Akhir-akhir ini saya
sering melihat new stories di home Facebook mengenai teman-teman yang
baru saja menggunakan aplikasi “Pekerjaan apa yang cocok untukmu 10 tahun ke
depan”. Wew, sekilas mungkin terlihat seperti aplikasi peramalan, tetapi pada kenyataannya
itu hanya aplikasi “asal tebak”. Kenapa saya bilang demikian? Ya karena memang
untuk mendapatkan hasil akhir dari aplikasi tersebut tak perlulah repot
mendaftar, mengambil nomor antrian, mengantri berhari-hari sambil berdiri,
pergi bersemedi *sumpah, ini lebai sekali*. Ah kok pembicaraan saya jadi ngalor
ngidul ya. Maksud saya, untuk mendapatkan hasil akhir dari aplikasi ini nggak
perlu tuh yang namanya ngisi identitas sama jawab banyak pertanyaan yang bikin
perut kembali lapar padahal 30 menit yang lalu baru saja makan (?). Tinggal
klik aplikasinya, accept, klik, klik, klik. Saya lupa berapa kali harus
meng-klik dan apa saja yang harus di-klik. Yang jelas sih inti dari aplikasi
ini adalah kita banyak meng-klik. Sama sekali nggak perlu berpikir analitis
kok… *tapi mutlak perlu jika Anda tak punya banyak waktu untuk mengeksplor
berbagai macam aplikasi, lebih baik berpikir ulang berkali-kali sebelum
menggunakan aplikasi ini ^^v
Mungkin kalian
bertanya-tanya, “Kalo nggak jawab pertanyaan, darimana aplikasi tersebut bisa
menyimpulkan pekerjaan apa yang cocok untuk kita?”. Yah, sebetulnya saya juga
nggak tau, mungkin admin-nya mengecek keaktifan kita di fesbuk (?), kaya
banyaknya postingan, banyaknya comment, frekuensi comment, dan tak menutup
kemungkinan bahwa sang admin adalah fans kita (he knows everything :p).
Interesting. Meskipun seutuhnya saya tahu bahwa itu HANYAlah aplikasi pereka,
tetap saja rasa iseng-iseng-ingin-tahu bergelora di dada. Yah, kali aja
iseng-iseng kali ini berhadiah :D
Saya klik saja
aplikasi itu. Batin saya bertanya, “ini mana pertanyaan yang harus saya jawab?”.
Seinget saya, saya Cuma meng-klik salah satu button yang warnanya paling beda
dari yang lain, voila… muncul hasil “ramalan”; sejenis name-card beserta
deskripsi singkatnya.
“Mempertanyakan
kehidupan dari perspektif yang berbeda”
Itu yang pertama saya
baca. Dan begitu melihat name card-nya, wuihhh… takjub! Masa saya dianggap
cocok menjadi ahli filsafat!!! Mikir yang berat-berat aja emoh, apalagi kalo harus berkutat sama filsafat XD
this is it!!! :p |
Intinya, jangan
terpengaruh sama aplikasi fesbuk yang satu ini, hehe. Boleh sih kalo jadi
membuka mata terhadap potensi terpendam kita, dan bahkan lebih boleh lagi kalo
jadi termotivasi untuk mengembangkan potensi yang kita miliki. Kalo kata
pepatah, “rumput tetangga kadang terlihat lebih hijau dibandingkan rumput di
halaman rumah sendiri”. Well, terkadang kita memang lebih banyak iri melihat
kelebihan orang lain tanpa pernah berfikir bahwa Allah juga sudah memberikan
kelebihan pada diri kita. What we gotta do is… sadari bahwa diri kita memiliki
sejuta potensi, lalu kembangkan potensi tersebut agar bisa bermanfaat bagi
umat. Sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi sesama :)