Curhat Semester Satu

Thursday, December 31, 2020

Teringat lagi momen memulai kuliah sekitar satu tahun lalu. Rencana awal, diriku, suami & Hanif menempati rumah Bojonggede karena dekat dengan kampus UI Depok, ditemani Mama yang menjaga Hanif selama aku kuliah dan Papa bekerja. Sebetulnya dari awal memikirkan rencana tersebut aku dan suami merasa ada yang janggal. Masa merepotkan Mama seorang diri untuk mengurus anak kami? Apalagi Mama sampai harus tinggal dengan kami di Bojonggede dan terpisah dari Ayah yang tinggal di Tangerang karena ada pekerjaan.

 

Singkat cerita, kehidupan seperti itu sudah 2 pekan berjalan. Datanglah takdir tak terduga, sepertinya sebagai teguran untuk kami. Mama harus menjalani fisioterapi dua kali seminggu di RS di Tangerang. Otomatis kami pun berubah haluan. Kami jadi tinggal (kembali) di rumah orang tuaku di Tangerang. Bye bye rumah Bojonggede untuk sementara. Welcome PP Tangerang-Depok setiap hari dengan kereta~

 

Kuliahku setiap hari Senin-Jumat pukul 9 pagi. Perjalanan pagi hari bisa ditempuh dalam 2 jam karena aku berangkat dari rumah naik motor bersama suami sampai Stasiun Manggarai, baru lanjut naik KRL ke Stasiun UI. Biasanya kami berangkat pukul 7 pagi, itupun aku sampai di kelas tepat ketika kuliah akan/sudah dimulai (10 menit kurang atau lebih dari pukul 9). Sesekali ada hal-hal yang mengharuskanku tiba di kampus lebih pagi sehingga harus berangkat duluan seorang diri, tentu langsung naik KRL dari Stasiun Poris. Biasanya perjalanan jadi memakan waktu 2.5 jam, berarti maksimal aku sudah berangkat dari rumah pukul 6.30.

 

Durasi kuliah hanya 2.5 jam, dari pukul 9.00-11.30. Tapi bukan berarti aku bisa langsung pulang setelah itu. Biasanya aku dan teman-teman mengulas materi yang baru dibahas atau mendiskusikan pembagian tugas kelompok sampai terdengar adzan Dzuhur. Lalu aku ke mushala untuk shalat sekalian pumping ASI. Waktu itu usia Hanif masih kurang dari 1 tahun dan aku sudah sejak awal bertekad memberi full ASI sampai usianya 2 tahun. Aku paham betul terkait kewajiban menyusui 2 tahun di Al-Qur’an dan aku berusaha menjalankan kewajiban itu meskipun tak selalu 24 jam membersamai Hanif.

 

Selesai shalat dan pumping biasanya sekitar pukul 12.30, lalu aku makan siang di kantin sampai pukul 13.00. Bagiku, makan siang tidak boleh dilewatkan hanya karena ingin cepat-cepat pulang. Kesehatan diri sangat penting untuk menunjang berjalannya berbagai peran. Kadang makan sendirian, kadang masih bisa satu meja dengan teman-teman yang masih di sana. Ritme hidupku memang beda, makanya aku tidak terbiasa tergantung pada siapapun teman dan tidak membiarkan ada teman yang tergantung pada diriku (misalnya maunya makan bareng, ke perpus bareng, janjian pulang bareng, dll) supaya di antara kami tidak ada yang merasa merepotkan.

 

Setelah makan siang, biasanya keputusanku mengikuti flowchart :

1.  1. Kalau tidak ada tugas yang cukup berat dan mendekati deadline (masih mungkin dipelajari dan dikerjakan sendiri nanti malam di rumah), aku langsung menuju Stasiun UI untuk pulang. Dengan kondisi ini biasanya aku sampai rumah pukul 16.00.

2.  2. Kalau ada materi yang harus dipelajari (karena besok ada kuis atau ujian), tugas individu yang mendekati deadline, praktikum, tugas kelompok yang harus dikerjakan bersama, atau sekadar mencari data, biasanya aku ke perpustakaan FEB (Gedung PSB / Pusat Sumber Belajar). Kubatasi maksimal hanya sampai pukul 15.00 karena setelah itu aku harus shalat Ashar dan pumping ASI lagi sebelum pulang. Dengan kondisi ini biasanya aku sampai rumah pukul 18.00.

 

Pernah satu kali aku belajar dan mengerjakan tugas Ekonometrika di perpus sampai pukul 20.45 bersama dua orang teman. Aku menjadi last woman standing, hehehe. Yah, waktu itu karena aku belum mengerti betul tugasnya sehingga butuh teman diskusi sekaligus belajar karena besoknya pukul 9 pagi ada UTS Ekonometri. Sampai di rumah Tangerang hampir jam 12 malam. Hanif sudah tidur. Besoknya jam 7 pagi aku sudah harus berangkat lagi ke Depok. Masya Allah. Panjang umur perjuangan.

 

Yah begitulah. Baik dalam kondisi 1 atau kondisi 2, begitu sampai rumah tentu pengasuhan Hanif dikembalikan kepadaku oleh Mama & Ayah. Selelah apapun sepulang kuliah, aku selalu merasa bahagia ketika kembali menjalani peranku sebagai Ibu. Nggak ada ceritanya aku akan buka laptop lagi sebelum Hanif tidur malam, makanya kupastikan semua urusanku sudah selesai saat di perpustakaan tadi siang. Aku benar-benar ingin menikmati kebersamaan dengan Hanif. Menyusuinya berlama-lama. Menyuapinya meskipun butuh waktu sampai 30 menit. Bermain sore hari di lapangan masjid. Membaca berbagai buku di kasur. Menggendongnya meskipun berat. Merapikan mainan. Menstimulus perkembangannya. Membuatnya tertawa. Mengeloninya sampai 1 jam. Yah apapun itu.

 

Hanif biasanya mulai tidur sekitar pukul 21.00-22.00. Kadang aku memilih ikut tidur, kadang tak sengaja tertidur, kadang memilih untuk tetap bangun. Momen Hanif dan suami tidur adalah satu-satunya golden period bagiku untuk belajar. Hahaha. Yes. Satu-satunya. Itu berarti ku hanya punya waktu belajar dari pukul 23.00-05.00. Itu pun waktu kotor, bukan waktu efektif. Yang bisa efektif dipakai belajar mungkin hanya sekitar 2-3 jam. Dan waktu tersebut harus kumanfaatkan dengan baik untuk belajar & menyelesaikan berbagai tugas. Kalau tidak bisa malam itu, ya berarti harus nanti siang ketika di kampus. Itulah kenapa aku tidak mengambil/menerima amanah atau tawaran pekerjaan untuk sementara. Waktu untuk “kerja” masih sangat terbatas.  Masya Allah. Lagi-lagi, panjang umur perjuangan.

 

Kalau kuringkas, selama satu semester itu diriku :

-          Lelah & stress

-          Minim waktu untuk belajar

-          Tidak punya waktu untuk diri sendiri

-          Minim kehidupan sosial (Cuma tau lingkungan kampus & rumah)

-          Sering berselisih dengan suami

-          Merasa “kacau”

-          Menyesali keputusan untuk kuliah

 

Satu semester beradaptasi dengan perjalanan jauh setiap hari, materi pelajaran yang tidak mudah (jujur), keterbatasan waktu (halah alasan), peran baru sebagai ibu, tentu membuat kehidupanku nano-nano. Diriku sungguh legowo menerima hasil belajar semester 1 yang termasuk “ngepas”, karena menurutku memang “segitu” kemampuanku. I did my best. Insya Allah bisa mendapat hasil lebih baik  di semester selanjutnya.

 

To be continued…. :D



Tangerang

31 Desember 2020     00:40

@sekarkasih

Alpa

Saturday, December 19, 2020

Pasangan kita bukanlah sosok yang sempurna. Kita menikah dengan manusia, yang tentu punya berbagai alpa.

Istri kita barangkali tidak selalu semangat membuat rumah rapi dan nyaman.

Suami kita juga barangkali tidak selalu semangat menjaga anak bergantian.

Tapi selalu ada ruang untuk komunikasi dan memperbaiki diri kan?



Tangerang, 8 Juni 2020

Hanya Karena

Hanya karena kita sudah menikah 5 tahun lamanya, bukan berarti kita berhak menasihati teman yang sedang berproses menggenapkan separuh agama.

Hanya karena kita sudah punya anak dua atau tiga, bukan berarti kita berhak mengomentari pola asuh teman yang baru punya anak pertama.

Hanya karena kita lebih dulu belajar dan tahu tentang sesuatu, bukan berarti kita bebas menegur orang lain dan mengatakan sebaiknya begini begitu.

Semua orang punya proses belajar. Berikan saran hanya ketika diminta. Gunakan cara yang baik untuk menyampaikan suatu ilmu.


#sekarkasih #ParenthoodThought #MarriageThought #parenting

Kuliah

Thursday, December 17, 2020

Bergeraklah atas keyakinan sendiri, bukan karena pengaruh kanan kiri.
Perjuangkan apa yang kita yakini memang kita butuhkan.
Tinggalkan apa yang menurut kita tak mendekatkan pada tujuan.

*** 

Tulisan singkat di masa galau mau lanjutin SIMAK UI sedangkan usia Hanif baru 1.5 bulan.


@sekarkasih



#studentmom #kuliah #universitasindonesia #anakui #mahasiswa #belajar #mahasiswaindonesia #kampus #febui

Konsep Rezeki - Jamur Crispy

Siang hari 15 Desember, ku lagi pengeeeennnn banget makan jamur crispy. Penjual yang ku tahu sih adanya yang agak jauh dari rumah, jarak 1.5 KM. Akhirnya kuputuskan nanti sore aja ke sana sekalian jalan-jalan naik motor sama Hanif seperti biasa.

Singkat cerita, sampai juga di tempat penjualnya. Ku beli 2 bungkus @ 7 ribu (sesuai harga yg ditentukan). Ku gantung di cantelan motor di bagian bawah dekat lutut. Trus langsung otw ke rumah karena mau segera makan jamur, mumpung masih crispy & hangat 😋

Beberapa meter sebelum sampai rumah, ku baru sadar kalo plastik isi jamur jatuh dari cantelan motor! Ya ampuuuun 🤣🤣🤣

Motor segera kuputar balik arah, menyusuri jalan yang tadi kulewati sepulang dari penjual jamur. Yaaa siapa tau jatuh di jalan trus masih aman dengan plastiknya 😂

Tapi begitu sampai di penjual jamur lagi, ternyata ku sama sekali tak menemukan plastik putih di jalan yang berisi jamur. Jadi kuputuskan tuk beli 2 bungkus lagi, karena udah kepengen banget makan jamur gitu loh 🤣

Hikmah yang kuambil, berarti jamur yang kubeli pertama bukanlah rezekiku. Meskipun belinya pake uangku, meskipun sudah dicantelin di motorku, meskipun sudah dibawa menuju rumahku. Ternyata itu rezeki orang lain yang menyelamatkan jamur tsb dari jalan. Atau rezeki binatang yang menemukan. Hihi. Yaa semoga bermanfaat dan menyehatkan bagi yang memakannya. Insya Allah Sekar ikhlas 😄

Mudah saja bagi Allah tuk menjauhkan kita dari (si)apapun yang memang bukan rezeki atau jodoh kita. Begitu juga sebaliknya. Kalau sudah rezeki atau jodoh, ada saja cara Allah tuk mendekatkan dan menyatukan. Masya Allah. Alhamdulillah.

Ya yaa yaaa. Allah menghendakiku memahami lagi terkait konsep rezeki.

Semoga senantiasa jadi hamba Allah yang bersyukur yaaa Sekaaarrr :))


Tangerang, 17 Desember 2020
17:35
@sekarkasih


#rezeki #bersyukur #Allah #alhamdulillah #sekarkasih

Monthversary 41


Alhamdulillah, hari ini monthversary Wiguna-Sekar yang ke-41. Hoaaah, ngga terasa sudah 3 tahun 5 bulan menjalani ibadah terlama ✨

Biar momen monthversarynya lebih mudah diingat, ku bikin monthly reminder di Google Calendar dan kushare juga ke suami, jadi kami sama2 ingat 😄



Kemarin juga ku request minta dibelikan bunga ke suami, hehehe. Terakhir dibelikan bunga itu November 2018 pas pulang acara PK 130 LPDP. Tapi selama ini tetap ada hal-hal & hadiah yang saling kami berikan tuk merawat cinta. Yaaa cukuplah diketahui Allah dan kami berdua ajaah 🤭

Menjalani tahun pernikahan ke-4, terasa banget makin banyak ujian. Baik itu ujian dari dalam, maupun dari luar rumah tangga. Ujian dari dalam yang akhir2 ini jadi bahan refleksiku adalah....... ternyata kami belum 100% saling mengenal satu sama lain 🤣 masih suka baper kalau ada nada bicara yang ngga sesuai preferensi pribadi, atau merasa sudah cukup mencintai pasangan dengan cara sendiri padahal pasangan ingin dicintai dengan cara yang dia mau 🤣

Intinya sih pernikahan itu memang proses mengenal seumur hidup. Selera bisa berubah, kemauan pun belum tentu selalu sama setiap waktu. Yang penting tetap menjaga tujuan awal menikah, yaitu tuk beribadah kepada Allah dan membentuk keluarga yg lurus dan bermanfaat.

Wiguna-Sekar masih belajar.
Semoga selalu Allah bimbing dan Allah langgengkan di dunia hingga surga. Aamiin. ❤️


15 Juli 2017 - 15 Desember 2020


@sekarkasih


#KeluargaWigunaSekar #MarriageThought  #anniversary #nikah #hijrah #couple #muslim #pernikahan #endlesslove

2021

Tuesday, December 15, 2020

Bismillah.
Semoga Allah mampukan.

Satu Dua

Thursday, November 26, 2020

Pernikahan memang menyatukan, tapi bukan berarti meniadakan identitas pasangan.
- Aar Sumardiono -

Wiguna tidak hidup dalam bayang-bayang Sekar.
Sekar juga tidak hidup dalam bayang-bayang Wiguna.

Masing2 kami punya identitas, peran, pemikiran, pendapat, pencapaian, prestasi dan hak mengambil keputusan.

Tentu dalam batasan yang sudah Allah tetapkan 😄😄😄

Bukannya Aku

Wednesday, November 25, 2020

Bukannya aku menikmati pandemi.

Aku hanya menikmati bisa beraktivitas sepanjang hari bersama anak dan suami.

 

Bukannya aku menginginkan virus corona.

Aku hanya menginginkan berdaya dan berpenghasilan dari rumah saja dengan keterampilan yang ku punya.

 

Bukannya aku suka PSBB di mana-mana.

Aku hanya suka ketika rumah terus ramai dan hangat oleh kami sekeluarga.

 

Bukannya aku berharap banyak bisnis & pekerjaan akan punah.

Aku hanya berharap suamiku dapat mencari nafkah tanpa harus keluar rumah.

 

Bukannya aku bersyukur dengan vaksin yang tak kunjung diedarkan.

Aku hanya bersyukur bisa sejenak menjalani kehidupan yang sebenarnya kuinginkan.

 

Semoga bisa terus begini tanpa terus menerus pandemi.

 

 

Tangerang, 25 November 2020     23:36

@sekarkasih

Aib - Pelajaran Hidup | Satu Yang Pasti #2

Saturday, November 21, 2020

Masih lanjutan seri dari Satu Yang Pasti.

 

Lagi-lagi, belakangan ini saya banyak diingatkan oleh Allah terkait hal-hal yang saya lewati di masa lalu. Kejadian yang membekas. Pikiran yang pernah terlintas. Kata yang pernah terucap atau tertulis. Perbuatan yang pernah terwujud laku. Dan hal-hal yang mana saya menjadi objeknya. Saya menyebutnya : pelajaran hidup.

 

Ingatan itu datang silih berganti. Kadang saya teringat pelajaran hidup sewaktu masih balita (pra sekolah), TK, SD, SMP, SMK, S1, S2, bekerja, rapat, kegiatan organisasi, kegiatan di rumah, di tempat wisata, mall, tempat kursus, dll. Di momen lain saya teringat pelajaran-pelajaran kehidupan yang saya lalui Ketika masih single, sudah menjadi istri dan ketika menjadi ibu. Sangat banyak. I remember almost every single thing in my life. Alhamdulillah.

 

Ngga kebayang sih kalo hal-hal memalukan atau mendzalimi (yang kita perbuat) masih diingat oleh orang lain, atau oleh mereka yang saat itu “beririsan” dengan kita. Apalagi kalau mereka ngingetin saya tentang hal2 itu. Saya yang inget sendiri aja maluuu. Asli, malu bangeeeet, huhu. Betapa minimnya ilmu saya waktu itu. Betapa kurang banyak referensi pergaulan saya di masa lalu. Betapa belum matangnya pemikiran dan kedewasaan. Betapa sombongnya diri ini yang merasa sebagai sentris (pusat) sehingga seringkali tanpa sadar menuntut orang lain harus begini begitu terhadap saya. Astaghfirullah T___T

 

Semoga Allah melapangkan hati anak, suami, orang tua, saudara kandung, mertua, ipar, saudara jauh, teman2, guru2, rekan kerja, klien, dosen, penjual makanan, dan siapapun itu, untuk memaafkan kesalahan saya yang mengena di hati mereka. Hikssssss.

 

Dari kejadian ini saya jadi belajar betapa tidak nyamannya ketika aib kita dibuka, bahkan jika dibuka hanya ke diri kita sendiri. Misalnya ketika Allah mengingatkan kita akan suatu momen, atau ketika teman meledek keadaan atau kesalahan kita di masa lalu secara personal. Ya Allah. T___T

Saya mencoba mengingat lagi, barangkali saya pernah secara sadar atau tanpa sadar membuka aib seseorang. Astaghfirullah.

Ya Allah, saksikan niat ini. Ke depannya ketika saya mendapati ada suatu hal yang ngga menyenangkan bagi seseorang (aib atau kisahnya di masa lalu), saya berusaha untuk tidak membukanya. Selama bukan utang piutang dan urusannya hanya dengan saya (tidak ada pihak lain yang terlibat), cukup saya simpan dalam pikiran dan maafkan dalam hati, tanpa perlu mengungkit momen itu ke yang bersangkutan. Semoga hati saya juga jadi lebih tenang.

Saya juga berharap sebaliknya. Ketika ada orang lain yang mengetahui aib saya, semoga Allah melembutkan hatinya untuk membantu menutupi aib tersebut. Semoga Allah menutupi aib-aib saya. Hikssss. Aamiin.

Yuk kita saling menutupi aib. Seperti hadits berikut : "Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat" (HR Ibnu Majah).

 

Oh ya di postingan ini saya sama sekali ngga menceritakan atau memberi contoh kejadian2 di masa lalu yang membuat saya malu pernah melakukan/mengucapkan/memikirkannya.

Kalau Allah sudah menutupi aib-aib saya, lantas kenapa saya sendiri yang malah mengumbarnya? Ya nggak sih?

 

 

Tangerang, 21 November 2020     02:04 dini hari

@sekarkasih

Lagi banyak muhasabah diri dan mengingat kematian.

Grow grow grow

Friday, November 13, 2020



Rasanya pengen banget Hanif cepat besar dan mandiri. Bisa makan sendiri dengan lahap.

Bisa mandi dan bersuci sendiri tanpa drama.

Bisa cepat tidur tanpa harus main-main dulu di kasur sampai 1 jam.

Bisa bangun sebelum subuh trus shalat tahajud.

Bisa berangkat ke masjid sendiri.

Bisa shalat & baca qur’an sendiri.

Bisa pilah pilih dan baca buku sendiri.

Bisa dilepas main & berkreasi sendiri sambil mengembangkan imajinasi.

Bisa berpikir kritis & bijaksana saat mengambil keputusan sendiri.

Bisa menghasilkan uang sendiri (?).

 

Yaaa sabar aja deh ya. Emang mo kemana atau ngapain sih Sekaaar, sampe pengen anak buru2 mandiri? Toh nanti juga ada masanya anak perlahan “lepas” dari orang tua, menjalani kehidupannya sendiri dengan bekal doa dan ridho orang tua.

 

Tapi kudu inget juga nih. Udah seoptimal apa usahamu dan suami untuk menyiapkan Hanif menjadi manusia yang dewasa?

Menjadi manusia yang matang usia, tubuh & akalnya.

Menjadi manusia yang menyadari hakikat penciptaannya dari Sang Pencipta.

Menjadi manusia yang tahu arah hidupnya.

Menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama.

Menjadi manusia yang yakin bahwa semua perbuatan baik & buruk akan ada ganjarannya.

Menjadi manusia yang paham bahwa kita terikat dengan aturan dari Allah selama di dunia.

Menjadi manusia yang membawa amal terbaik ketika kembali menghadap-Nya.

 

Semangat tuk menunaikan amanah sebaik mungkin sebagai orang tua ya, Sekar & Wiguna!



Jumat, 13 November 2020     14:29

@sekarkasih

#KeluargaWigunaSekar

Satu Yang Pasti

Monday, November 9, 2020

Nggak terasa sudah 9 November 2020. Lagi-lagi ku melewati bulan demi bulan tanpa meninggalkan jejak pembelajaran.

 

Akhir-akhir ini banyak diingatkan oleh Allah tentang kematian, baik kabar terkait orang yang kukenal langsung maupun sama sekali tak kukenal.

Setiap mendapat berita kematian, tiba-tiba jantungku berdegup.

“Mereka sudah waktunya. Kalau tiba waktumu, kamu sudah siap kah?”,

tanyaku pada diri sendiri.

 

Aku merasa tidak bisa memberi apa-apa kepada orang yang meninggal atau keluarga yang ditinggalkan. Aku seringkali tak berani mengucap sepatah dua patah kata penghibur. Aku memilih diam, takut salah berucap. Aku juga sering tidak bisa membantu dalam pengurusan jenazah atau pengajian. Seringkali aku hanya mencurahkan kesedihanku kepada suami atau beberapa teman dekat Ketika menerima kabar kematian. Satu-satunya cara yang bisa kulakukan hanyalah mendoakan jenazah dan keluarga yang ditinggalkan. Berdo’a dengan sebaik-baik do’a.

Aku lupa kapan mulai membiasakannya. Tapi yang kuingat, sejak beberapa tahun ini aku membiasakan untuk mendo’akan jenazah yang kabar kepulangannya sampai di telingaku. Termasuk untuk orang-orang yang aku tak pernah beririsan takdir dengannya, seperti artis sinetron, tokoh besar, temannya temanku, saudaranya saudaraku, anaknya dosenku, penjaga kantin sekolah sepupuku, menantu ibu kostnya tetanggaku, yaa siapapun lah itu. Yang penting bukan seorang musyrik.

 Ah iya. Kita terikat oleh aturan tidak boleh memintakan ampunan atas orang musyrik (syirik, menyekutukan Allah, meyakini adanya Tuhan dan kekuatan selain Allah).

Seperti Rasulullah SAW yang ingin sekali mendoakan pamannya tercinta, Abu Thalib, namun tak bisa.

”Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum Kerabat (Nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.” (QS. At-Taubah: 113).

Setiap mendapat berita kematian, benar-benar ku luangkan waktu beberapa detik atau menit untuk mendoakan dan mencari2 kebaikan yang pernah dilakukan jenazah semasa hidup atau keluarganya. Ku khusyu’kan hatiku layaknya sedang berdo’a meminta kebaikan untuk diri sendiri ataupun keluarga. Kudoakan jenazah agar Allah mengampuni & menyayanginya. Kudoakan keluarga yang ditinggalkan agar ridho pada ketetapan Allah dan sabar melanjutkan kehidupan tanpa orang yang mereka sayang.

 

Apalah kita ini yang amal & do’anya belum tentu diterima Allah.

Semasa hidup, jangan segan untuk minta dido’akan oleh orang lain.

Barangkali do’a orang-orang sholih itu yang berhasil mengetuk pintu langit.

Apalagi setelah nyawa terpisah dari raga.

Tak mampu lagi kita melakukan apa-apa.

Yang paling kita butuhkan adalah do’a.

 

Kalau kalian teringat diriku atau lagi baca blog atau scrolling akun medsosku setelah ku meninggal, mohon doakan “Allahummaghfirlaha warhamha wa’afihi wa’fu’anha” yaaa :”)))

“Ya Allah, ampuni Annisa Sekar Kasih, sayangi Annisa Sekar Kasih, maafkan Annisa Sekar Kasih, hindari Annisa Sekar Kasih dari azab kubur & api neraka, masukkan Annisa Sekar Kasih ke surga-Mu ya Allah” juga :”)))

Sekalian doakan “Ya Allah, beri ketabahan kepada keluarga & saudara2 yang Annisa Sekar Kasih tinggalkan” yaaa :”)


Terima Kasih.

Semoga Allah mengumpulkan kita semua di surga nanti. Aamiin.

 

 

Tangerang, 9 November 2020     14:44

sekarkasih

 

#sekarkasih #dzikrulmaut #kematian

Jalan Tol

Monday, September 21, 2020

Pagi ini, seperti biasa aku berangkat naik kereta listrik (KRL) ke kampus untuk menghadiri kuliah. KRL yang kunaiki baru sampai Stasiun Manggarai. Masih ada kurang lebih 30 menit untuk sampai di Stasiun UI.

Alhamdulillah dapat tempat duduk. Aku menyandarkan tubuh ke sandaran kursi kereta sambil memeluk tas ransel di pangkuan. Kupejamkan mata untuk istirahat sejenak. Tak terasa, pikiran membawaku kembali ke hal-hal di masa lalu.

Tahun 2011 ketika akan mulai kuliah S1, aku dengan mudahnya diterima di salah satu jurusan favorit di PTN. Aku tak perlu susah payah belajar seperti teman-temanku & murid kelas 3 SMA lainnya. Beberapa bulan sebelum proses pendaftaran kuliah, Ayahku intensif berkomunikasi dan berkunjung ke kediaman Rektor dan Dekan Fakultas yang kutuju. Kebetulan mereka teman satu pergerakan ketika kuliah dulu.

Tahun 2015 ketika mengurus pendaftaran wisuda S1, aku mendapat tawaran mengisi lowongan sebagai Analis Saham di salah satu sekuritas. Pihak HRD yang menghubungiku memberi info bahwa beliau mendapat rekomendasi dari Manager Riset, yang merupakan salah satu seniorku di kampus. Tanpa pernah merasakan jadi pengangguran, harus berjuang apply sana-sini demi sebuah pekerjaan, kudapati diriku yang masih fresh graduate bergabung di perusahaan besar dan langsung memiliki gaji double digit.

Tahun 2018, perjalananku mendapat beasiswa S2 juga sangat mulus. Di setiap tahap seleksi, aku pasti dihubungi oleh salah seorang tetangga rumah yang menanyakan jadwal seleksiku (tanggal tes tahap pertama, tahap interview, lokasi, dll). Aku tak terlalu paham maksud beliau selalu bertanya demikian. Pengalamanku selama mengikuti seleksi, aku selalu mendapat giliran awal atau pertama masuk ruangan. Seingatku, interviewer beasiswa juga tidak memberi pertanyaan yang sulit. Akupun bisa lolos mendapat beasiswa meski merasa bahwa diri ini biasa saja. Oh iya, tetanggaku ini sudah sekitar 15 tahun bekerja di institusi pemberi beasiswa yang saat itu kulamar. Kalau tidak salah ingat cerita dari Mamaku, beliau menduduki jabatan penting.

Hanya tiga kejadian itu yang kuingat.
Alhamdulillah, ada jalan tol kehidupan yang bisa kulewati. Beberapa perjuangan yang tak perlu kulalui dengan perih. Aku bersyukur bahwa hidupku terasa sangat mudah. Dengan berbagai kemudahan di masa lalu, aku optimis bisa mencapai banyak ambisiku di masa depan, juga dengan kemudahan.

Lalu....

"Pemberhentian selanjutnya : Stasiun UI", terdengar pengumuman dari speaker di dalam kereta.

Perlahan, aku membuka mata. Rehat mata 30 menit sungguh tak terasa. Begitu cepatnya aku tertidur pulas dan masuk ke alam mimpi meskipun dalam waktu yang singkat. Sepertinya efek habis begadang menyelesaikan tugas tadi malam.

Kulirik jam di tangan. Sekitar 15 menit lagi kuliahku akan dimulai tepat pukul sembilan. Aku tersenyum, teringat jalan tol kehidupan yang kulewati beberapa menit lalu. Nyatanya, aku tak memiliki semua itu. Butuh perjuangan yang hebat untukku sampai akhirnya bisa kuliah S1 di PTN, mendapat pekerjaan setelah lulus, memperoleh beasiswa S2 dan kini memulai penelitian tesis.

Keretaku sampai di Stasiun UI. Aku melangkah keluar kereta dan mendekati pintu tap-out. Udara Depok setelah hujan begitu sejuk membelai pipi. Rasanya hatiku juga ikut sejuk; ikhlas menerima takdir yang Allah tentukan buatku. Aku tak mau membandingkannya dengan takdir orang lain.

Aku mengingat lagi peranku saat ini sebagai seorang anak, istri, ibu dan mahasiswi. Memang tidak mudah menjalani itu semua. Tapi, dengan selalu memohon bimbingan dan kekuatan dari-Nya, rasanya aku selalu punya keyakinan. Ya, keyakinan bahwa Allah nggak akan membebani seseorang di luar kesanggupannya. Juga keyakinan bahwa Allah akan mengizinkanku sampai di tujuan hidup meski tanpa melalui jalan tol seperti yang ada dalam mimpiku barusan.


@sekarkasih
21 Sept 2020     20:36
Tulisan lama, awal tahun 2020. Disempurnakan lagi di bulan ke sembilan dan selesai malam ini.

Catatan 3 Tahun Pernikahan

Tuesday, September 15, 2020


"Bunda jangan bandingin kehidupan kita sama kehidupan orang lain yaa. Start-nya kan beda. Hehe", kata @wigunaprasetyo di suatu momen santai.

"...ada yang nikah pas udah punya rumah, mobil, gaji puluhan juta karena udah bertahun-tahun kerja. Ada yang dapet rumah atau kendaraan dari orang tuanya. Ada yang nikah dibiayai orang tua...", lanjutnya lagi.

"...aku nikah pas baru 1 tahun kerja setelah lulus S1. Masih jadi staff, kerjanya shift-shiftan. Gaji belum seberapa...", doi mulai curhat.


"Tapi kita bandingin aja sama perjalanan hidup kita sendiri. Alhamdulillah bisa punya 1 anak. Kita bisa beli motor baru cash (gak nyicil). Bisa renov rumah. Jabatan & gajiku naik. Bunda juga dapet beasiswa S2. Itu hal-hal yang belum kita dapetin sebelum nikah kan?", ujarnya lagi.

Huhuhu. Alhamdulillah.


Bojonggede, 21 Syawal 1441 H (13 Juni 2020)

*Nikah 15 Juli 2017 = 21 Syawal 1438 H
Lumayan gampang inget tanggal hijriyah pernikahan karena pas bulan Syawal 😁

*Repost tulisan saat anniversary Hijriyah (21 Syawal) yg belum sempat diposting 😂



#sekarkasih #weddinganniversary #keluargawigunasekar

Ada Benarnya

"Ini kan sosmed gw. Terserah gw dong mau update apa. Kalo gak suka, unfollow aja".

Iyaaa, kalimat itu memang ada benarnya.
Tapiiii, di dunia nyata dan maya ini kita nggak cuma hidup sendiri kan? Kita nggak bisa bertindak sesuka kita.

Ada banyak hati yang harus kita jaga.

Kudu belajar peka, juga belajar menyederhanakan euforia.

Pilah pilih hal yang kita tunjukkan ke dunia.

Ingat juga satu kenyataan : kita bukan segalanya 😌😌😌


Maksudnya.......

Kita gak perlu memosisikan bahwa orang lain harus tahu SEMUA kebahagiaan atau kesedihan kita. Orang lain nggak harus selalu tahu kita habis dikasih apa sama suami atau istri kita.

Kita tetap istri yang romantis bagi suami, meskipun gak pernah update ngasih jam tangan pas suami ultah.

Kita tetap ibu yang baik, meskipun tiap bulan sepulang dari posyandu gak pernah update kalau BB anak naik beberapa ons dan pertumbuhannya selalu di atas garis hijau.

Kita tetap teman yang setia dan berterima kasih, meskipun gak update kalau habis dapet kado pompa asi elektrik dari teman satu geng.

Ada banyak hati yang harus kita jaga.

Ada banyak hal yang cukup disyukuri dan dinikmati sendiri atau bersama keluarga saja 🤗🤗🤗

***********

Repost tulisan lama. November 2019.




#sekarkasih #keluargawigunasekar #bundabijaksana

Selintas

"Resign aja, kasian anakmu umur 3 bulan diasuh babysitter".

"Ngapain kuliah lagi. Menuntut ilmu gak harus sampe ngorbanin anak kok"

"Istri gausah kerja. Rezeki keluarga udah lewat suami"

"Ngerepotin ortu kalo mereka harus ngurus cucu tiap hari pas kamu kerja/kuliah"

"Ibunya S2, anaknya diasuh sama lulusan SD"


Heeeiiii! Ada kondisi tertentu yg menyebabkan kita belum bisa mengambil keputusan meninggalkan aktivitas di luar rumah begitu saja.


Tulisan lama. 28 Nov 2019.

Istana Cinta - Tinggal Bareng Orang Tua



Ku dan @wigunaprasetyo menikmati tinggal berdua di Tanah Abang selama 1.5 tahun, terpisah rumah dari orang tua dan mertua. Tapi sebelum pindah ke rumah itu, kami tinggal di rumah orang tuaku di Tangerang selama 2 minggu setelah nikah. Hitung-hitung adaptasi suami masuk ke keluarga istri 😀

Setelah tinggal berdua saja, rasanya memang lebih enak. Belajar mengenal pasangan, menjalankan peran, membangun rumah tangga (yg mencoba mandiri), mengatur kebutuhan, bekerja sama, bertengkar tanpa diketahui orang lain, juga mandi sebelum shalat subuh tanpa dicurigai "waaah semalem abis ngapain?" 🙈🙈🙈

Sekitar dua minggu sebelum prediksi hari kelahiran Hanif, kami kembali tinggal di rumah orang tuaku. Waktu itu karena ku sadar diri bahwa akan butuh banyak bantuan di awal masa setelah melahirkan. Ndak mau keras kepala jadi superwoman yang merasa bisa melakukan semua kerjaan sendirian, juga pengen selalu ada teman ngobrol di rumah untuk mencegah baby blues / post partum depression.

Terhitung akhir Januari sampai sekarang akhir November, berarti udah sekitar 10 bulan #KeluargaWigunaSekar bergabung dengan #KeluargaPakRendi , wqwq. Tapi bulan Juni-Juli, tepatnya pasca Sekar resign kerja bulan Mei dan sebelum mulai kuliah bulan Agustus, kami lebih banyak tinggal di rumah Tanah Abang. Ingin kembali menikmati asiknya tinggal "sendiri", bertiga saja :)

Sebetulnya tujuan utama tinggal bareng orang tua untuk teamwork bareng Oma-Opa Hanif ketika Bunda lagi kerja atau kuliah.

Karena ku dan suami belum bisa (dan belum mau) percaya sama orang lain untuk mengasuh Hanif.

Dan ku masih ingin kuliah
*Siap2 dikatain "dasar ambisius ngejar dunia" 😗😗😗

Awal Agustus, kami kembali lagi ke Tangerang. Rasanya harus beradaptasi lagi tingggal di rumah Opa-Oma Hanif. Kalau di rumah Tanah Abang kan Sekar biasanya beli makan karena agak susah menyempatkan masak (umur 4-5 bulan Hanif lagi masa-masanya mau digendoooong terus dan nangis kalo ditaro, ngga ada orang lain di rumah yg bisa pegang). Tapi kalo di rumah orang tua kan tugasku belanja pagi dan tinggal makan masakan Mama 😝

Ku dan suami sering banget ngobrol tentang kondisi ini.

"Dalam satu rumah nggak bisa ada dua ratu, Mas" kataku suatu saat pada @wigunaprasetyo.

"Ya sama. Dalam satu negara juga nggak bisa ada dua presiden", timpal suamiku.

Wqwq. Ngerti kaaan maksudnya? 😗😗😗😗

Sebaik apapun orang tua atau mertua kita, senyaman apapun fasilitas di rumah mereka, ku dan suami tetap merasa bahwa kondisi terbaik (ideal) bagi kami adalah ketika kami tinggal terpisah rumah dari orang tua dan mertua.

Itu bagi kami lho ya.
Bagi Wiguna dan Sekar.

Keluarga lain di luar sana belum tentu punya preferensi dan kondisi yang sama, dan tentu sah-sah saja :)

Makanya ku ingin lekas lulus kuliah, biar bisa menjalani hidup ideal versi kami. Cukup versi kami.

Yang meskipun ideal bagi kami tetap saja belum tentu ideal menurut orang lain.

But that's okay 😀😀😀

Sebelum dan sesudah nikah, hidup kita memang nggak pernah ideal di mata orang-orang tertentu kok, wqwq.


Sebelum nikah :

"Terlalu pilih-pilih sih"

"Gitu tuh ngejar karir sampe ga pengen nikah"

"Ga berani melangkah ke fase hidup dewasa, ga berani mengemban tanggung jawab"

"Pacar banyak, tapi ngga ada yang diseriusin"


Setelah nikah :

"Sayang banget karirnyaaa. Udah jadi Manager eh resign menjelang melahirkan"

"Demi karir, malah pilih LDM sama suami. Bukannya ngalah ngikut suami aja"

"Percuma Ibunya Dokter tapi anak sering sakit. Sehari2 dititip ke pembantu di rumah sih"

"Kuliah nggak diseleseiin. Keburu nikah, hamil dan melahirkan"

"Ngapain kuliah lagi. Menuntut ilmu gak harus sampe ngorbanin anak kok"

"Udah dapet beasiswa, tapi malah dilepas karena berat sama anak. Padahal udah susah payah ngejalanin seleksinya"

"Betah amat tinggal di rumah mertua. Emang ga pengen mandiri?"

"Orang tua udah nggak se-sehat dulu. Kok tetep maunya tinggal pisah rumah? Trus siapa yang ngerawat ortu?"

Keputusan kita selaluuuuu tampak salah, wqwq.


Memang kudu punya standar ideal & kebahagiaan sendiri, biar gak terpengaruh omongan orang lain 😄😄😄



Tulisan lama. November 2019.

Adab Minta Izin Makanan

Menanyakan kepemilikan makanan/minuman yang ada di meja atau kulkas, juga minta izin kepada pemilik sebelum mengonsumsinya.


"Ma, itu brownies 2 kotak punya kita?"
"Oh bukan, itu dari ibu-ibu RT buat nanti jenguk Bu Sum"

"Yah, ini kopi Ayah yang bikin?"
"Iya. Cobain aja kalo mau"

"Wiiih. Ini roti sobek di meja punya sapa neeeh?"
"Punyakuuuu, buat besok ganjel perut abis shalat subuh, mau berangkat jam setengah enam"


"Mas, Chatime di kulkas masih mau diminum ga?"
"Engga. Abisin aja".


"Bun, Chitato kamu makan semalem?"
"Hah? Engga kok"
"Kok udah abis ya"

🤧🤧🤧

#bijaksana18bulan

Terasa banget kalau dalam satu rumah ada banyak orang, misal ada orang tua, kakak, adik ipar, pakde, sepupu, keponakan, dll.

Masing-masing punya kepemilikan.
Yang disimpan di tempat umum (meja/kulkas) bukan berarti sudah otomatis milik bersama. Bisa jadi karena memang harus disimpan di sana.

Percaya gak? Perkara macam makanan/minuman yang sering tiba-tiba "habis" bisa jadi percikan api dalam keluarga lho.

Yah, kita pasti kzl dong kalo makanan / minuman/barang kita suka habis bahkan ilang gak jelas. Pulpen ilang di kelas misalnya, padahal 5 detik yang lalu masih ada di meja. Wqwqwq.

Yuksss sama-sama belajar menghargai kepemilikan orang lain ❤️


Semoga kita bisa menjadi pribadi yang berhati-hati dan juga bisa mendidik anak2 kita tuk jadi seperti itu. Aamiin. ❤️


Bojonggede, 19 Januari 2020

*Repost tulisan lama, pake foto baru


#sekarkasih #bundabijaksana #keluargawigunasekar

Ruang Cinta

Pernah nemu suatu quote. Isinya kira2 :

Menikah adalah ibadah terlama.
Carilah pasangan yang sama-sama mau selalu belajar dan memperbaiki diri.

Ini bener banget 💯💯💯

Menikah lebih butuh ilmu daripada baper.


Sebelum nikah, kita dan calon pasangan sama2 belajar hakikat pernikahan, kewajiban-hak suami istri, psikologi pasangan, komunikasi dengan lawan jenis, do and donts dalam pernikahan, serta berbagai hal lain, termasuk mengenali bagaimana kepribadian calon teman sehidup sesurga kita beserta keluarganya.

Sesudah nikah pun demikian. Ada banyak yang harus dipelajari bersama dengan pasangan demi mewujudkan cita-cita keluarga.

Bersama lho. Nggak cuma salah satu aja yang belajar. Hehe.

Kalau aku dan suami, salah satu caranya dengan membuat grup Ruang Cinta ini. Tempat berbagi artikel/gambar/tulisan yang informatif, edukatif dan menurut kami perlu sama2 kami pelajari.

Biar postingannya nggak ketiban chat pribadi 😂
Trus biar lebih rapi dan enak pas mau dibaca2 lagi.


Ku sharing tentang ini dalam rangka game "Gaya Belajar" di kelas Bunda Sayang @institut.ibu.profesional (IIP) 😄😄😄


Masya Allah. Ikut kelas IIP, jadi sadar bahwa ternyata banyak hal sederhana dari kehidupan kita yang sebenarnya bermanfaat dan bisa kita bagi ❤️

Ku yakin tiap pasangan punya cara masing-masing untuk belajar bersama.

Btw, belajar ini konteksnya luas yaaak. Nggak cuma yang formal2 gitu 😁

Belajar menerima karakter, kekurangan dan kelebihan pasangan beserta keluarganya;
Belajar menghargai;
Belajar memaafkan;
Belajar menurunkan ego;
Belajar menyenangkan hati pasangan;
Belajar menjadi pasangan yang supportif;
Belajar menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari;
Belajar bersyukur terhadap keadaan apapun ❤️


Kalau kamu dan pasanganmu gimana? 😄

************


Ringkasan jawaban temen2 di IG story :

1. Share artikel/gambar/info apapun yg dirasa bagus
2. Pillow talk (sharing aktivitas seharian, bahas artikel yg habis dibaca)
3. Liat kajian bareng; online maupun offline
4. Bedah buku rutin, lanjut diskusi
5. Bikin project dan bagi tugas lewat apps Trello (super well organized 💯)
6. Ngobrol santai sambil makan di luar
7. Bikin grup WA buat sharing artikel
8. Belum punya pasangan


#sekarkasih #sekarbunsay #bundabijaksana #keluargawigunasekar #familytips #marriagetips 





Qodho Puasa

Wednesday, August 12, 2020

Salah satu prioritasku tahun ini adalah melunasi utang puasa Ramadhan / qodho puasa yg ditinggalkan karena haid, hamil dan menyusui. Tiga kali Ramadhan (2018, 2019, 2020), masya Allah walhamdulillah ternyata bisa menikmati privilege total 34 hari nggak puasa. 😁

Setelah mencari tahu tentang hukum qodho puasa bagi ibu hamil & menyusui, tentu disesuaikan dengan kondisi diri, aku yakin untuk mengikuti pendapat : tidak cukup bayar fidyah saja, melainkan harus qodho.

Rasanya 34 hari itu banyak banget. Tapi, bismillah. Kuatkan niat, bulatkan tekad. Cicil qodho puasa sedikit demi sedikit, insya Allah lama-lama akan terbayar semua.

Untuk lebih mudah mengingat, aku membuat catatan di Notes HP terkait banyaknya hari puasa yang ditinggalkan dan kapan tanggal melakukan qodho. Seperti gambar pada postingan ini.


Pasca Idul Fitri kemarin, sebelum memulai puasa Syawal, ku mulai qodho untuk puasa yg ditinggalkan saat Ramadhan tahun 2020 ini. Totalnya 7 hari. Alhamdulillah selesai. Kemudian lanjut puasa Syawal 6 hari. Alhamdulillah dapat juga. 😄

Lanjut, sebelum bulan Dzulhijjah baru dapat qodho 1 hari. Trus di bulan Dzulhijjah ini dapat qodho 5 hari. Sampai dengan catatan ini dibuat (12 Agustus 2020), total utang puasaku masih ada 16 hari lagi.

Bismillah, semoga Allah mudahkan untuk melunasinyaaa ❤️

#sekarkasih #muslimah #qodhopuasa 


Tangerang, 12 Agustus 2020
23:52

@sekarkasih

Perjalanan Daftar Beasiswa LPDP


Timeline garis besar :


🔹2016-2017 : belajar bahasa Inggris (waktu itu krna maunya ke LN jadi belajar dan tes IELTS)

🔹April 2018 : nyiapin esai, minta surat rekomendasi ke dosbing S1

🔹 Mei 2018 : pembukaan pendaftaran LPDP

🔹 Juni 2018 : submit pendaftaran

🔹 Juli 2018 : pengumuman lolos administrasi, trus tes SBK (Seleksi Berbasis Komputer) di BKN Cawang. Kaya tes CAT CPNS.

🔹 Agustus 2018 : pengumuman lolos SBK. Persiapan interview.

🔹September 2018 : 4-5 Sept tes interview di STAN. Tgl 21 Sept pengumuman lolos.

🔹 Oktober 2018 : awal bulan dapet email pembagian jadwal PK. Trus aku kebagian PK 130 tgl 29 Okt-2 Nov.

🔹Februari 2019 : pembukaan pendaftaran SIMAK UI

🔹Maret 2019 : tes tertulis SIMAK UI

🔹April 2019 : pengumuman lolos tes tulis. Lanjut tes interview. Seminggu kemudian, pengumuman lolos. Trus urus ke LPDP. Trus daftar ulang di UI.

🔹Agustus 2019 : mulai matrikulasi

🔹September 2019 : mulai kuliah semester 1 

😄😄😄😄

Selesai Bunda Cekatan

Friday, July 17, 2020

Alhamdulillah. Selesai perjalanan panjang 2.5 tahun kuliah di kelas Matrikulasi - Bunda Sayang - Bunda Cekatan IIP (Institut Ibu Profesional) 👩‍🎓

Komunitas ini bener2 penuh semangat, penuh energi positif, penuh ilmu, penuh cinta, penuh kemerdekaan dalam belajar 📝🎉🎊

Kita nggak dipaksa untuk belajar hal yang sama. Justru kita diajak tuk mengenali minat dan potensi diri supaya bisa berkembang dengan keunikan masing2. Kita juga dilatih menjadi pribadi yang terarah dengan punya peta hidup dan peta belajar 👣

Meskipun kegiatan kuliahnya hampir semua online (via WA, Google Classroom dan Facebook Group), tapi Bu Septi Peni Wulandani dan tim benar2 menyiapkan dengan sangat baik. Bener2 profesional. Perfecto deeeh 👍🏼👍🏼👍🏼💯💯💯

Jujur, diriku nggak selalu bisa memprioritaskan pembelajaran di sini, tapi selalu berusaha mengikuti dengan baik :")

Setelah ini masih ada tahap Bunda Produktif. Sepertinya daku memilih libur/cuti/off dulu karena mau memprioritaskan tesis. Nggak papa, nggak papa. Nggak semua hal harus dijalani berbarengan. Insya Allah diriku tetap mengupgrade ilmu dari berbagai sumber 😉

Semoga ilmu yang didapat membawa kebaikan untuk diri, keluarga dan masyarakat. Barakallah, Sekar 🙏


Oh iya, di twibbon/badge kelulusan ini spesial pake foto bertiga. Kemarin2 cuma pake foto sendiri atau berdua Hanif. Ahahaha. Sekalian juga sebagai pengingat diri bahwa keluarga-lah yang paling berhak, utama dan pertama harus merasakan kecekatan diri ini 📝

Makasih Papa Wiguna dah ngizinin aku tuq belajar di IIP ❤️❤️❤️


#sekarkasih #sekarbunsay #sekarbuncek #catatankuliahsekar #institutibuprofesional 

Privilege (?)

Bagiku, bisa main sepanjang hari sama anak itu privilege. Ya tentu privilege tersebut gak kudapatkan dengan mudah dan cuma-cuma. Banyak kesempatan mengembangkan diri dan mengisi pundi-pundi rezeki yang kulepas *halah*. Sementara ini daku memilih mengesampingkan banyak hal, macam tawaran jadi penulis atau konsultan freelance, ajakan kolaborasi, live IG, berbagai project kreatif, dll. Apalagi kerjaan yang part time bahkan full time. Biar apa? Biar tetap waras 😂

Berasa banget ketika sibuk kaya semester kemarin. Sudah ninggalin rumah 11 jam, begitu sampai di rumah masih ada kerjaan/tugas yang harus diselesaikan. Belum lagi tanggung jawab sebagai istri, ibu dan anak. Banyak begadang. Badan penat. Emosi meningkat. Pikiran stress. Hati sensitif. Jadi sering itung-itungan kerjaan sama suami. Sering uring-uringan. Sering bandingin hidup dengan orang lain. Ibadah sekadarnya. Abis shalat langsung lipat mukena. Tilawah boro-boro tiap hari. Rasanya capek banget dikejar urusan2 dunia.

Dan ku semakin menyadari kapasitas diriku. Ku putuskan bahwa tidak semua kesempatan harus diambil dalam satu waktu. Pelan-pelan dulu. Atur prioritas sesuai yang ku mampu. Yang penting tetap melaju :")

Bismillah.

Tangerang, 17 Juli 2020
@sekarkasih


Foto jalan-jalan berdua Hanif ke pinggir jalan tol sore ini ❤️

Throwback Lamaran 1 Mei 2017

Saturday, May 2, 2020

Bagiku, menuliskan kembali kisah cinta bisa jadi rehat ketika diri sedang merasa penat.

Membangkitkan kembali perasaan deg-degan, cemas, haru, bahagia.

Juga mengingatkan kembali untuk bersyukur bahwa Allah sudah menyatukan kami.

Saat Hari buruh tiga tahun lalu,

ada yang memperjuangkan aspirasi dengan aksi di jalan,
ada juga yang memperjuangkan cinta dengan lamaran.

Setelahnya, lamaran tak mengubah interaksi kita.
Kita masih lah pria dan wanita yang tak ada hubungan apa-apa.
Belum halal untuk bersanding mesra, berbincang cinta, berlaku manja, atau sekadar berfoto berdua.
Belum ada kewajibanmu untuk menafkahi dan kewajibanku untuk menaati.

Yang berubah hanya statusku yang sudah tak bisa lagi dilamar oleh lelaki lain. Seperti hadits riwayat Bukhari-Muslim, “Janganlah seorang lelaki meminang wanita yang telah dipinang saudaranya hingga menjadi jelas apakah yang meminang sebelumnya meninggalkannya ataukah yang meminang pertama mengizinkannya.”

Terima kasih sudah datang dan berjuang dengan cara yang baik.


Ttd,
Aku, yang selalu semangat mengabadikan kisah kita, meskipun engkau merasa biasa saja membacanya. Ndapapaaaa. Aku tetap cinta.


#KeluargaWigunaSekar #TaarufWigunaSekar

Puasa Mingguan 4

Friday, April 24, 2020



[Week 4 - Puasa Sharing di IG Story]
.
.
Untuk menjalani tantangan puasa mingguan terakhir di kelas BunCek ini, ku memilih untuk puasa sharing di IG Story. Terdengar agak gimanaaa gitu yaaa, wkwk. Sebetulnya bukan berarti selama 4 hari kemarin ku berniat sama sekali ngga update IG story. Bukaaannn.
.
.
Tetapi ku berencana merapikan sharing, tulisan, curhatan dan kenangan biar bisa lebih bermanfaat, menjangkau khalayak luas dan sustainable (duileh bahasanya 😅). Gimana caranya? Ya bikin sharing di postingan (IG dan blog bundabijaksana.com), bukan sekadar di IG stories.
.
.
Beberapa hari lalu sempat nelusurin stories sejak Desember 2017 hingga hari ini yang masuk Archive. Menyadari ada banyak sharing berfaedah yang masih tersimpan di archive, ku jadi mau bikin project "30 hari merapikan kenangan". Kegiatannya ya itu tadi : nelusurin stories lama, trus dijadiin highlight atau diposting di blog atau IG. Rencananya sih pas Ramadhan. Tapi ga jadi. Lha wong ini aja daku mau uninstall IG sementara, hihi. Demi ibadah Ramadhan yang lebih khusyu dan persiapan UAS-Tesis yang lebih mantap ❤️
.
.
Insya Allah nanti deh merapikan kenangannya. Sementara ini libur bikin stories panjang-panjang dulu yaaa. Bikin di feed ajah. Isi storiesnya tentang jual Al-Qur'an Mumayyaz, Buku KMCF dan Dompet Kantong Harian aja dulu 😙
.
.
Dan berikut laporan harianku  :
Day 1 (Senin 20/4) : Excellent
Day 2 (Selasa 21/4) : Excellent
Day 3 (Rabu 22/4) : Excellent
Day 4 (Kamis 23/4) : Excellent 



.
.
Alhamdulillah. Bismillah. Semoga bisa selalu memperbaiki diri yaa Sekar :)
.
.
#sekarkasih #sekarbuncek #tantangan7hari #kelaskepompong #bundacekatan #institutibuprofesional #puasamingguan

Day 30 #30haribelajarkeuangan

Wednesday, April 22, 2020

Repost catatan lama (2 April 2018) tentang mencatat cashflow.




Ribet, tapi Terukur!

"If you can't measure it, you can't manage it"
Peter Drucker


Bagi saya, momen "kebangkitan" saya adalah ketika materi kedua, yaitu tentang menjadi ibu profesional kebanggaan keluarga. Berawal dari NHW 2 (Nice Homework) berupa pembuatan list indikator profesionalisme peran sebagai istri, ibu dan individu, saya pun menjadi cukup rajin mengevaluasi diri.


Setelah saya buat listnya di Excel Google Sheet, setiap hari saya memantau kinerja pribadi (ibadah, aktivitas, rencana) dan program rumah tangga untuk kemudian mengisi checklist realisasinya di lembar excel tersebut. Saya pun tergerak membuat tabel cashflow pemasukan & pengeluaran harian pribadi dan keluarga. Setiap hari saya catat serinci mungkin, hingga ke pengeluaran yang hanya sebesar 500 rupiah untuk pembayaran tambahan ojek online.

Bagi beberapa orang, mungkin yang saya lakukan ini ribet-riweuh-rempong banget. Ngapain sih sebegitu rincinya mengevaluasi kerja pribadi dan mencatat cashflow keluarga? Toh nggak ada pihak yang meminta pertanggungjawaban.

Iya sih, suami memang nggak mengharuskan saya membuat laporan keuangan keluarga ataupun evaluasi kinerja pribadi dan rumah tangga. Tapi dari lembar excel tersebut saya justru mengetahui hal-hal apa yang sudah terealisasi dan masih kurang dari target  target. Untuk laporan keuangan, saya dan suami jadi tahu pengeluaran untuk kategori mana yang sudah sesuai anggaran atau yang harus ditekan. Angka menunjukkan bahwa biaya makan di luar selama 4x di bulan Februari kemarin ternyata lebih besar daripada total biaya makan selama satu bulan!!! Nah kan, jadi ketahuan. Ribet, tapi terukur! :)


#sekarkasih #sekarbuncek #catatankuliahsekar #tantangan30hari #kelaskepompong #bundacekatan #institutibuprofesional #30haribelajarkeuangan #cerdaskeuangan #cerdasfinansial #financialliteracy #investasi #ekonomi #manajemen #belajarekonomi #belajarmanajemen #manajemenkeuangan

Day 29 #30haribelajarkeuangan

Tuesday, April 21, 2020


Menghasilkan uang dan mengelola uang adalah dua kemampuan yang berbeda. Untuk mencapai kebebasan finansial, kita harus mampu melakukan keduanya.
-sekarkasih

Just another quote, hihi. Klasik, tapi memang nggak bisa dipungkiri. Selama masih hidup, kita butuh uang. Bahkan saat meninggal pun kita masih butuh uang untuk kain kafan, pemakaman dan keluarga yang kita tinggalkan :)

#sekarkasih #sekarbuncek #catatankuliahsekar #tantangan30hari #kelaskepompong #bundacekatan #institutibuprofesional #30haribelajarkeuangan #cerdaskeuangan #cerdasfinansial #financialliteracy #investasi #ekonomi #manajemen #belajarekonomi #belajarmanajemen #manajemenkeuangan

Day 28 #30haribelajarkeuangan

Monday, April 20, 2020



Repost tulisan lama tentang kebanggaan terhadap Pemerintah. Oh iya, waktu itu tulisan ini dibuat supaya terpilih jadi peserta Jouska Talk kerjasama Jouska dengan IMF. Special event. Alhamdulillah ku terpilih, hehe.

*****

Salah satu yang membuat saya bangga jadi warga Indonesia adalah... keseriusan pemerintah dalam mengembangkan perekonomian syariah, termasuk di bidang pasar modal syariah. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, tentu negara wajib mengatur dan memfasilitasi agar pilihan instrumen investasi yang beredar di kalangan masyarakat sesuai dengan syariat Islam. Sinergi regulator (BI, OJK, BEI) dan para stakeholder menghasilkan berbagai regulasi, kegiatan, sosialisasi, dan edukasi.

Untuk regulasi, contohnya penentuan kriteria perusahaan tercatat yang bisa masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) OJK dan pengaturan produk reksadana syariah. Per April 2018 ada 193 produk reksadana syariah dari total 1969 produk reksadana (sumber : CNN).

Untuk event dan sosialisasi, rasanya sudah cukup banyak talkshow, konten internet ( @idxislamic ) bahkan kompetisi yang bertujuan mengenalkan pasar modal syariah kepada masyarakat. Masih bisa terus ditingkatkan dan dikembangkan penyelenggaraannya.

Untuk edukasi, ada Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS) setiap pekan untuk umum di berbagai kantor cabang BEI dan kampus se-Indonesia. Ada juga program sertifikasi Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM) bagi yang ingin fokus menapaki karir profesional di pasar modal.

Jumlah investor pasar modal per Juli 2018 juga sudah mencapai 1.4 juta orang, di mana pada Nov 2015 masih di angka 426.210 (sumber : Kompas.com)

Programnya sudah ada, produk investasi syariahnya juga sudah banyak, tinggal kita-nya aja yang bergerak :))

Please count me in to JTalk ya MinJouuu ;)

#IndonesiaBangga #JTalkvsAMIMFWBGJKT #investasisyariah #sahamsyariah

*****

#sekarkasih #sekarbuncek #catatankuliahsekar #tantangan30hari #kelaskepompong #bundacekatan #institutibuprofesional #30haribelajarkeuangan #cerdaskeuangan #cerdasfinansial #financialliteracy #investasi #ekonomi #manajemen #belajarekonomi #belajarmanajemen #manajemenkeuangan 

Day 27 #30haribelajarkeuangan

Sharing tulisan lama (Desember 2018).


Tips Sekar :

1. Pisahkan wadah penampung logam 100, 200, 500 dan 1000 supaya lebih gampang menghitungnya. Saya menggabung 100 & 200 di kaleng biskuit, trus 500 & 1000 di botol pink ini.

2. Disiplin menyimpan. Kalau sudah sampai rumah, langsung masukkan receh2 di saku, tas, plastik belanjaan, dll ke wadah. Boleh laaah simpen juga di tas, dompet atau dasbor mobil buat bayar parkir / Pak Ogah, tapi jangan banyak2.

3. Konsisten mengumpulkan. Tentuin periode ngumpulinnya mau berapa lama. Tiga bulan, enam bulan, satu tahun (kalau saya sih tahunan, dari 1 Januari sampai akhir Desember).

4. Jangan buru2 tukerin uang logamnya ke bank. Tawarin aja ke keluarga atau tetangga (misal ada yg buka warung, pasti recehan bermanfaat banget). Dulu tahun 2016-2017 saya beberapa kali nukerin ke Mama dan kondektur bus, maklum masih PP naik bus kota. Sekarang syudah jadi naq Gojek #TimGopay . Tahun lalu nukerin ke Mama mertua karena punya warung makan.

5. Uang yg terkumpul jangan sampai "bocor" sebelum jatuh tempo (berakhirnya periode ngumpulin). Dulu karena ku nukerin ke kondektur sekitar 10ribu-20ribu, habis itu uangnya malah dipake buat jajan. Hahaha. Kalau terpaksa ditukarkan lebih cepat, uang hasil tukarannya taro aja di wadah sampai periode pengumpulan berakhir. Baru deh dijumlah secara total. Baru deh boleh dimanfaatkan 😄


Hasil receh tahun 2017 : dipake buat tambahan beli saham
Hasil receh tahun 2018 ini : buat tambahan beli perlengkapan bayi

Selamat mengumpulkaaan 💰💰💰

#2019KumpulinReceh



#sekarkasih #sekarbuncek #catatankuliahsekar #tantangan30hari #kelaskepompong #bundacekatan #institutibuprofesional #30haribelajarkeuangan #cerdaskeuangan #cerdasfinansial #financialliteracy #investasi #ekonomi #manajemen #belajarekonomi #belajarmanajemen #manajemenkeuangan

Day 26 #30haribelajarkeuangan

Sunday, April 19, 2020

"Kalau udah terlanjur KPR, gimana?"

Ya bayar dong! Kan utang 😅
Bismillah. Niatkan tuk melunasi.
Prioritaskan tuk bayar cicilan tiap bulan.
Ikhtiar untuk take over ke KPR Bank Syariah, biar lebih tenang.
Ikhtiar juga tuk mempercepat pelunasan.


"Kalau udah terlanjur ambil KPR konvensional, udah nempatin rumahnya, trus baru paham tentang dosa riba, gimana?"

Banyakin istighfar, doa dan ikhtiar biar cepet lepas dari riba dan utang.
Semoga Allah mengampuni kita dan memampukan kita melunasi utang 🙏


#sekarkasih #sekarbuncek #catatankuliahsekar #tantangan30hari #kelaskepompong #bundacekatan #institutibuprofesional #30haribelajarkeuangan #cerdaskeuangan #cerdasfinansial #financialliteracy #investasi #ekonomi #manajemen #belajarekonomi #belajarmanajemen #manajemenkeuangan

Day 25 #30haribelajarkeuangan

Sharing Money Lover di IG stories, udah ada 2 highlight.



Ituuu pake Excel masih tahun 2018. Masih awal nikah, lagi semangat-semangatnya jadi Manager Keuangan keluarga, lagi antusiasnya membentuk habit mindful spending, masih berdua, kerjaan kantor santai gak ada PR, masih banyak me-time untuk berkutat dengan laptop dan buku-buku.

Mulai tahun 2019 ku pake aplikasi biar lebih ringkas.
Ada yang nyamperin tiap buka laptop atau pegang HP. Ada tugas kuliah. Ada materi yang harus dipahami. Udah ada hal lain yang meminta dijadikan fokus 👶👶👶🎓🎓🎓

Jadi bagiku sekarang sih yg penting tetep nyatet untuk bisa track keuangan + evaluasi.

Btw, kalo akuuuu, ku tak mencatat top up e-money/e-wallet sebagai pengeluaran. Baru kucatat kalo sudah ada pemakaian (order gojek, gofood, tap in KRL atau busway atau bayar tol). Tapi ku punya rekap/histori top up terpisah.

Kenapa top up kaya gitu gak masuk sebagai pengeluaran?

Karena menurutku top up hanya memindahkan tempat nyimpen uang (tadinya di rekening bank jadi pindah ke dalam gopay/ovo/dana) atau ngubah bentuk uang (tadinya uang kertas 50 ribu jadi saldo electronic money).

Ini yang tadi tentang wallet di Money Lover. Di sini kita bebas nentuin "ceritanya" kita punya dompet/sumber uang apa aja.

Tiap catat transaksi, kita nandain uang dari dompet mana yang kita pake.

Kalo akuuuu, ku bikin dua dompet : pribadi (Personal Fund) dan belanja keluarga (Love Fund).

Kenapa namanya Love Fund? Karena itu bukti cinta dari suami, alias nafkah buat belanja. WKWKWKWK.

Beda dompet, beda penggunaan.

Buat fotokopi catatan kuliah temen, ku input data pengeluaran dari Personal Fund. Tapi pas jajan di Alf*mart sekalian beli minyak goreng, shampoo, sabun, keju, dll itu kuambil dari Love Fund.

Itu penggunaan wallet di aku yaaa.

Di beberapa IG story sebelumnya juga ada yg sharing, dia bikin kategori dompet : cash dan rekening (digital).

Jadi pas beli sayur di mbok sayur, input catatannya dari dompet cash. Pas bayar olshop, ambilnya dari dompet digital.

Kira2 begitu deh.

Terserah kita ajaaa mau nentuin walletnya jadi kaya gimana. Mau bikin dompet Istri & Suami, atau dompet Real & Halu. Dicoba2 sendiri aja senyamannya 😎👌

Trus ada fitur Budget untuk suatu kategori atau seluruh pengeluaran.

Di sini ku naro budget 600rb utk transportasi kuliah bulan Maret. PP Tangerang-Depok-Tangerang tiap hari gitu loooh, wkwk. Dengan rutin nyatet, jadi kehitung bahwa dalam 10 hari ini ku syudah spend 183.500. Yaaa insya Allah sampe tanggal 31 Maret nanti masih on budget ya. Itu juga udah realistis naro budgetnya kok 😅


#sekarkasih #sekarbuncek #catatankuliahsekar #tantangan30hari #kelaskepompong #bundacekatan #institutibuprofesional #30haribelajarkeuangan #cerdaskeuangan #cerdasfinansial #financialliteracy #investasi #ekonomi #manajemen #belajarekonomi #belajarmanajemen #manajemenkeuangan

Day 24 #30haribelajarkeuangan


Harta adalah amanah dari Allah. Kelak kita harus mempertanggungjawabkan bagaimana mendapatkan, mengelola dan menggunakannya :)
-sekarkasih


Istirahat sejenak. Posting quote ajah :)


#sekarkasih #sekarbuncek #catatankuliahsekar #tantangan30hari #kelaskepompong #bundacekatan #institutibuprofesional #30haribelajarkeuangan #cerdaskeuangan #cerdasfinansial #financialliteracy #investasi #ekonomi #manajemen #belajarekonomi #belajarmanajemen #manajemenkeuangan 

Day 23 #30haribelajarkeuangan


💸Sakinah Finance 💸

Sakinah finansial. Kondisi finansial yang menenangkan. Bisa diartikan menenangkan karena kita memiliki uang yang cukup untuk kebutuhan saat ini dan di masa depan, juga menenangkan karena kita yakin bahwa uang tersebut sudah benar cara mendapatkan dan menggunakannya.




💶 Manajemen keuangan pribadi & keuangan keluarga

Manajemen berarti pengelolaan. Prinsip utama dalam manajemen keuangan pribadi/keluarga adalah :

1. Penghasilan yg halal.
Cara memperolehnya harus diridhoi Allah. Silakan mau jadi pegawai, pengusaha, freelance, anggota dewan, investasi di bisnis temen, jadi trainer, dosen, staf admin, menjalani olshop, guru ngaji/privat, punya catering, dll. Selalu berada pada koridor JUJUR dan BENAR (nggak curang, korupsi, mark up dana, tipu2, suap menyuap, merugikan/menghambat rezeki pihak lain). Jangan berkutat pada bidang usaha/kerja yg bertentangan dengan syariat (sebisa mungkin hindari bekerja pada lembaga keuangan/pembiayaan yg menerapkan bunga/riba, di tempat yg banyak mudharatnya seperti diskotik atau restoran non-halal, juga pekerjaan yg menjauhkan kita dari beribadah pada Allah).

2. Memanajemen keuangan dengan ilmu
Salah satu pentingnya menjadi orang berilmu, supaya bisa mengelola amanah Allah dengan tepat (uang = rezeki = amanah). Nggak harus menjadi pakar atau mengambil kuliah & berbagai sertifikasi keuangan. Banyak ilmu bertebaran di buku dan dunia maya. Kuncinya adalah MAU belajar. Luangkan waktu untuk mempelajari cara-cara manajemen keuangan, termasuk tentang instrumen investasi. Biar gak jadi investor yg merugi ;)

3. Hindari Hutang
Meskipun Islam membolehkan berhutang, tapi lebih baik kita hindari supaya hidup tenang. Apalagi kalau berhutang untuk keperluan konsumtif, bukan untuk hal2 produktif dan penting. Sebagai gantinya, lebih baik siapkan dana darurat. Hutang akan jadi beban pribadi dan keluarga (kalau belum sempat kita lunasi semasa hidup). Lebih baik menabung terlebih dahulu kalau mau membeli barang2 "mahal", termasuk rumah & kendaraan. Kalau mau berhitung cermat, bisa jadi total biaya ngontrak rumah 15 tahun jauh jauh jauuuuh lebih terjangkau daripada harus membayar KPR + bunga + renovasi + perawatan rumah + pajak. Sekarang juga sudah eranya sharing transportasi (gojek/grab). Kalau nggak rutin menggunakan mobil, gak perlu malu kalau ngga punya.

4. Pengeluaran < Penghasilan
Ini ada kaitannya sama poin nomor 3 supaya kita terhindar dari hutang. Hiduplah sesuai kemampuan. Jangan sampai besar pasak daripada tiang. Sebisa mungkin juga hindari mencicil barang, apalagi hanya untuk sekadar gengsi dan gaya hidup. Tantangan buat kita. Kalau mau hidup berkecukupan atau mewah, harus ningkatin skill dan kerja keras terlebih dahulu. Ibaratnya gini : mau bergaya hidup 10 juta sebulan, pastikan penghasilan kita sudah minimal 12 juta (yg 2 juta buat tabungan/investasi yeee). Banyak yg terjebak dengan penghasilan 5 juta tapi gaya hidup 10 juta, karena sibuk nyicil barang, pinjam sama sini, dan lingkaran setan yg itu2 aja. Ada sindiran dari salah satu financial planner, "Gaji freshgraduate, tapi lifestyle CEO" :)))

5. Skala Prioritas
Bedakan kebutuhan & keinginan. Jangan terbalik.

6. Rutin ZIS & Donasi
Ingatlah bahwa pada rezeki kita ada titipan Allah untuk saudara-saudara kita yg membutuhkan. Kalau ditahan (nggak kita keluarkan), bisa jadi suatu saat Allah ambil bagian dari rezeki kita secara paksa.






💶 Perencanaan tabungan & investasi

Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah pernah mengingatkan:
_"Semoga Allah merahmati seseorang yang bekerja untuk mencari harta halal, kemudian ia membelanjakan hartanya secukupnya dan menyisihkan kelebihannya untuk hari miskinnya dan saat membutuhkannya"_
Atsar riwayat Ath-Thabari dalam Tahdzibul Atsar: 355 (1/193), 356 (1/194)).

Selalu alokasikan minimal 20% dari penghasilan bulanan untuk tabungan & investasi. Sebaiknya punya rekening khusus untuk menyimpan dana ini. Jangan digabung dengan rekening operasional (yg biasa dipakai kebutuhan belanja pribadi/rumah tangga, bayar olshop, isi saldo emoney/gopay, dll). Setiap mendapat rezeki lebih (dapet bonus tahunan, honor setelah jadi pengisi acara, hadiah lomba, dll), alokasikan ke rekening ini.

Dana darurat juga termasuk pos dana yang harus kita prioritaskan.



💶 Budgeting belanja bulanan

Supaya efisien dan tepat sasaran :
1. Tahu apa saja kebutuhan kita & keluarga. Biasanya dibagi jadi pos konsumsi pokok (belanja kebutuhan pribadi/rumah tangga, makan & jajan harian), transportasi, kewajiban (iuran ini itu, bayar listrik, air, WIFI, dll), tabungan-investasi, ZIS & Donasi, hiburan, dan dana darurat.

2. Tentukan anggaran wajar untuk kebutuhan bulanan pribadi & keluarga. Yang wajar yah. Nggak terlalu irit sampai membuat kita terlalu mikir untuk sedekah atau sekadar beli sebatang cokelat di minimarket, juga nggak berlebihan sampai hobi gofood setiap hari :)

3. Untuk tahu perkiraan anggaran wajar, bisa lakukan pencatatan tiap mendapat/mengeluarkan uang. Latihan aja 1-2 minggu dulu. Teruskan jadi 1 bulan. Kalau udah 3 bulan biasanya udah keliatan polanya, termasuk mana hal2 yg bisa kita kurangi atau tambahkan. Kita jadi punya patokan anggaran wajar.
NB : Dulu selama kurleb 5 bulan saya pernah detail mencatat berbagai pemasukan & pengeluaran di excel, sampai bikin grafik segala buat laporan ke suami. Tapi sekarang sudah gak pernah mencatat. Sudah menerapkan anggaran wajar untuk semua pos dan Alhamdulillah sejauh ini bisa mengendalikan diri dengan membelanjakan hal2 yg memang BUTUH.



💶 Yang harus kita lakukan ketika menghadapi masalah keuangan
Ada beragam masalah keuangan. Beda masalah, bisa jadi beda solusi.


💶 Bagaimana menghadapi permasalahan keuangan menurut Islam?
1. Muhasabah. Evaluasi kehalalan dan keberkahan uang kita selama ini. Biasanya masalah keuangan kita ada di satu atau beberapa poin ini :
Apakah banyak syubhat atau bahkan yg jelas haram?
Apakah sudah optimal menjemput rezeki?
Apakah kita menggunakannya berlebihan?
Apakah kita mubazir?
Apakah kita berkutat dengan riba?
Apakah kita cerdas mengelola hutang piutang (mencatatnya, mengenali potensi org2 yg mudah/susah dalam berhutang), bersegera dalam mengembalikan, dan beradab ketika menagih?
Apakah kita belum mengeluarkan hak orang lain yang Allah titipkan?
Apakah kita sudah paham kemana uang yg kita investasikan dan bagaimana dikelolanya?
Apakah kita sudah memanajemen keuangan dengan baik? 

2. Ikhtiar agar masalah lekas selesai



💶 Tips sederhana yang bisa berdampak besar bagi semakin barokahnya keuangan pribadi & keluarga
1. Selalu bersyukur atas apapun dan berapapun rezeki dari Allah (QS Ibrahim : 7)
2. Pastikan semua pemasukan & pengeluaran halal
3. Hindari hutang & riba
4. Tambahan dari suamiku : shalat dhuha, berbakti pada orang tua (termasuk menanggung kebutuhan finansial orang tua yg sudah tak mampu bekerja. Semoga ridho mereka jadi salah satu pembuka rezeki kita).


Ada banyak versi manajemen keuangan. Nggak semua bisa dikatakan BENAR atau SALAH. Yang ada hanyalah TEPAT atau KURANG TEPAT. Yang terbaik adalah manajemen yang kita ciptakan sesuai kondisi keuangan kita dan keluarga :)


Repost materi sharing kulwap "Calon Istri Millenial" - 5 Juli 2019


#sekarkasih #sekarbuncek #catatankuliahsekar #tantangan30hari #kelaskepompong #bundacekatan #institutibuprofesional #30haribelajarkeuangan #cerdaskeuangan #cerdasfinansial #financialliteracy #investasi #ekonomi #manajemen #belajarekonomi #belajarmanajemen #manajemenkeuangan