Matematika (?)

Friday, June 19, 2015

Semasa SMK saya memiliki seorang guru Matematika favorit, sebut saja Pak Adi Candra (a.k.a Pak Acan). Saya begitu mengidolakan beliau karena beberapa alasan. Pertama, beliau guru Matematika. Seolah sudah hal yang otomatis terjadi ketika guru mata pelajaran favorit juga akan menjadi guru favorit (oh iya, Matematika adalah pelajaran favorit saya sejak SMP sampai sekarang, meskipun sekarang kadarnya sedikit berkurang, hahaha). Kedua, beliau mampu menjelaskan Matematika dengan bahasa yang saya pahami dan membuat saya mengerti. Tidak semua guru Matematika mampu melakukan itu. Di SMP saya pernah mendapat guru Matematika yang…… ah begitulah. Ketiga, beliau merupakan sosok yang dapat diteladani. Kriteria saya pribadi lho itu. Yang saya maksud diteladani di sini adalah beliau merupakan sosok guru yang disiplin, rajin, sabar dalam mengajar, memotivasi, dekat dengan murid, asik diajak ngobrol/curhat, dan sangat religius. Di sisi lain, beliau juga seorang suami dan ayah yang baik. Family man. Kira-kira begitu dari apa yang saya lihat sendiri dan yang saya dengar dari cerita orang-orang.

Saya diajar beliau hanya ketika kelas sepuluh (X). Tetapi di luar itu, kami tetap memiliki interaksi meskipun tidak ada hal-hal yang mengikat (misalnya, beliau toh bukan wali kelas saya dan saya bukan pula siswa bimbingan beliau dalam persiapan olimpiade Matematika). Beliau mengingat saya dengan baik : nama lengkap, nama panggilan, kepribadian saya yg seperti ini, dll. Setiap kali berpapasan, kami saling menyapa. Tak jarang beliau yang memanggil saya terlebih dahulu. Entah kenapa, saya merasa “nyambung” dengan beliau, haha. Mungkin Matematika yang menjadi benang merahnya (?). Saya bisa mengobrol banyak hal dengan beliau. Oh iya, jadi teringat ketika suatu pagi saya dan beliau tak sengaja tiba bersamaan di parkiran motor sekolah kemudian sambil berjalan menuju kelas dengan beliau saya bercerita tentang ban motor saya yang barusan bocor. XD

Awal tahun 2011, saya mendengar kabar bahwa beliau akan pindah ke daerah Kalimantan Timur (saya lupa nama daerahnya) seiring dengan diterimanya beliau sebagai PNS di sana. Tentunya saya ikut merasa bahagia. Di penghujung masa SMK, saya pamit kepada semua guru untuk bersiap menjalani kehidupan baru di Malang. Saya bertukar nomer HP dengan beberapa guru yang cukup dekat dengan saya agar bisa tetap berkomunikasi, termasuk beliau. Kami masih sering berkomunikasi via SMS di awal Ramadhan, saat Idul Fitri (saling mengirim permintaan maaf dan ucapan lebaran), dan sampai saya sudah menjalani Semester 2 perkuliahan. Pernah satu kali beliau menelpon. Ketika panggilan dari beliau muncul di layar HP saya, awalnya saya kira itu kepencet atau nggak sengaja atau apaaa, wkwk. Ternyata beliau menelpon dengan penuh kesadaran, untuk menanyakan kabar saya. Di awal perkuliahan pun saya sering bercerita (baca : curhat) uneg-uneg pelajaran. Beliau selalu membalas SMS saya dengan sabar dan santai. Satu perkataan beliau yang begitu melekat di ingatan, “Matematika itu butuh latihan”. Namun segala komunikasi kami terputus begitu saja di bulan April 2012 karena HP saya yang rusak (kontak beliau hilang), saya yang berganti nomer HP, dan Facebook beliau yang sangat lama tidak ada update (sepertinya beliau lupa password, jadi kalaupun saya mengirim pesan via FB tidak akan ada respon). Sampai sekarang.

Saya sering membayangkan suatu saat saya bertemu beliau secara tidak sengaja, baik itu di Kalimantan (entah saya sedang dinas di sana, sedang main ke sana, berpapasan di bandara, atau saya bekerja di tempat yang sama dengan beliau dan ternyata beliau bos saya, atau apalah, wkwk) maupun di Malang (entah beliau sekeluarga sedang liburan, atau beliau melanjutkan S2 Matematika di FMIPA UB, atau apapun skenarioNya). Heuheu.

Lalu tadi pagi saya memimpikan beliau, padahal sebelumnya saya tidak memikirkan apapun tentang beliau (biasanya yang terbawa dalam mimpi adalah hal-hal yang paling kita pikirkan). Ceritanya beliau sedang menghadiri konferensi ilmiah di UB, lalu kami tidak sengaja bertemu *tidak begitu jelas bagaimana detailnya*. Pokoknya tiba-tiba kami sudah mengobrol di tempat konferensi. Beliau melihat skripsi saya yang sedang saya pegang, kemudian membacanya. Setelah itu beliau berkata, “Wah topikmu tentang simulasi. Yuk kita bikin paper buat konferensi di Australia. Saya lagi mencari anggota tim yang mau”. Saya pun mengiyakan.

Gileeeeeeee, keren banget kan mimpinya? Hahahaha.

Anyway, saya nggak tahu ini pertanda apa. Menurut saya ini mimpi baik. Dalam Islam dianjurkan bagi seseorang yang mengalami mimpi baik untuk merasa gembira, menceritakan isi mimpinya, dan menafsirkan dengan tafsir yang baik. Berkebalikan dengan yang mengalami mimpi buruk yang dianjurkan untuk segera shalat meminta perlindungan Allah dari isi mimpinya dan tak usah menceritakan mimpinya pada siapapun.

Mr. Adi Candra, may Allah always bless you and your family. Wherever. Whenever.



Malang, 19 Juni 2015     9:25 AM

0 comments:

Post a Comment