Life is like a box of
chocolates.
You never know what you're going
to get.
(Anonymous)
Kali ini saya akan berbagi cerita
perjalanan singkat saya di pusat Kabupaten Tulungagung pekan lalu. Sebenarnya
ini bukan hanya perjalanan singkat, tapi juga perjalanan spontan karena memang
saya sama sekali tak merencanakan berkunjung ke sana.
Jadi begini. Hari Jum'at (17/05/13)
sekitar pukul 14.00 saya dan empat orang teman berangkat ke rumah salah satu
teman kami di Tulungagung untuk menghadiri pernikahan kakaknya keeseokan hari.
Kami naik kereta ekonomi Penataran Dhoho dari Stasiun Malang, dengan tarif
Rp5500 sekali jalan. Setelah menempuh perjalanan 107 KM (ada informasi jaraknya
di stasiun), pukul 18.00 kami sampai di Stasiun Tulungagung. Rumah teman kami
tak begitu jauh dari sana, kurang dari 10 menit perjalanan naik becak.
Alhamdulillah ngerasain naik becak lagiiii, after all these time ^_^
Picture taken from http://rumahijaubelokiri.wordpress.com/2011/10/15/tulungagung-dan-blitar-2009/ |
Singkat cerita, sejak awal saya
memang sudah berencana untuk pulang lebih dulu pada hari Sabtu siang (18/5/13)
karena ada beberapa urusan di Malang. Teman-teman saya pun memaklumi, meski
sebenarnya agak "nggak rela", hahaha :p. Perjalanan pulang akan saya
tempuh sendirian. Tiket kereta ekonomi yang sama (yang sampai sekarang masih
saya simpan tiketnya :p) untuk pukul 14.43 sudah di tangan. Pukul 14.30 saya
diantar sampai depan stasiun Tulungagung oleh teman saya, kemudian ia pamit
kembali. Baru saja teman saya dan motornya menghilang dari pandangan, baru saja
saya memasuki stasiun dan duduk barang lima detik, tiba-tiba terdengar
pengumuman, "...Kereta Dhoho-Penataran tujuan Malang dan Surabaya yang
semestinya dijadwalkan tiba pukul 14.43 mengalami keterlambatan menjadi pukul
15.40...". Ah, sejujurnya saat itu saya bete sekali. Satu jam kan
bukan waktu yang sebentar untuk menunggu. Mau menelpon teman saya dan meminta
jemput kembali, rasanya kok akan merepotkan. Akhirnya muncul satu ide brilian
di pikiran : ngebolang di Tulungagung sendirian :D
*ada hikmah di balik peristiwa
Saya keluar dari stasiun sambil
menelpon salah satu senior yang aseli Tulungagung. Saya ceritakan bahwa
saya "terdampar", kemudian meminta clue tempat apa saja yang
sekiranya bisa saya jangkau dari sana. Alun-alun Tulungagung, jaraknya sekitar
500 meter (estimasi saya sendiri sih :p), jalan kaki lima belas menit.
Menyusuri Jl. Ahmad Yani (kalo nggak salah), sampai di pertigaan, saya melihat gedung Perpustakaan
Tulungagung dan semacam “hutan di tengah kota”. Ternyata itu Taman Kusuma Wicitra :)
Menikmati sejuknya udara daerah sekitar taman (mungkin karena habis turun hujan, soalnya *kata orang aseli sana* biasanya panas minta ampun), indahnya
pemandangan, ada burung-burung merpati juga, saya justru merasa seperti berada
di Taman Suropati, Menteng. Hanya saja, di TKW tersebut ada kolam
dengan tugu di tengahnya. Lebih keren kan? :D
Picture taken from http://blog.galihsatria.com/2008/11/03/tulungagung-alun-alun/ |
Picture taken from http://catatanpikirankholil.blogspot.com/2012/12/taman-kusuma-wicitra-di-tulungagung.html |
Picture taken from http://www.panoramio.com/photo/30343308 |
Picture taken from http://kokonat-tulungagung.blogspot.com/2011/03/taman-kusuma-wicitra.html |
Picture taken from http://mypariwisata.blogspot.com/2012/07/taman-kusuma-wicitra.html |
Sama seperti tatanan daerah pada
umumnya, di seberang alun-alun pasti terdapat masjid agung. Tepat ketika adzan
waktu Ashar berkumandang, saya pun mengunjungi masjid tersebut, namanya masjid
Al-Munawwar. Here’s the picture :
Picture taken from http://harisnurali.wordpress.com/2011/01/16/tulungagung-beda-sama-temanggung-2/ |
Setelah itu, sekalian arah
perjalanan balik ke stasiun, saya menyempatkan diri ke Perpustakaan
Tulungagung. Lumayan deh ”ngadem”
sebentar, baca-baca majalah sebentar~
Picture taken from http://danzberjaya.wordpress.com/category/ingandaya-kotaku-tulungagung/ |
Terus saya jalan kaki ke stasiun.
Niatnya sih pengen beli oleh-oleh dulu. Merogoh saku rok, ternyata uang yang
tersisa tinggal Rp4100. What?! Iya, EMPAT RIBU SERATUS RUPIAH, bukan EMPAT RATUS RIBU RUPIAH loh ya. Untung udah
pegang tiket pulang, ckck. Keterlaluan memang, bepergian jauh tanpa berbekal
cukup uang -_- Nggak terlihat tanda-tanda ATM terdekat dari sana pula, hahaha.
Saya meyakinkan diri bahwa persediaan air minum di tas cukup untuk tiga jam
perjalanan ke depan. Lalu di warung dekat stasiun saya beli cemilan. Totalnya
tiga ribu rupiah. Grrrrrrrr. Terpaksa saya minta tolong dijemput teman begitu
sampai di stasiun Malang, karena untuk naik angkot ke kosan butuh uang Rp2500.
#curhat
Kereta baru tiba pukul 16.10. Saya
sudah lelah sekali, ingin segera beristirahat. Kebetulan di sekitar kursi saya
belum ada penumpangnya. Haaaah. Tapi mata tak mau diajak terpejam. Melihat
pemandangan di luar, ternyata ada pelangi. Subhanallah. :)
Saya sampai di stasiun Malang
kira-kira pukul 19.15. Tiga jam perjalanan naik kereta itu sudah cukup
melelahkan lho. Suer. Tapi ya begitulah, perjalanan saya kali ini sangat
berkesan. Unpredictable. Lagi-lagi
menyadarkan saya bahwa seindah-indahnya rencana adalah rencana Allah Yang Maha
Kuasa ;)
Selanjutnya bakal ke mana yaaa? :D
Malang, 24 Mei 2013 16.24
Travelling alone by train. Sitting
next to window. Reading al-ma’tsurat. And seeing a rainbow outside the window.
What a wonderful Saturday afternoon
;)
*status FB saya ketika perjalanan
pulang, wkwkwk :P
NB :
*semua gambar pada postingan ini
adalah hasil browsing, tentunya dengan menyertakan link. Kamera HP saya tidak
bisa digunakan. Kasihan sekali memang. Pokoknya rugi kalo nggak
mendokumentasikan perjalanan! -_-
2 comments:
Hahaha kereen! Sang pengembara tidak akan pernah berhenti berjalan, karena destinasi akhir bukanlah sebuah tempat, melainkan sebuah ketakwaan. Semoga dalam waktu dekat bisa menjelajah juga nih ^^
Karena sejatinya hidup pun adalah sebuah rangkaian perjalanan. Maka kita tak punya alasan berhenti berjalan sebelum berakhirnya kehidupan ^_^
Ayo thur jalan-jalan. Kelamaan berkutat di Jakarta-Tangerang mah sumpek :P
Post a Comment