Cerita Aku dan Sang Dosen

Saturday, November 12, 2011

Seperti biasa, setiap hari Selasa jam 14.50 kelas kami mempunyai jadwal mata kuliah Pengantar Ilmu Kehidupan. Berhubung dosen tetap untuk matkul tersebut sempat tidak berada di tanah air selama beberapa waktu yang lalu, jadilah selama ini kami mendapat dosen yang berbeda *hampir* di setiap pertemuan. Namun mulai hari Selasa kemarin  sang dosen sudah mulai mengajar.

Saya dan banyak mahasiswa lainnya datang terlambat sekitar 15 menit di kelas tersebut karena ada miscommunication dengan Ketua Tingkat (kating) kelas kami mengenai jadwal kuliah. Saat itu sang dosen sudah mulai menjelaskan tentang Sistem Pertahanan Tubuh. Begitu masuk kelas, saya memilih duduk di baris paling depan agar bisa fokus menyimak penjelasan dosen.

Tunggu.

Menyimak? Saya rasa tidak.
Saya memang duduk di baris terdepan, melihat dosen dengan jelas dan mendengar suaranya dengan jelas pula, tetapi saya rasa saya hanya MENDENGAR, bukan MENYIMAK. Saya mendengar beliau bersuara, tapi saya tidak menangkap apa yang beliau katakan. Saya memang melihat slide materi kuliah dengan jelas pada layar di depan kelas, tapi pikiran saya tak terfokus ke sana. Entahlah. Selalu begitu. Permasalahan konsentrasi belajar yang saya rasakan sejak SMK sampai sekarang belum berhasil saya selesaikan. Beberapa kali saya menanyakan pada teman-teman dan senior saya mengenai bagaimana cara agar bisa konsentrasi di kelas. Jawaban mereka beragam, namun satu poin yang saya tangkap adalah keharusan adanya FOKUS. Saya jadi bertanya pada diri saya sendiri : kemana saja saya dan apa saja yang saya lakukan selama ini?

Anyway, di akhir kuliah, sang dosen sempat menyinggung tentang kehadiran mahasiswa. Beliau berkata, “Percuma saja datang ke kelas tapi pikiran kita ada di tempat lain…”. Beliau akhirnya memberi nasihat & motivasi kepada kami. Tiba-tiba terpikir oleh saya untuk bertanya kepada beliau mengenai permasalahan yang saya hadapi (berhubung beliau juga sedang membicarakan hal itu). Namun saya mengurungkan niat untuk bertanya saat itu. Saya punya alternatif lain : e-mail.

Besoknya saya mengirim e-mail ke dosen tersebut dan berharap e-mail saya mendapat tanggapan. Dua hari berlalu…. saya tak sempat mengecek inbox e-mail karena padatnya jadwal di kedua hari itu. Ketika hari Jum’at saya membuka e-mail, ternyata saya menemukan e-mail balasan dari sang dosen. Surprisingly, beliau membalas e-mail saya di hari yang sama saya mengirim e-mail. Isinya begini :

Walaikum salam Wr. Wb

Ada beberapa sebab sehingga seseorang tidak serius terhadap suatu masalah.
Pertama, dia tidak berkepentingan terhadap masalah tersebut. Dalam kasus
ini boleh jadi masalah tersebut sebenarnya penting bagi yang bersangkutan,
namun orang itu tidak tahu bahwa masalah itu penting. Akibatnya masalah
yang penting itu benar-benar berlalu begitu saja, dan orang itu akhirnya
benar-benar tertinggal. Kedua, yang menyebabkan seserang tidak bisa serius
(tidak bisa konsentrasi) adalah pengaruh luar yang dialami baik berupa
kesedihan maupun kebahagian yang tidak terkendali. Pada kasus ini
pengaruhnya tidak lama, tergantung intensitas masalah itu. Ketiga, adalah
faktor kejiwaan yang secara bawaan ada pada diri orang tersebut. Untuk
kasus ini orang tersebut harus terus berlatih melakukan yang terbaik,
karena ini menyangkut hawa nafsu yang terus menerus menipu. Untuk kasus
terakhir ini banyak-banyaklah mohon pertolongan kepada Allah agar
mendapatkan nafsu yang dirahmati.

Selanjutnya setiap mahasiswa harus sadar bahwa mereka datang ke kampus
karena amanat orang tua untuk belajar, dan janganlah menyia-nyiakan amanat itu. Orang tua, saudara, dan famili semua ingin melihat anda sukses, maka tetaplah berusaha yang terbaik karena tidak ada penyesalan diawal waktu, namun ketika semua telah berlalu. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita, amin.

Wassalam

What a very nice answer! I thank him for that =)
Saya sudah menemukan jalan keluar, tugas saya tinggal mengaplikasikan saran-saran dari mereka yang telah mau membantu saya. Jujur, saya juga terganggu dengan ke-ti-dak-fo-ku-san saya di kelas. Saya ingin berubah! Bismillahirrahmaanirrahiim. Allah, please help me….

Saya tak mau terus-terusan berkutat dengan masalah ini.
Cuma orang bodoh yang jatuh di lubang yang sama.

2 comments:

Viera said...

jiyeeeeeh, yg imel2-an sama dosen…kekekeke :)

Annisa Sekar Kasih said...

iya teteh viera, mendingan e-mail2an daripada smsan, hehe =)

Post a Comment