Day 5 #30HariBelajarKeuangan

Saturday, March 28, 2020

Bagaimana proyeksi perkembangan pasar modal Indonesia di masa mendatang?


Proyeksi jangka pendek :
     Saat ini sedang terjadi krisis global yang disebabkan oleh virus corona. Dampaknya sangat terasa antara lain di sektor kesehatan, ekonomi, tenaga kerja, keamanan dan pangan. Seluruh bursa saham di dunia menunjukkan kemerosotan indeks yang berarti sedang banyak aksi jual saham, termasuk di Indonesia. Besar kemungkinan hal tersebut terjadi karena investor butuh menyiapkan cash dalam jumlah besar untuk menghadapi masa krisis yang belum pasti kapan akan selesai (because, in a crisis, cash is a king).
     Selain itu juga untuk sementara waktu investor ingin mengamankan investasinya di instrumen lain yang dirasa lebih aman, seperti logam mulia. Namun seiring dengan mulai ditemukannya obat/vaksin yang dipercaya bisa menyembuhkan para penderita Corona, terdapat harapan bahwa wabah pandemi (mendunia) ini akan segera mereda. Ketika kondisi sudah lebih stabil, para investor mulai merasa aman dan percaya lagi untuk menanamkan uangnya di pasar modal Indonesia sehingga banyak aksi beli saham. Hal tersebut tentu berefek pada meningkatnya IHSG.


Proyeksi jangka panjang :
     Sekitar tahun 2016, BEI mulai mengampanyekan gerakan #YukNabungSaham dan merutinkan Sekolah Pasar Modal (SPM) untuk menarik calon investor pasar modal. Sasaran utamanya adalah kaum millennial produktif yang masih belum terdaftar sebagai investor. Dua program tersebut dapat dinilai berhasil menambah statistik investor pasar modal, yang pada tahun 2015 hanya berjumlah sekitar 500,000 sedangkan pada Desember 2019 sudah mencapai 2.1 juta (sumber : OJK).
     Berkembangnya financial technology (fintech) berpotensi besar untuk meningkatkan jumlah dana yang dihimpun di pasar modal. Faktor kepraktisan menjadi salah satu yang diunggulkan, apalagi di zaman di mana smartphone dan internet sudah jadi pemakaian sehari-hari. Hanya dengan membuka aplikasi di smartphone dan mengetuk-ngetuk layar, calon investor dapat membeli saham, reksadana maupun surat utang yang diinginkan.
     Saat ini terdapat ratusan fintech yang sudah memiliki izin legal dan diawai oleh OJK. Fintech tersebut tidak hanya diunggulkan untuk berinvestasi, tapi juga merupakan pengembangan dari aplikasi marketplace seperti Bukalapak dan Tokopedia. Betapa mudahnya untuk berinvestasi bagi masyarakat yang sudah menggunakan aplikasi tersebut sebagai lifestyle sehari-hari. Peluang tersebut dapat dioptimalkan dengan edukasi dan peningkatan literasi keuangan yang baik oleh pemerintah dan masyarakat yang sudah terlebih dahulu berinvestasi.
     Selain itu, kebutuhan mayoritas masyarakat muslim di Indonesia untuk berinvestasi sesuai syariat Islam juga dijawab oleh pemerintah melalui fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI). Berinvestasi saham, reksadana maupun surat utang dinyatakan halal asalkan efek tersebut termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK.
     Dengan kombinasi gerakan Yuk Nabung Saham, perkembangan fintech dan terdapat banyak pilihan instrumen investasi syariah, tentu pasar modal Indonesia memiliki potensi untuk berkembang secara pesat bahkan menjadi pasar modal dengan market capitalization yang besar di antara pasar modal yang sudah terlebih dahulu unggul di dunia.


#sekarkasih #sekarbuncek #catatankuliahsekar #tantangan30hari #kelaskepompong #bundacekatan #institutibuprofesional #30haribelajarkeuangan



pict : investing.com

Day 4 #30haribelajarkeuangan

Friday, March 27, 2020

Kenapa belum banyak investor pasar modal di Indonesia?


Masih sedikitnya jumlah uang masyarakat Indonesia yang ditanamkan di pasar modal antara lain dapat disebabkan oleh :

1. Kurangnya sosialisasi tentang investasi di pasar modal
Tidak semua orang tahu tentang investasi di pasar modal, terutama yang berada di luar kota besar. Umumnya masyarakat hanya mengenal bank dan koperasi sebagai tempat menyalurkan uang (menabung, ikut program arisan, simpan-pinjam dan lain sebagainya). Masyarakat masih merasa asing terhadap bursa efek, saham, reksadana, obligasi dan berbagai istilah pasar modal.

2. Kurangnya literasi dan edukasi keuangan
Belum semua lapisan masyarakat memahami bahwa uang tidak cukup hanya ditabung, tapi juga perlu diinvestasikan agar mendapat imbal hasil yang lebih tinggi daripada bunga tabungan atau deposito. Selain itu, keuntungan dari investasi adalah pertambahan nilai uang berpotensi mengalahkan inflasi sehingga tidak mengalami depresiasi (penurunan nilai).

3. Masyarakat Indonesia memiliki preferensi risiko (risk preference) yang rendah, alias tidak suka menghadapi risiko dalam keuangan. Investasi memiliki risiko kerugian, sedangkan risiko tabungan relatif aman dan dijamin oleh LPS hingga 2 milyar.

4. Belum memiliki kelebihan dana untuk investasi, terutama masyarakat yang hidup dengan penghasilan UMR. Perputaran uang hanya untuk kebutuhan hidup, tabungan dan kredit usaha yang didapat dari bank.

5. Tim Infrastruktur Pasar Modal kurang dapat menjangkau masyarakat luar kota besar karena belum memiliki kantor perwakilan ataupun penggerak komunitas setempat.


#sekarkasih #sekarbuncek #catatankuliahsekar #tantangan30hari #kelaskepompong #bundacekatan #institutibuprofesional #30haribelajarkeuangan


pict : merdeka.com

Day 3 #30HariBelajarKeuangan

Thursday, March 26, 2020

Apa saja infrastruktur di pasar modal? Lembaga apa saja yang terlibat?

Infrastruktur pasar modal Indonesia terdiri dari lembaga pembuat kebijakan, pengawas dan hal-hal yang mendukung terlaksananya transaksi perdagangan secara sehat, wajar dan teratur. Pada tahun 2012 dibentuk Tim Penyiapan Infrastruktur Pasar Modal (TPIPM) yang berkoordinasi untuk menyesuaikan proses bisnis di lembaga-lembaga yang terlibat agar tidak terjadi penumpukan atau overlapped proses, sistem, tugas, fungsi, bisnis maupun SDM. Lembaga yang terlibat dalam pasar modal Indonesia antara lain Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator serta tiga Self-Regulatory Organization (SRO) yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Setiap lembaga mempunyai tugas dan peran tertentu sebagaimana informasi yang tercantum di website masing-masing.

1. OJK bertugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap berbagai kegiatan jasa keuangan di pasar modal.

2. BEI berperan menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien serta mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).

3. KSEI  menyediakan layanan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi efek  sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di Pasar Modal Indonesia. Transaksi perdagangan dan penyelesaian efek tersebut diterapkan tanpa warkat (scripless trading) dan didukung oleh sistem The Central Depository and Book Entry Settlement System (C-BEST).

4. KPEI, lembaga yang berwenang membuat dan menerapkan peraturan terkait fungsinya sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) bertugas menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Sinergi keempat lembaga tersebut diharapkan dapat menciptakan transaksi yang teratur, wajar dan efisien.


#sekarkasih #sekarbuncek #catatankuliahsekar #tantangan30hari #kelaskepompong #bundacekatan #institutibuprofesional #30haribelajarkeuangan

Pict : investor.id 


Day 2 #30HariBelajarKeuangan

Wednesday, March 25, 2020

Bagi seorang muslim, ada yang lebih penting dari sekadar cerdas mengelola keuangan, yaitu cerdas mengelola keuangan sesuai prinsip Islam.


Termasuk di dalamnya : 

1. Memastikan penghasilan halal dan bebas syubhat

2. Tidak boros atau berlebihan dalam membelanjakan harta

3. Mengutamakan Zakat, Infaq, Sodaqoh (ZIS) dan kebaikan lain

4. Berusaha menghindari riba

5. Memilih instrumen investasi yg relatif "aman" dalam kaidah syariah

6. Lebih memilih "menitipkan" uangnya ke lembaga keuangan syariah daripada lembaga keuangan konvensional


#sekarkasih
#sekarbuncek
#catatankuliahsekar
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#30haribelajarkeuangan


Pict : Google

Day 1 #30HariBelajarKeuangan

Tuesday, March 24, 2020

Setiap industri punya karakteristik yang berbeda. Ada usaha yang punya margin kecil tapi tingkat turnover (perputaran barang) tinggi. Ada juga bisnis yang marginnya besar tapi perputaran barang rendah. Dua jenis usaha tersebut bisa menghasilkan Return on Net Operating Asset (RNOA) yang sama.

Misalnya :

Usaha membuat risol (jajanan pasar) : tiap pcs risol "cuma" menghasilkan profit Rp500. Tapi dalam sehari sudah pasti ada order minimal 200 pcs dari 5 pedagang jajanan pagi untuk dijual lagi. Keuntungan tiap hari : 200pcs x 500 = 100.000.

Usaha menjual gamis brand milik artis. Setiap 1 set gamis terjual, ada keuntungan 100.000. Berhubung harga gamis tsb cukup mahal bagi orang2 di lingkaran pedagang tersebut (let's say Rp700.000), belum tentu setiap hari ada 1 set yang berhasil terjual.

#sekarkasih #sekarbuncek #catatankuliahsekar #tantangan30hari #kelaskepompong #bundacekatan #institutibuprofesional #30haribelajarkeuangan




Introduction - #30haribelajarkeuangan


"30 Hari Belajar Keuangan"
-Tantangan 30 Hari Kelas Buncek IIP-

Bismillah.
Selain tantangan puasa mingguan, di kelas Kepompong Buncek @institut.ibu.profesional ini ada juga tantangan 30 hari selama 24 Maret-22 April. Ngapain aja tuh? Yang pasti selama 30 hari ini kita dipersilakan menekuni kegiatan/hal yang bisa membuat kita semakin cekatan, sesuai peta belajar yang sudah kita tentukan.

Ku memilih untuk membuat project #30haribelajarkeuangan. Hal itu sejalan dengan tujuanku yang mau lebih cekatan di bidang keuangan dan bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu. Belajar konsisten mempelajari materi kuliah dan mempostingnya di blog bundabijaksana.com dan IG @catatankuliahsekar setiap hari selama 30 hari ke depan. Tapi semoga sih bisa seterusnya. Hehe.

Hari pertama ini ku kuliah pake metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk matkul Analisis Laporan Keuangan dengan Bu Viverita. Topik bahasan : Return on Invested Capital (ROIC)

Bisa dilihat di postingan selanjutnya yaaa.

Seperti kata Imam Syafi'i, "Ikatlah ilmu dengan tulisan". Semoga apa yang ditulis bermanfaat untuk penulis sendiri dan banyak orang. :)

#sekarkasih
#sekarbuncek
#catatankuliahsekar
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#30haribelajarkeuangan

Taaruf 19 Maret 2017 | #TaarufWigunaSekar

Thursday, March 19, 2020


Tiga tahun yang lalu, 19 Maret 2017, adalah salah satu hari bersejarah buatku dan @wigunaprasetyo . Di  Minggu sore itu, setelah shalat Ashar, kami janjian untuk bertemu di Masjid Al-Hakim BSD Serpong. Bukan pertemuan biasa, melainkan pertemuan untuk saling mengenal. Yes, taaruf istilahnya. Tentu kami tidak berduaan, tapi ditemani oleh guruku dan suaminya yang jadi perantara kami.


Kikuk? Woyaaaa jelaaassss.
Yha gimana seeeh. Biasanya ku ketemu dirinya cuma secara gak sengaja, pas lagi bukber kelas atau kondangan teman sekolah. Tanpa janjian, juga tanpa obrolan yang bermakna (alias cuma basa-basi). Deg-degan dong, kali ini ketemunya dalam pertemuan serius dan mau bahas hal yang serius, hihi.

Kami ber-empat (aku, @wigunaprasetyo , guruku dan suaminya) janjian pukul 16.00. Berbekal restu orang tua, siang hari setelah Zuhur ku sudah pamit keluar rumah karena di siang itu ada agenda rutin mingguan terlebih dahulu. Selesai acara siang, langsung meluncur ke Masjid Al-Hakim. Ku sampai di sana pukul 15.30, tepat ketika adzan Ashar berkumandang. Sengaja datang lebih cepat, agar bisa mengendalikan kegugupan yang tak karuan dengan shalat Ashar berjamaah di awal waktu.

Menjelang pukul 16.00, guruku datang sendirian. Ku dan beliau jadi punya waktu untuk mengobrol berdua. Banyak nasihat terkait taaruf dan pernikahan yang beliau sampaikan dengan santai. Rasanya begitu menenangkan. Pukul 16.50, suaminya datang menyusul dari kantor bersama calon suamiku. Oh iya, mereka bekerja di kantor yang sama. Sudah datang terlambat, tapi tak memberi kompensasi. Martabak atau jajanan minimarket gituuu. Huh! Eh tapi mereka malah makin terlambat ya kalo mampir2 dulu.



Singkat cerita, obrolan melingkar berempat itu dibuka oleh suami guruku. Setelah bertukar kabar, kami mengobrol serius tapi santai. Itu pertama kalinya ku kembali mendengar suara @wigunaprasetyo setelah sekian lama kami tak berjumpa dan saling bicara. Masih suara yang sama, suara teman sekelasku di SMK Telkom Jakarta dulu.

Calon suami menanyakan padaku seputar niat menikah, visi-misi keluarga yang mau dibangun, hak & kewajiban istri menurutku (beliau mau tau pandanganku), rencanaku untuk masa depan, dan studi kasus keluarga (misal terjadi keadaan XYZ lalu bagaimana menghadapinya). Aku juga menanyakan hal yang kurang lebih sama, meskipun sebagian jawabannya sudah kudapatkan dari proposal taaruf yang dikirimnya pada 17 Februari 2017 lalu.

Obrolan kami tak berlangsung lama. Maghrib menjelang. Karena keterbatasan waktu, ku belum sempat bertanya banyak. Akhirnya kami memutuskan untuk tanya-jawab lewat WhatsApp atau email selama beberapa hari ke depan. Tentu kami memilih tetap melalui perantara, agar kami lebih bisa menjaga hati. Tepatnya lebih bisa mengendalikan perasaan deg-deg-serrr dalam proses yang belum tentu berhasil ini. Kan masih ikhtiar.


Sesampainya di rumah, ku ceritakan obrolan kami pada orang tuaku. Yah, intinya sih mereka menyerahkan keputusan padaku. Aku yang akan menikah, aku yang akan menjalani. Semenjak menerima proposal taaruf dari @wigunaprasetyo, tak cuma aku yang shalat istikharah untuk mendapat petunjuk Allah. Ayah dan Mamaku juga. Tentunya mereka tak mau asal-asalan dalam memilih menantu.

Proses taaruf kami lanjutkan lewat WhatsApp. Salah satu pertanyaan yang kutanyakan ke @wigunaprasetyo, "Bagaimana alokasi pengelolaan penghasilan bulanan selama ini?". Ku tak menanyakan berapa gajinya, karena menurutku jawaban tentang alokasi pengelolaan keuangan dapat lebih memberi gambaran kepribadian seseorang. Selain itu, ku tak mau menjadikan nominal penghasilan sebagai pertimbangan menerima / menolak lamaran calon suami. Ku lebih melihat potensi diri dan ikhtiarnya. Ini memang subjektif.


Alhamdulillah. Allah sebaik-baiknya pemilik rencana. Allah yakinkan kami, Allah mudahkan kami ke proses selanjutnya. Dirancanglah agenda 16 April 2017, ketika @wigunaprasetyo akan datang  pertama kalinya ke rumahku, sendirian, langsung untuk menyampaikan niat baiknya pada orang tuaku. Pada 15 Juli 2017, Alhamdulillah Allah izinkan kami menjadi sepasang suami istri, menjalani ibadah berumah tangga yang sampai saat ini sudah berusia 2 tahun 8 bulan. Semoga bisa terus bersama di dunia hingga ke surga. Aamiin.

Taaruf bukan hanya sebelum menikah. Setelah menikah, kita pun masih melanjutkan proses saling mengenal. Kebiasaanku kebiasaanmu, kepribadianmu kepribadianku, keluargaku, keluargamu, aktivitasku aktivitasmu, semuaaanyaaa.

Selamat tiga tahun taaruf kita, Cintaaa @wigunaprasetyo 😊😊😊❤️❤️❤️



Love,
Sekar Kasih
Tangerang, 19 Maret 2020  18.55
#sekarkasih

Aliran Rasa Buncek - Tahap Ulat

Thursday, March 12, 2020



Delapan minggu sudah kujalani.
Delapan jurnal sudah kulewati.

Alhamdulillah. Tahap dua (Ulat-ulat) kelas Bunda Cekatan a.k.a BunCek sudah selesai. Seneng banget belajar di tahap ini. Apalagi kita belajar sesuai passion masing2, berkumpul dengan teman2 yg punya passion sama dalam satu grup WA. Sudah dapat ditebak bahwa Sekar pasti gabung bersama orang2 yang suka bahas keuangan dan investasi. Seneng banget di grup "Keluarga Finansial" ada diskusi setiap hari. Semua saling belajar dan berbagi. 🤩🤩🤩

Trus juga ku belajar banget untuk manajemen diri dan manajemen waktu, dua hal yang mau kuperbaiki di tahun ini. Dulu pas kelas Matrikulasi dan BunSay #sekarbunsay , ku hampir selalu jadi tim rapel. Tapi di kelas BunCek ini untuk tugas jurnal mingguan Alhamdulillah ngga pernah ngumpulin saat dekat deadline. Biasanya H-1 udah setor. Good job, Sekar. I love myself, wkwkw 🤣🤣🤣❤️❤️❤️

Eh baru inget. Dari 8 jurnal, ternyata pernah 1x ngumpulin pas mendekati deadline 23.59. Waktu itu tugas bikin podcast/video di pekan kedua. Ku ngumpulin baru sekitar pukul 22.00. Ndapapa ndapapaaa. Persentase mepet deadline cuma 12.5%, sedangkan 87.5% masih H-1 deadline. Still a good job, Sekar. Makasih ya dirikuuu, sudah mau berjuang 😘😘😘

Intinya, ku bersyukur banget dikasih kesempatan belajar di IIP sejak Januari 2018. Meskipun kelas dan kegiatannya "tampak kecil" (atau bahkan gak tampak sama sekali karena kegiatannya online 🤣🤣🤣) , ternyata berefek banget dalam kehidupanku selama 2 tahun ini. Alhamdulillah. 😊😊😊🙏🙏🙏

Terima kasih ya Allah, sudah mengizinkanku berada di komunitas ini.
Terima kasih IIP, sudah jadi perantara ilmu untuk Sekar yang berusaha jadi lebih baik.
Terima kasih Wiguna Prasetyo, sudah meridhoi dan mendukungku untuk terus belajar ❤️❤️❤️


Love,
Annisa Sekar Kasih
12 Maret 2020, 08:17
Di Joglo, perjalanan berangkat ke kampus naik motor sama suami


#sekarkasih
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekiip
#institutibuprofesional
#sekarbuncek 
#cerdaskeuangan
#cerdasfinansial
#financialliteracy
#literasikeuangan

Mulai Tesis

Wednesday, March 11, 2020


Pagi ini berniat mengambil jatah nggak hadir kelas.  Tapi sama WP digodain terus, "Semangat dong, katanya mau tiga semester".

Akhirnya ku tetap ngampus. Eh siang ini berhasil menemui calon dosbing dan Alhamdulillah beliau bersedia. Bismillah. Abis UTS sudah diminta menghadap beliau lagi (bimbingan).

Ucapan suami tuh bisa jd magic banget buat istri. Ngga kebayang kalau tadi pagi tetep gogoleran di kasur. Mungkin bakal nyesel pas tau temen2 sebimbingan udah berhasil ketemu dosbing incaran.

Makasih ya WP-kuuuu. Selalu doakan dan ucapkan yang baik-bakk yaaah buat kitaaaa ❤️


11 Maret 2020, 16.15
Di KRL otw pulang, sampai Stasiun Manggarai

Belajar 2

Friday, March 6, 2020

Belajar tentang fixed income (obligasi, dll) aja ada satu mata kuliah sendiri. Satu semester pula.

Belajar memang butuh proses. Jangan halangi ilmu untuk masuk ke diri kita dengan sikap yang terburu-buru.

Belajar 1

Tuesday, March 3, 2020

Process, Effort and Resources.




Belajar itu butuh proses.

Nggak semua hal bisa dimengerti secara instan. Apalagi kalau jarang diulang-ulang. Apalagi kalo aktivitas kita ngga banyak berkaitan.

Belajar pun butuh usaha.

Ada usaha kita untuk mendekati sumber ilmu. Nggak sekadar dekat. Harus berusaha memahami. Baca, dengar, pikir, tulis, diskusi, bicara, sampaikan. Tiap orang punya gaya belajar masing2. Jalani aja senyamannya.

Kalo ga ada usaha untuk belajar, gimana mau paham?

Sebanyak apapun resources yang kita punya, kalo ga dipelajari, ya ngga membawa manfaat buat kita.

Inget. Di dunia nyata ngga ada roti tawar Doraemon. Itu lhooo, roti yang ditempel ke isi buku Nobita sebelum ujian trus dia makan biar isi bukunya juga ikut kemakan.

Love,
Sekar Kasih.

Depok, 3 Maret 2020
10:39 AM
Refleksi belajar pribadi, di kelas saat pelajaran Analisis Laporan Keuangan.