14 Okt 2013. 23:41.
Mata susah dipejamkan.
Beberapa hari terakhir ini gue galau berat. Bukan karena nggak terpilih
jadi peserta FIM 15. Bukan pula karena nggak jadi mendaki Semeru di moment
libur panjang Idul Adha ini. Tapi sungguh gue galau akibat rasa rindu yang
hebat pada keluarga di Tangerang sana.
Well, kemarin Rabu dipinjemin novel “Ibuk”
sama Nanda. Ah, novel itu sungguh menggalaukan.
Itu berisi kisah Ibunya Iwan Setyawan, penulis 9 Summers 10 Autumn dan
Statistikawan yg pernah jadi Manager di New York. Mostly menceritakan perjuangan
Ibuk dalam kesederhanaannya untuk
membesarkan lima orang anaknya. Udah gitu, dengan indahnya Pak Iwan berhasil
membahasakan kebersamaan dan kehangatan keluarga mereka. Argh, mendadak merasa
rindu sekali dengan saat-saat seperti itu. Dibangunin saat subuh, dibuatin
sarapan, ditanya “tadi gimana di
sekolah?”, momen kumpul bareng di rumah ketika hujan sedang turun, bantuin
mama masak, berebut channel TV sama aa n adek, bahkan sekadar moment ribut sama
mereka perkara dapet giliran bersihin rumah lantai atas atau bawah. Every
single thing. Pokoknya kalo lagi liburan gini gue selalu dilanda rindu yang
teramat sangat. Bisa jadi efek cemburu menyaksikan teman-teman yang pulang
kampung. -_-
Idul Adha. Moment di mana banyak umat muslim dari
berbagai penjuru dunia berkumpul di Arab Saudi untuk ibadah haji. Jeddah,
Mekkah, Madinah, Arafah, dan sekitarnya. Tahun 2010 lalu kita sekeluarga umroh bersama,
mengunjungi tempat-tempat itu. Memandangi foto-foto kita tetap tak mampu
menyembuhkan rindu.
Semoga saja kita bisa kembali lagi ke sana bersama, dan kelak berkumpul
di surga. Aamiin. :)
Ini lebaran Idul Adha ke-tiga tanpamu wahai keluarga tercinta.
Seandainya bisa, ingin sekali memaketkan diriku
ke Tangerang sana agar kita bisa berkumpul bersama :’)
0 comments:
Post a Comment