Hikmah

Friday, April 19, 2013


Seringkah merasa “Aku kan maunya begini, kok malah takdirnya begitu?”?

Allah memang baik. Mutlak.
Allah memberi apa yang kita butuhkan, bukan hanya apa yang kita inginkan :)


=========================================================================

Hanya ingin sedikit berbagi pengalaman pribadi seperti kejadian di atas. Semoga bisa diambil hikmahnya :)


Dulu ketika kelas dua SMP, saya sangat tak menyukai pelajaran Elektro. Saya bahkan sudah bertekad untuk tidak mempelajarinya di kemudian hari. Ternyata takdir berkata lain, saya malah “terjerumus” ke sekolah teknik. Dan cinta itu berhasil tumbuh ;)

Dulu saya ingin sekali bersekolah di salah satu SMA Negeri terbaik di kota saya. Anehnya, setelah diterima, saya malah memilih SMK Telkom Sandhy Putra Jakarta -_____-. Ternyata, apa yang saya cari justru saya temukan di SMK sana :)
*hanya saya yang tahu “apa” ;)

Dulu saya kagum dengan salah seorang kakak kelas saya yang akhwat (tetapi dulu saya belum mengerti istilah akhwat, ikhwan, ukhti, akhi, syuro, dll). Kagum dengan keshalihannya, kepribadiannya, kecerdasannya, dan gaya berjilbabnya (?). Sempat mencoba ingin menjadi seperti dirinya, tapi belum bisa *ciaaah*. Dan saat ini, saya *katanya* sudah menjadi akhwat.

Dulu sewaktu SMK saya ingin sekali mengikuti ekskul Tari Saman, tetapi jam latihan tari Saman selalu berbarengan dengan jam pelaksanaan Keputrian. Awalnya sih berniat datang Keputrian sebentar saja lalu segera ke tempat latihan, tetapi setiap kali menyimak acara Keputrian rasanya saya nggak mau beranjak. Akhirnya saya selalu rutin mengikutinya sampai selesai dan menemukan hidayah dari sana ^^
*eh tapi sampai sekarang saya masih suka lho ngelihat tari Saman

Dulu saya pernah menyukai seseorang *ehem*, dan Alhamdulillah orang tersebut malah menyukai teman saya. Memang “pahit” sih, kisah sinetron banget. Tetapi kalau rasa suka saya berbalas saat itu, mungkin akan menjadi ujian tersendiri bagi saya :P

Dulu saya pernah *tanpa sengaja dan tanpa bermaksud* menyalahgunakan amanah yang diberikan, kemudian Allah menegur saya perlahan dengan Kasih-Nya. Seiring berjalannya waktu, saya semakin belajar untuk berhati-hati dengan apa yang saya miliki.

Dulu saya pengen masuk UI, eh ternyata masuknya ke UB. Meleset satu huruf sih, hehe. Tapi ternyata, Subhanallah, perlahan saya menyadari makna keberadaan saya di UB ini :)

Dulu saya pengen kuliah Teknik Elektro, tetapi sayangnya Teknik Elektro tidak cukup pantas untuk mendapatkan mahasiswa seperti saya (?). Jadilah saya kuliah Statistika. Dan ternyata, Statistika banyak sekali manfaatnya. Jadi tertantang untuk menjadikannya kian bermanfaat. Sepertinya, menurut saya, Statistika lebih “aman” untuk wanita :)

Ketika UAS semester dua kemarin, pernah saya pulang ke kosan sudah menginjak malam hari dengan laptop yang baterainya habis. Saat belajar dan ingin menyalakan laptop, saya baru menyadari bahwa chargernya tertinggal di sekret BEM, grrrrrrrrr. Padahal materi untuk ujian besok pagi SEMUANYA ada di laptop. Lalu saya berhusnudzan bahwa itulah cara Allah menyuruh saya istirahat, dan akhirnya saya tidur :p

Pernah di suatu mata kuliah yang materinya belum saya pahami, tiba-tiba sang dosen menunjuk saya untuk mengerjakan soal di depan kelas. Sejujurnya saya bingung apa yang akan saya kerjakan. Namun saya harus tetap terlihat cool *halah guayyya*, dan akhirnya saya menjelaskan apa saja yang sekiranya bisa saya jelaskan (?). Sambil diperbaiki juga sama dosennya, hehe. Alhamdulillah jadi paham :)
*manusia terkadang harus dipaksa. The Power of Kepepet.

Pernah juga saya menyesali pertemuan dengan seseorang yang Allah takdirkan bertemu dengan saya (?), namun Allah selalu membimbing untuk mencari sisi positif yang bisa diteladani darinya. Dan memang benar, belajar bisa dari siapa saja :D

*dan ini sepertinya bukan pengalaman yang sedikit seperti yang kau bilang di atas -_______-


+  +  +


Cobalah temukan sejuta alasan untuk bersyukur dan mencari hikmah dari setiap peristiwa :)

Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
(Al-Baqarah : 269)

"Al-Hikmah adalah barang yang hilang dari orang mukmin, maka di mana saja ia dapati, dia adalah orang yang paling berhak terhadapnya"
(HR Imam at-Turmizi)
 
 
Malang, 19 April 2013   08:35

0 comments:

Post a Comment