Siang

Friday, November 6, 2015

Bismillah.

Menyadari betapa besar kasih sayang Allah, sejujurnya saya malu atas ketaatan pada-Nya yang masih tak seberapa.

Allah nggak pernah membiarkan saya begitu saja.

Sesekali saya dicoba, itupun masih sesuai kemampuan saya.

Sering kali Ia menunjukkan kebesaran-Nya, memberi pertolongan dari arah yang tak pernah saya sangka, tapi rasa syukur saya mungkin masih segitu-segitu saja.

Sudah berapa banyak peringatan yang Ia munculkan, tapi sepertinya saya masih sering mengabaikan.



Ya Allah, jadikanlah aku orang yang selalu bersyukur.



Bursa Efek Indonesia,
13 Oktober 2015     11:13 AM

Selamat Lima Tahun

Hari ini saya menghadiri perayaan anniversary Dwidasa Samsara Indonesia (DSI) ke-5 tahun. Sebagai pegawai baru di sana *ciyeeeh*, tentu saya sangat excited ketika menerima undangan via email sehari sebelumnya. :D

Poster sekaligus undangan yang dijarkom via email ke seluruh karyawan

Acara dilaksanakan hari Jum'at 6 November pukul 18.30 di Kantor Pusat DSI di Alam Sutera. Pagi sampai sore semua karyawan tetap bekerja seperti biasa, di site kerja masing-masing. Lalu kami pulang lebih awal sekitar habis shalat ashar (biasanya kami pulang di atas jam 8 malem, hehe), menuju Kantor Pusat.

Oh iya, DSI ini merupakan penyedia jasa layanan IT, mobile banking, internet banking, dan berbagai pembayaran elektronik. Jadi penempatan kami bermacam-macam. Saya ditempatkan di Bursa Efek Indonesia di Sudirman sebagai Business Analyst proyek IDXnet bersama Pak Aldy (Project Manager), Mas Ade (Programmer), Mas Heru (Programmer), dan Mas Romawi (Programmer). Karyawan lain pun mendapat tempat masing-masing, ada yang di Rabobank, Nasdaq, BPR, Indonet, dll.  :D

Singkat cerita, sekitar jam 7 malam, setelah hampir sekitar 50 karyawan berkumpul (ini termasuk banyak lho, dari 60-70 total karyawan DSI di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Oh iya, tadi juga ada yang datang dari Bandung dan Surabaya), acara pun dimulai. Pertama adalah sambutan dari Pak Yudi (Direktur Utama), dilanjutkan do'a, kemudian tiup lilin dan potong kue, dan yang terakhir adalah ramah tamah. Dalam sambutannya, Pak Yudi mengatakan bahwa selama lima tahun ini DSI sudah cukup memiliki banyak pencapaian. Sudah melayani 20 bank di Indonesia, mulai masuk ke ranah core banking, memiliki klien lokal dan internasional, dll. Alhamdulillah/. We have grown up and will always grow :D

Bagian serunya ketika sesi tiup lilin. Pak Yudi meminta agar yang tiup lilin adalah orang yang paling tua dan orang yang paling muda. Orang paling tua di DSI adalah Pak Feri (kalo ga salah tadi namanya itu), dan yang paling muda adalah..... saya!!! Wah, tadi saya sempat merasa gimanaaa gitu ketika Bu Kathrin langsung mencetus, "Wah, Sekar tuh yang paling muda. Sekar mana Sekar? Kamu lahir '93 kan?". Hehe. Merasa terharu, merasa "dianggap ada" meskipun saya baru 1,5 bulan bergabung di DSI, pokoknya merasa benar-benar jadi bagian keluarga besar :D

Yaudah akhirnya tadi saya dan Pak Feri yang meniup lilin, sambil dinyanyikan "Happy Birthday to You" dan "Tiup Lilinnya" oleh teman-teman. Kami terlihat seperti bapak dan anak, wkwk.

Acara dilanjutkan dengan sesi foto-foto, kemudian ramah tamah, kemudian pulang :D

Anyway,
Happy 5th anniversary, DSI! Semoga terus tumbuh :))


Hiasan di lobby lt.1. Cukup meriah. Ada balon-balon juga, tapi yang saya ambil gambar cuma yang ini :D

Aparat TNI Tembak Pengendara Motor

Thursday, November 5, 2015

Senjata seharusnya digunakan untuk melindungi rakyat, bukan untuk menakuti. Apalagi bila dilakukan oleh seorang TNI. Selasa sore (3/11) Serda Yoyok (40), anggota Batalyon Intel Taipur Kostrad Cibinong, menembak Marsin (33) seorang pengendara motor yang menyerempet mobil yang dinaikinya. Peristiwa terjadi saat  Serda Yoyok sedang mengendarai mobil bersama seorang informan dalam tugas monitoring. Ketika melintas di Jalan Raya Mayor Oking, Ciriung, Cibinong, mobil tersebut secara tidak sengaja diserempet oleh Marsin. Keduanya sempat terlibat adu mulut di depan SPBU Ciriung, sampai akhirnya Serda Yoyok mengeluarkan senjata dan menembak Marsin tepat di dahi hingga tembus ke kepala bagian belakang.
                Esoknya, konferensi pers diselenggarakan oleh TNI di Markas TNI AD Bogor terkait peristiwa tersebut. “Pasti dipecat, apapun menghilangkan nyawa orang lain, sengaja atau tidak sengaja, apalagi oleh aparat dengan menggunakan senjata”, kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Serda Yoyok memegang pistol jenis FN yang dibekali kesatuan untuk menangani suatu tugas rawan, seperti narkoba dan teroris. Untuk memiliki izin memegang senjata, seorang TNI harus melewati serangkaian tes psikologi, dan Serda Yoyok sudah melewati tes itu. Danyon Intel Kostrad, Mayor Deni Eka, mengungkapkan bahwa setelah penembakan terjadi pelaku langsung menyerahkan diri ke POM TNI terdekat.
Sementara itu Marsin telah dimakamkan di TPU Cirimekar, Cibinong, kemarin sore (4/11). Korban yang merupakan tulang punggung keluarga meninggalkan satu istri, dua anak, dan satu cucu laki-laki. Sehari-hari korban merupakan sosok yang baik terhadap keluarga maupun masyarakat di sekitar tempat tinggal, Jalan Kayu Manis RT04/02, Cirimekar. Korban sangat dekat dengan anak bungsunya, Irgi, yang baru berusia 5 tahun. Siti Masitoh (39), istri korban, nampak sangat shock dan terpukul atas penembakan yang menewaskan suaminya.
Pihak keluarga korban menyatakan sudah memaafkan perbuatan pelaku. Namun bagaimanapun, keluarga meminta agar proses hukum tetap dijalani secara transparan dan adil. Saat ini pelaku masih menjalani pemeriksaan di Denpom dan Kepolisian. Selain sanksi berupa pemecatan, tentu akan ada sanksi pidana.

***********************************
Sumber : diolah dari berbagai sumber

301 words

10:48-11:37 AM

#RoadToYPP2015 #December15

Sok-sokan Menulis Lagi

Thursday, September 17, 2015

Haloooo. Saya udah lamaaaa banget nggak nulis. Saya pun sampai kangen dengan tulisan saya.

Siang ini saya paksakan. Di meja kantor (oh iya saya udah kerja lhooo, ini hari ke-empat :D), pake laptop kantor, mumpung belum ada kerjaan~

Kita mulai dari mana yaaa. Hmmmmmm.

Pokoknya saya lagi nggak pengen nulis sesuatu yang "mikir".

Oh iya. Nahhh.

Saya mau semacam menyimpulkan(?) penyebab kenapa seseorang menjadi "malas" menulis. Berdasarkan pengalaman saya pribadi nih. Hahaha.

1. Kesibukan
Kita semua pasti punya kesibukan; kuliah, skripsian, kerja kantoran, kerja lapangan, bisnis/usaha, lomba, konser, fashion show, ngurus rumah tangga, bahkan sibuk nggak melakukan apa-apa (ya-ha!). Ada orang yang tetap bisa menyempatkan menulis di tengah kesibukannya, misal lagi nunggu pesawat di bandara sambil bikin puisi di notes HP. Banyak juga orang yang butuh waktu dan momen menyendiri untuk bisa nulis, misal malam hari ketika di rumah dan HARUS di kamar. Saya -sejauh ini- bukan orang yang bisa produktif menulis kalau lagi melakukan hal lain. Yah, paling juga suka nulis kalo emang lagi nggak ngapa-ngapain(?).

2. Punya "tempat cerita"
Sepengalaman saya, hal-hal yang ditulis biasanya hal-hal yang ingin kita ceritakan tapi nggak tau mau cerita ke siapa(?). Wkwk. Misalnya, pas lagi suka dalam diam *ehem* sama seseorang. Jadi suka bikin tulisan atau prosa KODE bertajuk kerinduan, kegalauan dan menunggu *tsaaahhhh*. Beda sama yang udah punya pasangan. Mereka langsung mengungkapkan kerinduan atau kecintaannya secara langsung. Saya mah salut banget sama Fahd Pahdepie, bisa menuliskan perasaannya pada sang istri atau siapapun, bukan hanya mengungkapkan dengan lisan :))
Oh iya, yang saya maksud "tempat cerita" di sini bisa juga grup-grup WhatsApp/Line/BBM yang membernya berisikan sahabat dekat bagaikan keluarga. Kita sudah merasa "lega" hanya dengan bercerita di grup pada mereka ._____.

3. Sosmed
Nah ini. Kebiasaan menulis panjang lebar di blog berubah ketika berbagai sosmed menyerang, haha. Dulu seneng banget menuliskan pikiran di blog sampai berparagraf-paragraf, eh sekarang mulai terbiasa hanya dengan 140 karakter (you know what kind of social media I mean :p). Dan yang sekarang makin hits yaitu menceritakan sesuatu cukup dengan gambar atau video (you also know what I mean :p).

4. Merasa "nggak aman"
Maybe it's kinda weird, tapi saya pernah merasakan ini. Definisi nggak aman itu macem-macem yaa. Bisa karena merasa dikepoin, merasa pemikiran/tulisannya liar, atau apapun. Yah, ketika merasa nggak aman, sepertinya banyak yang lebih memilih "bersembunyi".


5. Malas
Tanpa alasan. Pokoknya males aja.


Itu aja deh. Saya cuma mau "pemanasan" kok :))


Aseli, saya kangeeeennnn banget pengen nulis lagi.


Too much to tell.

Best Day in June

Sunday, June 28, 2015

Saya bermaksud mengundang anggota grup WA ini untuk buka puasa bersama di rumah.
Kalau hari Jum'at 26/6 kira-kira bisa kah?
-Chat dari Pak Efendi di grup WA "Road to S.Si"   (21/6   20:43)

Satu menit kemudian, ke-6 anggota grup bergantian merespon positif "Insya Allah bisa, Pak". Tak lupa pake emot smile :)

Oh iya, enam orang tersebut merupakan mahasiswa yang memulai pengerjaan skripsi di semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dengan bimbingan beliau : gue, Rani, Kurnia, Uum, Uli dan Adi. Ceritanya kami punya grup WA gitu deh untuk saling memotivasi dan memudahkan komunikasi. Keren kan? Pak Efendi juga masuk dalam grup itu.
Nama grup : Road to S.Si
Logo grup : tulisan "Sudahkah Mengerjakan Skripsi Hari Ini?"

 **************

Singkat cerita, Jum'at 26/6 kami berenam memenuhi undangan Pak Efendi. Kami disambut dengan sangat ramah dan hangat. Sejujurnya kami masih agak canggung di awal menempati ruang tamu, hehe. Tapi akhirnya obrolan pembuka mengalir begitu saja, tentang lingkungan sekitar rumah beliau, kesibukan kami sekarang, sampai tentang keluarga masing-masing (beliau sangat terbuka bercerita seputar keluarganya). Beliau benar-benar ingin mengenal kami lebih dekat. Obrolan semakin seru dengan cerita beliau melamar berbagai pekerjaan pasca S1 (sebelum mendapat beasiswa S2 S3), kehidupan selama kuliah di Belgia (puasa di sana sampai 18 jam, masih ada matahari jam 8 malam, dll), petualangan konferensi Statistika keliling Eropa dan dunia, nasihat untuk kami terkait memilih pekerjaan (jangan di bank konvensional, jangan di tempat yang kurang memberi ruang untuk mengembangkan diri), bahkan sampai pembahasan tokoh (beliau mengidolakan Bung Hatta & Buya Hamka), dan banyak lagi. Asyik banget.aa Oh iya, istri beliau juga sempat ikut mengobrol sebentar, namun kemudian kembali ke belakang (dapur), sepertinya menyiapkan menu untuk berbuka puasa kami nanti :)

Pak Efendi juga menyampaikan nasihat tentang memanfaatkan waktu di bulan Ramadhan. Kata beliau, "Bulan Ramadhan ini salah satu momen yang tepat untuk mempelajari Al-Qur'an". Beliau pun mengajak kami sejenak menelaah Al-Qur'an. Adi diminta membaca surat Ali-Imran 187-194, lalu kami memaknai artinya bersama-sama. Beberapa poin yang dibahas :
1. Di dunia ini tidak ada satu makhluk atau satu hal pun yang Allah ciptakan tanpa tujuan.
2. Ingatlah Allah ketika duduk, berdiri, dan berbaring. Ini mencakup semua aktivitas. Intinya, semua aktivitas kita itu ibadah.
3. Orang yang sombong tak bisa masuk surga. Menghirup wanginya pun tak bisa.
4.  Jadilah orang yang senantiasa berpikir


Adzan Maghrib pun berkumandang. Setelah menyantap ta'jil (kurma, brownies, cincau blewah), Pak Efendi mengajak Adi dan Uli untuk bergegas shalat Maghrib di masjid samping rumah, sedangkan kami yang perempuan shalat di rumah saja dengan istri beliau. Setelah itu, kami semua bersama-sama menyantap makanan besar (nasi, sayur, dll) sambil melanjutkan mengobrol. Mendekati waktu adzan Isya dan tarawih, kami berpamitan. Tak lupa mengabadikan momen berharga ini, ketika interaksi antara dosen dan mahasiswa tidak kaku, alias penuh keterbukaan dan rasa kekeluargaan. To be honest, serasa punya keluarga baru :')

Thanks Pak Efendi dan istri. Keep inspiring!

Captured by Bu Elly (istri Pak Efendi)

Matematika (?)

Friday, June 19, 2015

Semasa SMK saya memiliki seorang guru Matematika favorit, sebut saja Pak Adi Candra (a.k.a Pak Acan). Saya begitu mengidolakan beliau karena beberapa alasan. Pertama, beliau guru Matematika. Seolah sudah hal yang otomatis terjadi ketika guru mata pelajaran favorit juga akan menjadi guru favorit (oh iya, Matematika adalah pelajaran favorit saya sejak SMP sampai sekarang, meskipun sekarang kadarnya sedikit berkurang, hahaha). Kedua, beliau mampu menjelaskan Matematika dengan bahasa yang saya pahami dan membuat saya mengerti. Tidak semua guru Matematika mampu melakukan itu. Di SMP saya pernah mendapat guru Matematika yang…… ah begitulah. Ketiga, beliau merupakan sosok yang dapat diteladani. Kriteria saya pribadi lho itu. Yang saya maksud diteladani di sini adalah beliau merupakan sosok guru yang disiplin, rajin, sabar dalam mengajar, memotivasi, dekat dengan murid, asik diajak ngobrol/curhat, dan sangat religius. Di sisi lain, beliau juga seorang suami dan ayah yang baik. Family man. Kira-kira begitu dari apa yang saya lihat sendiri dan yang saya dengar dari cerita orang-orang.

Saya diajar beliau hanya ketika kelas sepuluh (X). Tetapi di luar itu, kami tetap memiliki interaksi meskipun tidak ada hal-hal yang mengikat (misalnya, beliau toh bukan wali kelas saya dan saya bukan pula siswa bimbingan beliau dalam persiapan olimpiade Matematika). Beliau mengingat saya dengan baik : nama lengkap, nama panggilan, kepribadian saya yg seperti ini, dll. Setiap kali berpapasan, kami saling menyapa. Tak jarang beliau yang memanggil saya terlebih dahulu. Entah kenapa, saya merasa “nyambung” dengan beliau, haha. Mungkin Matematika yang menjadi benang merahnya (?). Saya bisa mengobrol banyak hal dengan beliau. Oh iya, jadi teringat ketika suatu pagi saya dan beliau tak sengaja tiba bersamaan di parkiran motor sekolah kemudian sambil berjalan menuju kelas dengan beliau saya bercerita tentang ban motor saya yang barusan bocor. XD

Awal tahun 2011, saya mendengar kabar bahwa beliau akan pindah ke daerah Kalimantan Timur (saya lupa nama daerahnya) seiring dengan diterimanya beliau sebagai PNS di sana. Tentunya saya ikut merasa bahagia. Di penghujung masa SMK, saya pamit kepada semua guru untuk bersiap menjalani kehidupan baru di Malang. Saya bertukar nomer HP dengan beberapa guru yang cukup dekat dengan saya agar bisa tetap berkomunikasi, termasuk beliau. Kami masih sering berkomunikasi via SMS di awal Ramadhan, saat Idul Fitri (saling mengirim permintaan maaf dan ucapan lebaran), dan sampai saya sudah menjalani Semester 2 perkuliahan. Pernah satu kali beliau menelpon. Ketika panggilan dari beliau muncul di layar HP saya, awalnya saya kira itu kepencet atau nggak sengaja atau apaaa, wkwk. Ternyata beliau menelpon dengan penuh kesadaran, untuk menanyakan kabar saya. Di awal perkuliahan pun saya sering bercerita (baca : curhat) uneg-uneg pelajaran. Beliau selalu membalas SMS saya dengan sabar dan santai. Satu perkataan beliau yang begitu melekat di ingatan, “Matematika itu butuh latihan”. Namun segala komunikasi kami terputus begitu saja di bulan April 2012 karena HP saya yang rusak (kontak beliau hilang), saya yang berganti nomer HP, dan Facebook beliau yang sangat lama tidak ada update (sepertinya beliau lupa password, jadi kalaupun saya mengirim pesan via FB tidak akan ada respon). Sampai sekarang.

Saya sering membayangkan suatu saat saya bertemu beliau secara tidak sengaja, baik itu di Kalimantan (entah saya sedang dinas di sana, sedang main ke sana, berpapasan di bandara, atau saya bekerja di tempat yang sama dengan beliau dan ternyata beliau bos saya, atau apalah, wkwk) maupun di Malang (entah beliau sekeluarga sedang liburan, atau beliau melanjutkan S2 Matematika di FMIPA UB, atau apapun skenarioNya). Heuheu.

Lalu tadi pagi saya memimpikan beliau, padahal sebelumnya saya tidak memikirkan apapun tentang beliau (biasanya yang terbawa dalam mimpi adalah hal-hal yang paling kita pikirkan). Ceritanya beliau sedang menghadiri konferensi ilmiah di UB, lalu kami tidak sengaja bertemu *tidak begitu jelas bagaimana detailnya*. Pokoknya tiba-tiba kami sudah mengobrol di tempat konferensi. Beliau melihat skripsi saya yang sedang saya pegang, kemudian membacanya. Setelah itu beliau berkata, “Wah topikmu tentang simulasi. Yuk kita bikin paper buat konferensi di Australia. Saya lagi mencari anggota tim yang mau”. Saya pun mengiyakan.

Gileeeeeeee, keren banget kan mimpinya? Hahahaha.

Anyway, saya nggak tahu ini pertanda apa. Menurut saya ini mimpi baik. Dalam Islam dianjurkan bagi seseorang yang mengalami mimpi baik untuk merasa gembira, menceritakan isi mimpinya, dan menafsirkan dengan tafsir yang baik. Berkebalikan dengan yang mengalami mimpi buruk yang dianjurkan untuk segera shalat meminta perlindungan Allah dari isi mimpinya dan tak usah menceritakan mimpinya pada siapapun.

Mr. Adi Candra, may Allah always bless you and your family. Wherever. Whenever.



Malang, 19 Juni 2015     9:25 AM

Breakfast : A Mother's Love (Lifetime Reflection)

Sunday, May 31, 2015


       Four years ago, I just started living at Malang as a new undergraduate student of University of Brawijaya. At the very start, I wondered that I would live alone, taking care of things, handling problems by myself, and many more. My mother also worried about my diet. There were stories that many wandering students suffer stomach disorder (gastritis) because of irregular diet when they lived separately from home. Malang is located about 930 km (566 miles) from my hometown, a place I had never been there before.
Before I went to Malang, my mother gave me many advices about how life ahead. One of what she said, “Keep your health, watch your diet, and always have a breakfast before starting your activity everyday!”. One reason why she always prepared breakfast every morning for our family was she wanted her husband and her children to stay healthy and be energetic doing activities. She was quite strict in controlling “when and what” we eat. Simple, but very meaningful.
            I’ve been busy with my college life; lecture class, study club, group discussion, student organization, hang out with friends, travelling, etc. I never forget what my mother said, so I always have a breakfast everyday at 6.15 AM before going to campus. Comparing to my college friends, I found that I am the one who has a breakfast as a routine activity. Most of them would like to have it only sometimes or after 9 AM after first class finished. The others aren’t accustomed to have breakfast, so they prefered to merge it with lunch at about 11 AM (they called it BRUNCH – Breakfast & Lunch at one time). I can’t imagine how I can do my activities in that condition. It can be a serious problem when we didn’t supply energy through a breakfast and we should work hard until noon.
          Many people ignore body’s basic needs (food and rest) for the sake of work. Look at ourselves. Have we had our regular diet daily? Have we fulfilled our body’s need of energy properly? Have we cared about our health? Let’s have a reflection. If we pay attention and make health as a priority, we won’t force our body without giving its rights. If we keep our regular diet, at least we are safe from gastritis and other stomach disorder. Imagine if all people care about their health, at least there will be only a few number of illness in this world.
          There is a proverb “Men Sana In Corpore Sano” that means “inside a healthy body there is a strong soul”. Healthy is precious. Some people say that it is expensive. Without being healthy, all we have (moment, wealth, etc) won’t be joyable. That’s why I want to keep my health so I can enjoy life more. Let’s start from a small and pleasant one : having a breakfast!
 
#nutrifood      #healthagent

:D

Tuesday, March 24, 2015

Setelah proses seleksi, verifikasi, dan konfirmasi ulang, berikut kami umumkan daftar nama peserta FIM 17 :
NO.NAMA LENGKAPASAL INSTITUSI
1Abdelhaq Setya SubarkahUniversitas Indonesia
2Afifah MakhirlianaUniversitas Andalas
3Agnes Rapi PabumbunUniversitas Negeri Makassar
4Agus ElmansyaUniversitas Bangka Belitung
5Aji NugrohoUniversitas Sebelas Maret Surakarta
6Alda K. AssagafUniversitas Pattimura
7Almas ShabrinaUIN Syarif Hidayatullah
8Aloysius P. SiepUniversitas Negeri Papua
9Alvin Tio Deghi AreanaUIN Maulana Malik Ibrahim
10Andi AsriUnivesitas Mulawarman
11Andi Sitti HajarUniversitas Tadulako
12Aninditha Utami PutriUniversitas Pasundan
13Anindya Rizqi FauziyyahUniversitas Dian Nuswantoro
14Annisa Sekar KasihUniversitas Brawijaya
15Bayu Panji PangestuUniversitas Gadjah Mada
16Bayu Sadewa FebriantonoUniversitas Islam Indonesia
17Catur Surya Dharma SuryanaSTT PLN Jakarta
18Clarissa Aulia PraharsacittaUniversitas Udayana
19Danang SetiawanInstitut Pertanian Bogor
20Delsylia Tresnawaty UfiUniversitas Kristen Satya Wacana Salatiga
21Detri Kurnia TariUniversitas Negeri Yogyakarta
22Dhanang AjieInstitut Pertanian Bogor
23Dinda Permatasari HarahapUniversitas Andalas
24Dzikrina Aqsha MahardikaUniversitas Muhammadiyah Surakarta
25Eka AnzihoryUniversitas Sebelas Maret Surakarta
26Eko HidayatUniversitas Sriwijaya
27Ela Resti FitrianaUniversitas Negeri Semarang
28Elgi Zulfakar DiniyUniversitas Muhammadiyah Malang
29Eneng Dayu SaidahUniversitas Pakuan
30Ester KurniantiUniversitas Gadjah Mada
31Fadjar MulyaUniversitas Gadjah Mada
32Faishal WahiduddinUniversitas Padjadjaran
33FakhrurrizkiUniversitas Mataram
34Fakhry Hafiyyan WicaksanaUniversitas Gadjah Mada
35Fardhady Himawan Kusumo H.Institut Teknologi Telkom
36Fariliyn DanisyaUniversitas Sriwijaya
37Fredo MarinoInstitut Teknologi Bandung
38Ghufran Rahmat PutraUniversitas Padjadjaran
39Gita Nadia PramesaUniversitas Indonesia
40HabilUniversitas Tadulako
41Hanina Liddini HanifaInstitut Teknologi Bandung
42Harima RahmahUniversitas Lambung Mangkurat
43Herdi Fauzi RachmanUniversitas Negeri Jakarta
44Heri YuliantoUniversitas Lampung
45Herlina LovigaUniversitas Padjadjaran
46Hian LinahdiUniversitas Sulawesi Barat
47Iin CandrawatiInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
48Ilzam Nuzulul HakikiUIN Syarif Hidayatullah
49In AmullahUniversitas Jenderal Soedirman
50Ina MarwantinaUniversitas Jenderal Soedirman
51Indraka FadhlillahUniversitas Telkom
52Intan Clarissa SophianaUniversitas Diponegoro
53Istianah Alfikriyah D.Universitas Andalas
54JeaniwardaInstitut Koperasi Indonesia
55Jihan Shasika RaniUniversitas Andalas
56Jimmy SibagariangUniversitas Palangka Raya
57Kania Rahma NuredaUniversitas Diponegoro
58Kemal Harkat HadiatmaPoliteknik Negeri Jakarta
59Khoirunisa AmrullahUniversitas Airlangga
60Lelyta Merdeka ArianiUniversitas Islam Sultan Agung
61Lusi DianiInstitut Pertanian Bogor
62Lutfiah HayatiUniversitas Pendidikan Indonesia
63Lutvianto Pebri HandokoInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
64Mahir PratamaUIN Raden Fatah
65Martin RambeUniversitas Sumatera Utara
66Maulana MalikSchool of Universe
67Melati OctaviaUIN Sultan Syarif Kasim Riau
68Mirza Ardi WibawaUniversitas Indonesia
69MiswarUniversitas Muslim Indonesia
70Moch. Huda KurniawanUniversitas Negeri Semarang
71Mochammad Rizki SurawanUniversitas Negeri Jakarta
72Mohammad Radja Polem Geunta Melodia Rhapsodia Moritza ThaherInstitut Teknologi Bandung
73MuchlisUniversitas Tanjungpura
74Muh. ZaifullahUniversitas Hasanuddin
75Muh. Aqshar MarsaniUniversitas Hasanuddin
76Muhamad Chandra MaulanaUniversitas Negeri Jakarta
77Muhamad Rangga BarmanaInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
78Muhammad AkbarUniversitas Negeri Makassar
79Muhammad AlfandiPoliteknik Negeri Lhokseumawe
80Muhammad ArifSTKIP Surya
81Muhammad IhsanUniversitas Negeri Padang
82Muhammad Rizki DzulkarnainPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya
83Muhammad TaqwaUniversitas Sumatera Utara
84Mukhlis Nur A. Gani OhoiratIKIP Budi Utomo Malang
85Mulyati MangotingUniversitas Hasanuddin
86Musthofa Khuzein RangkutiUniversitas Negeri Medan
87Mutafawwiqin Rizqoni ArdiansyahInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
88NadzraUniversitas Negeri Makassar
89Nevia Prima VeraUniversitas Andalas
90Nevvi WibellaInstitut Pertanian Bogor
91Niken Kusuma WardaniUIN Syarif Hidayatullah
92Novi Dwi JayantiSTIKES Aisyiyah Surakarta
93Novian Andri SukartonoUniversitas Mulawarman
94Novilia AisahUniversitas Jember
95Nuansa Hanum PratiwiUniversitas Gadjah Mada
96Nur AlfatiningsihUniversitas Negeri Jakarta
97Nur Azizah NatsirUniversitas Muslim Indonesia
98Nurul Husna ArdiyantoNanyang Technological University
99Nurul Pratiwi HasbiUniversitas Sulawesi Barat
100Nurul QalbiUniversitas Muhammadiyah Makassar
101Panglima NagariUniversitas Brawijaya
102Pani AswinUniversitas Bengkulu
103Pramaeswari Hanum AgindivaUniversitas Diponegoro
104Puguh Dwi KuncoroUniversitas Teknologi Yogyakarta
105Puguh Prasstyo MulyoUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta
106Putri MonalisaUniversitas Jambi
107Rafi Putra ArriyanUniversitas Indonesia
108Rahmad Edo SaputroUniversitas Negeri Malang
109Rahmad HidayatUniversitas Negeri Padang
110Rani MusodahIAIN Raden Intan Lampung
111Ratu Arti Wulan SariUIN Sunan Gunung Djati
112Razi Akbar SabardiUniversitas Gadjah Mada
113Rebecca Haellyn WuisanUniversitas Jenderal Soedirman
114Rizaldy KulleSTKIP Surya
115Rizca ZahraInstitut Teknologi Bandung
116RobiyantiUniversitas Padjadjaran
117Rodiah RumataInstitut Pertanian Bogor
118Ruli AuliaUniversitas Gadjah Mada
119Ryzal Edwin SimaendaUniversitas Negeri Surabaya
120Saeful Lukmanul HakimUIN Sunan Gunung Djati
121Samira Tasyaa NaviandaInstitut Teknologi Bandung
122Sandy Armando SaputraUniversitas Negeri Medan
123Sarah FauziaUniversitas Pendidikan Indonesia
124Sebrina Suseno PutriUniversitas Diponegoro
125Sefri BarkahUniversitas Sriwijaya
126Sekar P. HanafiUniversitas Diponegoro
127Septi KurniasihUniversitas Bengkulu
128Septian WijayaUniversitas Negeri Jakarta
129Siti Desiree NasfhiaUniversitas Brawijaya
130Siti HumairahUniversitas Mataram
131Siti SarahUniversitas Jenderal Soedirman
132Sonia Ardina Zetriyanthy KiukKomunitas Anak Muda untuk Rote Ndao
133Stanijuanita MarantikaUniversitas Padjadjaran
134Syahiidah MuthmainnahUniversitas Negeri Jakarta
135SyahrulUniversitas Malikussaleh
136Syepti MelatiUniversitas Indonesia
137Thoriq SalafiNational University of Singapore
138Tisa LarasatiUniversitas Airlangga
139Ulfa MardatillahUIN Sunan Gunung Djati
140Ulvia Muspita AngrainiInstitut Pertanian Bogor
141Urwatil WutsqoInstitut Pertanian Bogor
142Urwatul WusqaInstitut Teknologi Bandung
143Vica Asrianti DwiputriInstitut Teknologi Bandung
144Wahyu Ardy PramonoUniversitas Brawijaya
145Wahyu AwaludinUniversitas Indonesia
146Weni Septi SusantiUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta
147Wildania Hilmy KamilaUniversitas Sebelas Maret Surakarta
148Yesi Chairani TanjungUniversitas Sumatera Utara
149Yobel Alexander PabaassingSTKIP Surya
150Yogi Tri CahyonoInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
151Yuanda Pangi HarahapInstitut Pertanian Bogor
152Yudi Hariansyah DjakayaUniversitas Negeri Gorontalo
153Yudi MuchtarUniversitas Riau
154ZulfikarUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa

Kami ucapkan selamat bagi para peserta terpilih. Surat penerimaan (Letter of Acceptance) dapat diunduh di sini. Dalam beberapa waktu ke depan Informasi terkait pelatihan FIM 17 akan ditambahkan. Harap para peserta mengikuti akun twitter dan facebook FIM secara berkala
Salam
Panitia FIM 17

*********************************************************************
Bismillah. Walhamdulillah.
Sebuah kesempatan yang tak ternilai harganya.
Pematangan menjadi pribadi yang lebih bermanfaat. Persiapan pasca kampus. Refreshing habis semhas *aamiin*.
Insya Allah :D