Dini hari tadi, aku beberapa kali terjaga. Tidurku tak nyenyak
seperti biasa. Mimpi yang hadir pun berganti dan putus-nyambung, seolah tak rela aku menikmati indahnya dalam sekali
tidur.
Tapi hei, aku tersenyum. Kau muncul dalam episode mimpiku. Terlontar
satu atau dua cerita dari kita, seperti biasa. Aku jadi menyadari bahwa sudah
lama kita tak bertegur sapa, terpisah oleh jarak dan kesibukan yang berbeda.
Kau masih ingat kan kalau itu dulu moment kita?
Entah teori dari mana, aku punya keyakinan bahwa yang kita
impikan adalah sesuatu yang benar-benar kita inginkan atau justru sesuatu
yang benar-benar kita takutkan. Saking ingin atau takutnya,
sampai-sampai lisan tak sanggup mengucapkannya. Alhasil, alam bawah sadar yang
menyimpannya. Rapi.
(Mungkin) Aku begitu ingin kita kembali seperti biasa.
Berinteraksi dengan biasa. Bercanda dan tertawa bahagia. Bertukar cerita di sana.
Atau bisa jadi, mimpi ini isyarat kau di sana mengirim rindu.
Ah, mungkinkah?
Apapun itu, semoga Jum'at mubarak ini milik kita :)
Malang. Sebelum fajar menjelang.
0 comments:
Post a Comment