Bawaan Aktivis (?)

Thursday, May 29, 2014

Saya adalah mahasiswa angkatan '68; berangkat jam 6 pagi, pulang jam 8 malam (bahkan melebihi :p). Yap, dalam 14 jam itu saya bisa melakukan banyak sekali kegiatan di berbagai tempat. Selama di kampus saja saya nomaden, mulai dari Gedung FMIPA, gedung fakultas lain, gazebo kampus, Sekretariat DPM, Masjid Student Centre, kantin/kopma, perpustakaan pusat, ATM, bank, kantor pos, bahkan di pos satpam (tidaaak, saya tidak beralih profesi kok). Jarang sekali setelah urusan di kampus selesai saya langsung pulang. Sangat jarang. Seringnya masih ada hal-hal yang harus saya llakukan di luar; di kosan teman, di kampus lain, di tempat makan, bahkan di tempat yang tak bisa disebutkan #eaaa . Pokoknya waktu berlalu begitu cepat. Tiba-tiba udah malem aja. Tiba-tiba udah buka pintu kosan lagi aja, padahal rasanya baru beberapa menit yang lalu menguncinya *___*

Berhubung 14 jam bukan waktu yang sebentar, maka saya selalu memastikan bahwa kebutuhan saya -untuk selama waktu tersebut- ada dalam tas ransel hitam yang saya bawa. Berhubung (juga) saya orang yang baik dan senang menginspirasi *evillaugh*, maka saya bersedia membuka tabir apa saja yang menjadi "pemberat punggung" saya setiap hari :p. Tadaaaa...............

1. Laptop beserta Charger
Saya merasa mati gaya kalau ke kampus tanpa membawa laptop. Banyaaaak sekali yang bisa (dan harus) dilakukan dengan laptop di kampus, terlebih di kos saya nggak ada akses internet. Mengerjakan tugas, ngetik-ngetik, browsing-browsing, kirim email, HUMAS-Job, bahkan memantau kabar yang disana. Tak jarang laptop saya dibutuhkan oleh dosen ketika memberikan kuliah, ataupun oleh teman untuk sekadar mengcopy materi kuliah. Kalaupun pada akhirnya laptop ini nggak digunakan (tapi seringnya selalu digunakan), setidaknya saya sudah mengantisipasi "mati gaya" bila ada senggang waktu kuliah yang cukup lama, heuheu. Oh iya, saya pernah membawa laptop tapi lupa membawa charger (bikin nggak berkutik), dan pernah juga membawa chargernya saja tanpa membawa laptopnya. Bzzzzzz -_______________-

2. Binder & alat tulis lengkap
Bagi saya sangat memudahkan bila satu binder digunakan untuk catatan semua mata kuliah. Lebih efisien dan nggak ada istilah catatan hilang atau catatan tertinggal, hehe *emang dasar saya yang kurang begitu terorganisisr ya :p*. Di tas saya juga ada tempat pensil paket lengkap (berisi bolpen, pensil, isi pensil, penghapus, tip-ex, stabilo, kalkulator scientific, flash disk, spidol warna-warni, dan buku kecil catatan tugas, Saya juga menyiapkan kertas folio bergaris, kertas HVS, kertas A5, kertas buram, fotokopian tugas-tugas dan materi kuliah, dll dalam satu map plastik transparan. Pokoknya siap tempur tugas di kampus! :D

3. Mukena, Qur'an, dan Al-Ma'tsurat
Mukena? Untuk menghindari antrian mukena ketika waktu shalat di mushala kampus, sekalian bisa "menabung" pahala dari meminjamkan mukena ke teman-teman ^_^ juga untuk persiapan kalau saya sedang mobile ke suatu tempat yang tempat shalatnya nggak menyediakan mukena. Qur'an? Ini penting untuk menenangkan hati. Al-ma'tsurat? Penting untuk menghidupkan hati. Apa lagi? :)

4. Air putih
Saya orang yang banyak minum. Mama selalu membekali minum selama jaman saya sekolah. Pun ketika saya bepergian beliau selalu berpesan untuk membawa minum. Selain untuk memenuhi kebutuhan tubuh, juga untuk menghemat pengeluaran membeli minuman di luar, juga untuk kesempatan beramal ketika ada teman saya yang kehausan. Yak, mulai tanggal 19 Februari 2013 saya membuka lembaran baru dengan botol minum putih transparan merk Lock & Lock yang saya beli di Hyp**mart MATOS, setelah sebelumnya dengan yang lain :p

5. Charger HP
Saya ingat pesan salah satu senior saya ketika saya masih semester 1 dulu. "Aktivis itu harus selalu punya pulsa". Padahal saya waktu itu belum aktif di mana-mana kok, jadi nggak berefek sistemik banget kalo saya nggak punya pulsa :p. Sekarang redaksinya saya ubah jadi : "Aktivis itu harus  mudah dihubungi. Harus selalu punya pulsa. HPnya harus selalu nyala. Kalau nggak punya powerbank, bawalah charger HP ke manapun pergi". Hehe. Sebetulnya bukan cuma untuk aktivis aja sih. Kita semua baiknya juga seperti itu, stay connected wherever & whenever :). Siapa tahu ada kondisi darurat. Siapa tahu loh ya.

6. Notes kecil dan buku keuangan
Notes kecil itu penting untuk mencatat hal-hal apapun, macem hasil rapat, ide, informasi, kontak orang, atau sekadar coret-coret ketika iseng. Akhir-akhir ini saya pun rajin membawa buku tabungan (sebetulnya karena saya nggak tahu kapan saya bisa sempat ke bank, jadi menyiapkan saja -_-). Oh iya, jadi Bendahara DPM UB *ehem* juga menuntut saya menyimpan buku kwitansi dan nota di tas :D

7. Minyak kayu putih, pembalut, hand sanitizer, dan gunting kuku
 Benda-benda ini sengaja saya sediakan untuk kepentingan umum. Kalau nggak digunakan sendiri, setidaknya saya bisa memberi manfaat pada orang-orang yang kebetulan membutuhkan. Alhamdulillah selama ini juga biasanya saya jadi "pelarian", apalagi bagi teman wanita yang mendadak didatangi tamu bulanan :)
*ke depannya mungkin saya juga akan sedia tissue, haha


Yeah, selesai sudah bedah tas edisi kali ini. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Semangat beraktivitas sampai pulas tuntaaaaas :D


0 comments:

Post a Comment