Three Hours

Tuesday, March 10, 2015





Tetiba inget momen ini :”)
7 Juni 2014. A day after Mama’s birthday.

Waktu itu ceritanya gw bersama empat DPM UB lain akan menghadiri suatu acara FL2MI (Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia) tanggal 5—8 Juni 2014 di Bengkulu. Karena tanggal 6 Juni gw ada presentasi dua mata kuliah di kampus, sama sekali nggak bisa ditinggal, akhirnya kami memutuskan bahwa kami berlima berangkat terpisah. Teman-teman saya berangkat hari Kamis (5/6), sedangkan saya menyusul hari Sabtu (7/6). Sendirian. But it’s okay. Saya justru seneng berkesempatan melakukan perjalanan jauh sendirian ^_^

Hari Jum’at (6/6) saya benar-benar sibuk di kampus seharian. Saya ingat kalau hari itu adalah ultah Mama, tapi sengaja saya nggak menelepon atau mengirim SMS ke beliau. Biar mainstream, hehe. Lalu saya mengecek kembali jadwal keberangkatan pesawat saya untuk keesokan harinya ke Bengkulu. Tertulis di tiket :
06.00-07.45 : Lion Air SUB-CGK
14.10-15.20 : Garuda Indonesia CGK-BKS
Hmmmm. Ada waktu sekitar 6 jam saya transit di Bandara Soekarno-Hatta (CGK). Saya berpikir sejenak. Ide kreatif pun muncul. Terlintas di pikiran saya untuk singgah ke rumah, memberi kejutan pada Mama. Lagipula buat apa juga saya menghabiskan waktu selama itu di bandara, muehehe. Serasa perjalanan ke luar negeri aja transitnya 6 jam -_______- Akhirnya saya berkonspirasi, eh, berkomunikasi dengan Ayah. Saya ceritakan rencana saya itu dan saya minta beliau merahasiakan dari Mama. Intinya, saya minta tolong ke Ayah untuk menjemput saya besok jam 8 pagi di Bandara Soekarno-Hatta. Ayah pun siap. Sip!
Singkat cerita, saya berangkat ke Bandara Juanda hari Sabtu jam 2.40 dini hari naik travel dari Malang. Ini pertama kalinya saya melakukan penerbangan dari Bandara Juanda, sebelum-sebelumnya hanya mendarat saja. Pertama kalinya juga harus berangkat se-awal itu ke bandara, hahaha. Sepanjang perjalanan saya tidur pulas (bales dendam karena semalam saya tidur hanya 1 jam, itupun nggak nyenyak, terbawa perasaan takut kebabalasan tidur dan takut ketinggalan travel T.T). Begitu membuka mata, saya sudah disambut terang benderangnya lampu lobi Bandara Juanda. Jam  menunjukkan pukul 4.30. Suasana subuh seperti itu ternyata aktivitas di bandara tetap padat yah. Karena saya sedang berhalangan shalat, saya langsung menuju konter check-in. Ternyata antrian check-innya panjang *_______*
Lebih dari 30 menit saya berada di sana. Saya agak kecewa dengan pelayanannya. Seharusnya Lion Air menyediakan lebih banyak konter check-in, secara gitu maskapai ini punya beberapa jam keberangkatan di pagi hari yang berdekatan (6:00, 6:50, 7:15). Tapi ah sudahlah. Setelah check-in, saya bergegas ke ruang tunggu. Tak lama, kami para penumpang dipersilakan masuk ke pesawat. Alhamdulillah nggak delay, hehe. Oh iya, ini pertama kalinya saya naik Lion Air :D

Saya mendarat di Bandara Soetta jam 7.45, sesuai dengan jadwal. Ayah sudah menunggu di terminal kedatangan. Disambut dengan pelukan hangatnya, ah saya senang sekali bisa bertemu beliau lagi. Kami pun menuju rumah. Di pasar yang letaknya tinggal beberapa kilometer sebelum rumah, kami membeli kue tart untuk kejutan. Ayah bilang bahwa tadi beliau tak berpesan apa-apa pada Mama ketika pergi menjemput saya ke bandara. Mama sudah terbiasa dengan jadwal liqo pekanan Ayah setiap Sabtu pagi sehingga beliau tak menaruh kecurigaan apapun ketika tadi Ayah keluar. Okelah. Permainan yang cukup rapi :D

Kami sampai di rumah jam 9.00. Ayah masuk rumah terlebih dahulu, sedangkan saya menunggu di teras. Setelah Ayah memberi “kode”, saya pun masuk. Mama yang baru saja keluar kamar langsung terkejut mendapati keberadaan saya di ruang tamu. SURPRISEEEE!!!! Hehehe. Kami langsung berpelukan. Mama pun bertanya-tanya bagaimana saya bisa sampai di rumah. Saya ceritakan tentang tugas perjalanan saya ke Bengkulu dengan teman-teman DPM UB dan tentang penjemputan oleh Ayah barusan. Mama langsung berkata, “Hmmm, pasti udah sekongkol sama Ayah ya. Dasar...”. Saya tersenyum puas sambil melirik Ayah. Sangat puas. Kejutan saya berhasil :D

Kami sekeluarga berkumpul di ruang tamu. Saya, Mama, Ayah, Aa, dan Hade. Lengkap. Kue tart pun diletakkan di meja.  Ala-ala ulang tahun, pake lilin yang dinyalakan, hanya sebagai penghias. Take some pics, salah satunya yang saya posting ini. Kemudian kami mengobrol santai saja, menikmati waktu transit saya yang tersisa. Terutama saya, menikmati kehangatan keluarga yang sudah lama tak saya rasakan langsung.
Lalu saya ingat bahwa saya belum sarapan. Langsung lah saya memasak Mie Goreng, mumpung di rumah, mueheheheh. Entah kenapa salah satu kebiasaan baru yang saya lakukan di rumah yang justru muncul setelah saya merantau adalah membuat Mie Goreng dan menyeduh White Coffee. Feel like home banget :”) *ya kan emang lagi di rumah. Grrrrr*


Jam 12 saya bersiap-siap harus kembali lagi ke Bandara Soetta untuk penerbangan selanjutnya. Huaaaahhhh, rasanya kok nggak pengen ninggalin rumah. Tapi apa daya, ini perjalanan dinas, pake uang negara (?). Setelah Ayah menunaikan shalat Dzuhur, kami berangkat. Well, saya sangat bersyukur atas tiga jam yang yang begitu bermakna. Tiga jam yang tak terpikir sebelumnya, tapi ternyata indah rencana-Nya. Tiga jam penuh cinta bersama orang-orang tercinta. Tiga jam yang jadi “charger” semangat. Alhamdulillah.


Malang, 10 Maret 2015     22:54
~sedang merindu rumah, berharap dapet momen singgah "serupa"

0 comments:

Post a Comment