Random Curcol

Friday, July 1, 2011

Hello! Long time no see ya (padahal baru ngepost kemaren), hehe. Sebetulnya pagi ini gw ada schedule *halaaaaah* mau beli kado untuk sahabat-sahabat gw yang ultahnya udah dari beberapa bulan yang lalu (maaf yaa baru ngado sekarang :p), berhubung jam 9:24 pusat perbelanjaan belum pada buka, jadilah saat ini gw “curcol” sebentar. Plus, gw pengen berkontemplasi dengan diri sendiri atas kejadian akhir-akhir ini. 

Let’s see where I should start. Hmmm. 

Belakangan ini fikiran gw lagi random sekali, saudara-saudara. Mungkin lebih tepatnya... bercabang! Yah, dalam otak sekecil ini namun sebetulnya memiliki potensi yang tak terbatas, berbagai fikiran muncul dalam satu waktu *mungkin hanya selisih sekian milidetik*. Pas lagi nonton berita di TV, gw nggak abis pikir kenapa masalah korupsi di Indonesia nggak pernah berakhir, trus tiba-tiba gw teringat sama kejadian “kejujuran memang pahit” yang dialami oleh seorang Ibu di suatu kota yang justru “dicampakkan” saat mengungkapkan sebuah kejujuran. Well, dari sini gw menilai bahwa mostly kejujuran udah nggak dijunjung tinggi oleh banyak orang. Gw juga menyayangkan tindakan kecurangan yang “biasa” terjadi selama kita tumbuh dari kecil sampe dewasa *masih segar dalam ingatan gw akan berita kecurangan2 saat UAN* yang secara nggak langsung sebetulnya itu adalah wujud korupsi kecil-kecilan, menghalalkan segala cara. Yah, korupsi yang dilakukan oleh “koruptor kelas teri”. Mau jadi apa bangsa ini kalo generasi mudanya udah “terlatih” korupsi??? 

And then, sekarang juga permasalahan TKI lagi jadi hot issue di negeri ini. Hari Rabu gw nonton Sentilan Sentilun di Metro TV dan sampe sekarang gw masih teringat salah satu perkataan dari narasumber yang “nyindir” bahwa RI = Republik Insyaallah, karena pemerintah selalu berkata “sedang dalam proses ditangani” atau alasan lain yang sejenis setiap diwawancara mengenai suatu penyelesaian kasus. Gw tau menyelesaikan masalah memang nggak mudah, apalagi masalah yang melibatkan antarnegara. Masalah pribadi aja, gw akui, kadang masih suka “menggantung”. Tapi, ini kan menyangkut nyawa manusia, nyawa warga Indonesia sendiri. Kok rasanya pemerintah kurang pay attention ya terhadap nasib para TKI? Atau mungkin ini cuma perasaan gw aja? Maklum, gw kan nggak tau agenda apa aja yang diurus pemerintah. Semoga aja perasaan gw yang salah. 

Yuk kita beralih ke curcol, sorry ya ceritanya random~ 

Gw tau, mungkin ini terdengar konyol dan “nggak waras”. Entah kenapa waktu itu gw sempet mikir mau muter lagu Indonesia Raya di acara pernikahan gw nanti, hahaha. Oh iya, tentang pernikahan, gw rasa memang sekarang belum saatnya untuk terlalu memikirkan hal itu. Menikah itu butuh kedewasaan dan persiapan yang matang. Hmmm, I wonder why lately I’ve been thinking about it. Sekarang gw mau lebih fokus meraih cita, baru kemudian cinta. Pernah juga terlibat obrolan ringan sama temen-temen seputar nikah muda, dan akhirnya kita malah ketawa-ketiwi mikirin nanti siapa di antara kita yang nikah duluan, haha. Yah, jodoh mah udah diatur sama Allah, yang penting tetep usaha. Nggak tau kan kalo jodoh kita nanti datengnya cepet? :p 

Bicara SNMPTN. Yah, rasa sedih dan kecewa pastilah ada, namanya juga manusia. Tapi gw nggak mau larut dalam kekecewaan. Empat hari berjauhan dengan ortu gw *mereka lagi di sukabumi* cukup bisa jadi moment menata hati, sebelum akhirnya kami bertemu dan berbicara kenyataan. Baik gw maupun orang tua gw, pasti masing-masing punya uneg-uneg yang mau dikeluarin. Kalo dari gw pastilah permintaan maaf karena gw mengecewakan mereka, sedangkan kalo dari ortu gw *kira-kira* nasihat untuk tetep semangat dan jangan berfikir bahwa ini adalah akhir dari segalanya. Percayalah orang tuaku, aku menyayangimu. Aku akan terus berusaha untuk melakukan yang terbaik, semampuku. :) 

10:17 
Wow, time flies. Oke, lebih baik saya segera bersiap-siap. 
See ya! :D

0 comments:

Post a Comment