Pahlawan Gadget (?)

Monday, November 10, 2014

Setiap barang ada masanya, dan setiap masa ada barangnya.
(Kasih, 2014)

Setelah dua pekan lalu laptop saya diistirahatkan selama sepuluh hari di service centre karena engselnya pecah *apaaa??? coba ulangi! engselnya pecah? PECAH???*, tadi pagi smartphone saya mendadak cari perhatian. Iyes, dia mati-nyala-mati dengan sendirinya tanpa saya perintahkan. Ajaib. Saat tadi saya sedang bermusyawarah bersama teman-teman, selama itu pula dia berulang kali seperti itu. Saya biarkan saja, yang penting dia nggak mengganggu keberlangsungan acara (?). Lalu ada teman musyawarah saya yang baik bersedia meminjamkan salah satu hapenya untuk saya gunakan sementara. Alhamdulillah. Rezeki anak baik. XD

Sorenya saya memutuskan untuk membeli hape yang biasa-biasa saja, yang penting bisa untuk sms, telepon, alarm, radio, dan lampu senter dan juga nggak rusak meskipun sering jatuh. Bagi saya itu cukup untuk sementara ini. Nanti saja lah kalau harus beli smartphone lagi, semoga ada rezeki. Menembus gerimis lebat, saya menuju toko hape naik angkot, bagai seseorang yang rela berjuang menjemput sang pujaan hati. Tadaaaaa, akhirnya saya beli hape Sam*ung seharga dua lembar uang berwarna merah, yang insya Allah akan memudahkan saya berdakwah. Ceilaaaah.

Iseng ngobrol dengan mas-mas penjaga toko, saya menceritakan apa yang terjadi pada hape saya. Dengan sumringah mas-mas menjawab bahwa hape saya hanya butuh di-reboot, dan kebetulan di toko tersebut melayani reboot atau servis ringan. Saya serasa menemukan jalan di tengah hutan. Saya serahkan smartphone saya ke si mas-mas, katanya sih butuh waktu sekitar 3 hari untuk di-reboot. Oke gapapa deh. Alhamdulillah sekali jalan bisa selesai dua urusan.

Dan kalian tahu? Di perjalanan naik angkot tadi saya berpikir. Bisa jadi rusaknya gadget saya akhir-akhir ini adalah sebagai teguran dari Allah karena saya kurang mengoptimalkan penggunaan mereka, hiksssss T.T
Laptop, kurang digunakan untuk berkarya, menulis sesuatu yang bermanfaat (kenapa hanya "menulis"? karena saya nggak bisa mendesain, membuat video, mengedit foto, dan sejenisnya), setidaknya menginspirasi saja. Mungkin ia lebih banyak digunakan untuk hal yang sia-sia. Oh iya, mungkin ia marah karena nggak lekas diajak ngerjakan skirpsi ._.
Smartphone, yang sejatinya untuk menjalin silaturahim sebagaimana fungsi utamanya, mungkin ia lebih banyak berfungsi sebagai tempat penyaluran kegejean saya, apalagi semenjak ada Instagram *___*. Mungkin ia juga kurang digunakan untuk berkirim nasihat kebenaran dan kesabaran  .-.

Ya Rabbi. Sejujurnya aku bersyukur Kau menegurku saat ini, bukan nanti-nanti.
Untuk urusan dosa, aku benci akumulasi.

====================================================================

Anyway, selamat #HariPahlawan 10 November.
Jangan mencari-cari siapa pahlawan jaman sekarang. Kamu dan akulah orangnya.

Rain Made Me Smile :)

Friday, November 7, 2014

Tadi siang, sekitar jam-jam shalat Jum'at, saya berkutat di depan laptop ngebenahin proposal skripsi. Keasyikan di laboratorium Statistika yang tempatnya nyaman dan adem dan internet gratis, samar-samar saya mendengar suara rintik hujan. Mengintip dari balik jendela, benarlah di luar sana sedang turun hujan. After all these times :") Allahumma shayyiban naafi'an.

Rencananya sih sekitar jam setengah dua mau menghadap Pak Efendi, dosbing skripsi saya. Dodolnya saya, entah kenapa saya nggak memastikan lagi ke beliau jadwal fix saya bisa konsultasi jam berapa. Akhirnya saya serasa berada dalam ketidakpastian. Walhasil, saya baru ngeprint dokumen mepet jam setengah dua *gubrakkk*. Gerimis kecil, semi hujan gitu, saya terobos. Saya berlari-lari ke rental komputer terdekat dari kampus sambil menutupi kepala dengan map plastik putih transparan soalnya saya nggak punya payung. Berasa banget perjuangannya. Apa sih yang enggak buat masa depan B-)

Allah Maha Mengetahui isi hati hamba-Nya. Wallahu a'lam, mungkin karena ada sebersit perasaan saya yang menyepelekan bahwa ngeprint tidah butuh waktu yang lama, maka Allah mengirim "petir" ke saya. Rental komputernya ramai mahasiswa ngeprint -________________-. Selain itu, jeng jeng jeng jeeeenggg..... MATI LISTRIK!!! >.<

Gerimis pun menderas. Saya nggak mau menceritakan bagaimana detail kejadian siang itu. Tapi pada akhirnya, saya nggak jadi menghadap Pak Efendi untuk berkonsultasi, dan saya menyesali kebodohan saya sendiri T.T
Ada kalanya kamu merasa lebih susah untuk memaafkan dirimu sendiri.

Hampir jam setengah tiga. Masih hujan, bahkan sangat deras. Saya sama sekali tak ingin berlari atau menutupi kepala. Biar saja. Saya berjalan kembali ke kampus dengan langkah gontai. Setiap beberapa meter saya harus jingkrak-jingkrak melompati genangan air. Seperti menari di bawah hujan, aishhh. Hei, saya merasa seolah ada backsound Sherina - Pelangiku di kejauhan. Tiba-tiba hati saya ceria. Saya begitu menikmati (berkah) hujan ini! :)