insya Allah hasilnya membanggakan Mama. Percayalah, do’a terbaik selalu Teteh lantunkan untuk Mama serta keluarga di sana.

Happy mother’s day. I love you more than I can say :*


A

Monday, November 25, 2013


Bismillah. Saya maju di PEMIRA UB 2013.

Dzulhijjah in Love

Monday, October 14, 2013

14 Okt 2013. 23:41.
Mata susah dipejamkan.

Beberapa hari terakhir ini gue galau berat. Bukan karena nggak terpilih jadi peserta FIM 15. Bukan pula karena nggak jadi mendaki Semeru di moment libur panjang Idul Adha ini. Tapi sungguh gue galau akibat rasa rindu yang hebat pada keluarga di Tangerang sana.

Well, kemarin Rabu dipinjemin novel “Ibuk” sama Nanda. Ah, novel itu sungguh menggalaukan.
Itu berisi kisah Ibunya Iwan Setyawan, penulis 9 Summers 10 Autumn dan Statistikawan yg pernah jadi Manager di New York. Mostly menceritakan perjuangan Ibuk dalam kesederhanaannya untuk membesarkan lima orang anaknya. Udah gitu, dengan indahnya Pak Iwan berhasil membahasakan kebersamaan dan kehangatan keluarga mereka. Argh, mendadak merasa rindu sekali dengan saat-saat seperti itu. Dibangunin saat subuh, dibuatin sarapan, ditanya “tadi gimana di sekolah?”, momen kumpul bareng di rumah ketika hujan sedang turun, bantuin mama masak, berebut channel TV sama aa n adek, bahkan sekadar moment ribut sama mereka perkara dapet giliran bersihin rumah lantai atas atau bawah. Every single thing. Pokoknya kalo lagi liburan gini gue selalu dilanda rindu yang teramat sangat. Bisa jadi efek cemburu menyaksikan teman-teman yang pulang kampung. -_-

Idul Adha. Moment di mana banyak umat muslim dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Arab Saudi untuk ibadah haji. Jeddah, Mekkah, Madinah, Arafah, dan sekitarnya. Tahun 2010 lalu kita sekeluarga umroh bersama, mengunjungi tempat-tempat itu. Memandangi foto-foto kita tetap tak mampu menyembuhkan rindu. 







Semoga saja kita bisa kembali lagi ke sana bersama, dan kelak berkumpul di surga. Aamiin. :)

Ini lebaran Idul Adha ke-tiga tanpamu wahai keluarga tercinta.
Seandainya bisa, ingin sekali memaketkan diriku ke Tangerang sana agar kita bisa berkumpul bersama :’)

Hey ya!

Tuesday, October 8, 2013

Mau sedikit melepas penat. Kangen menarikan jari-jari di atas keyboard :D

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Jadi kapan terakhir kali saya posting di blog ini? Bulan Agustus, haha. Itu pun hanya beberapa baris efek luapan air mata :P. Tepatnya mungkin bulan Mei yaa, waktu saya cerita perjalanan dateng walimah ke Tulungagung. Keburu pergi empat hari kunjungan ke Depok dan Bandung. Keburu pekan sunyi menjelang UAS, nulisnya juga jadi ikutan sunyi. Keburu UAS. Keburu sibuk sama persiapan PROBINMABA FMIPA UB 2013 (Barakallah wa innalillah diamanahkan jadi Koordinator Pendamping, with 65 children XD). Keburu disibukkan dengan hal-hal lain, termasuk disibukkan oleh HP baru :p

Everyday has a story. Selalu saya bertekad untuk menuangkan apa yang kebetulan terlintas di pikiran saya saat itu menjadi tulisan-tulisan, yaah minimal untuk diceritakan dalam tulisan-tulisan santai di blog ini. Namun sering juga tekad hanya menjadi sebatas tekad, tanpa aksi nyata, tanpa perjuangan untuk bisa mewujudkannya. Bodohnya lagi, saya merasa pasrah saja, merasa bangga dan sudah cukup puas dengan apa yang pernah saya lakukan. Haha. Padahal kita nggak pernah tahu ya, siapa tahu tindakan yang menurut kita sepele ternyata menjadi inspirasi bagi orang lain. Beruntung kalo bisa jadi penyebab titik balik perubahan positif kehidupannya, kan jadi “kecipratan” pahalanya. Ah.  :”

Dari berbagai hal yang terjadi di hidup saya akhir-akhir ini, intinya saya semakin meyakini satu hal, yaitu apa yang kita jalani saat ini adalah memang yang terbaik buat kita. Allah sudah menyiapkan rencana indah untuk kita ke depannya, yang pada akhirnya akan membuat kita tersenyum dan malu karena mungkin pernah menggugat takdir-Nya.

Penasaran? Tunggu postingan saya selanjutnya :D

Argh

Friday, August 16, 2013

Minggu, 11 Agustus 2013
Di sela-sela obrolan
Saya : Minggu depan aku balik ke Malang
Mama : *diam sebentar*.  Ah, please don't say that.


Rabu, 14 Agustus 2013
Ayah : Teh, tiket pulang ada di Mama. Balik ke Malangnya nggak bisa diundur lagi?


Kamis, 15 Agustus 2013
Ayah update status di facebook, "Tersisa tiga hari lagi...". Saya tahu pasti status tersebut ditujukan ke saya, yang memang harus kembali ke Malang tiga hari kemudian. Status itu kemudian di-like oleh Mama.



Jadi nggak pengen pergi :'(

2015

Wednesday, July 31, 2013

Singkat saja, saya ingin cepat menjadi sarjana!

Appreciation

Monday, May 27, 2013


Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Seseorang pernah berkata bahwa salah satu cara agar tidak sampai mengeluhkan ke publik apa yang sedang kita rasakan adalah dengan membuka Microsoft Word di komputer, kemudian mengetik curhatan di sana, kemudian meng-close aplikasi tersebut tanpa men-save-nya. Saat ini saya sedang mencobanya dengan versi yang sedikit berbeda : membuka blog pribadi, mengetik apa yang sedang saya pikirkan, kemudian akan dengan sengaja mempublish dan menyebarluaskannya.

Tidak, saya tidak sedang mengeluhkan apa yang saya rasa. Saya hanya ingin berdiskusi saja. Pernahkah kalian merasa bahwa kalian sudah sebegitu pedulinya terhadap seseorang atau suatu kelompok, meluangkan waktu dan mengorbankan banyak hal sampai terkadang mengabaikan kepentingan kalian sendiri, kemudian kalian tidak mendapat balasan dari mereka sebagaimana mestinya? Nggak perlu yang muluk seperti kembali dipedulikan atau dianggap "ada". Yah minimal respon positif lah, seperti disambut dengan wajah yang ramah, dihargai kepeduliannya, atau diucapkan terima kasih. Bukan dengan keangkuhan tak mau mendengar atau bahkan tak ingin dipedulikan lagi oleh kalian. Pernah?

Tidak, saya sama sekali tidak bermaksud mengajak untuk menjadi riya’. Saya hanya ingin bertanya, "Bagaimana rasanya ketika tidak dihargai?". Terluka? Atau biasa saja? Bila berhasil merasakan yang kedua, bersyukurlah. Sepertinya kita akan menjadi manusia paling bahagia di dunia. Tapi bila merasakan yang pertama, bersyukur juga. Karena berarti masih ada sifat manusia normal pada diri kita. Bukankah mendapat ucapan terima kasih saja sudah akan menyenangkan hati?

Hei, coba sejenak mengingat kembali masa-masa kecil kita, masa di mana kita berumur empat atau lima. Dulu mungkin pernah kita berlari bahagia menuju pelukan orang tua sambil membawa permen lollipop pemberian tetangga. Lalu orang tua kita bertanya, “Itu permennya dari siapa? Sudah bilang makasih belum?”. Kemudian masa-masa di sekolah dari SD sampai SMA. Mungkin pernah kita diberi hadiah oleh orang tua karena menjadi juara kelas atau karena menorehkan prestasi lainnya, padahal kita tidak meminta. Lantas apa yang kita rasakan? Senang sekaligus semangat untuk terus berprestasi, kan?

Apa poin pentingnya? Mengucapkan terima kasih atas kebaikan yang orang lain lakukan merupakan suatu nilai kehidupan, yang akan menjaga hubungan sesama manusia tetap harmonis. Mengapresiasi sesuatu yang dicapainya, meski hanya dengan ucapan selamat, pun akan memberi kesan yang manis di hatinya,. Kita manusia, kan? Kita punya perasaan. Mereka yang berinteraksi dengan kita pun demikian. Wajar bila hati kita atau mereka agak terluka ketika tak dihargai, meskipun hanya karena tak diucapkan terima kasih.


Tiga perkataan yang penting untuk menjaga hubungan baik sesama manusia : maaf, tolong, dan terima kasih.
(Mama)


Malang, 26 Mei 2013     08:36